Sukses

KKHI Siagakan Tim Gerak Cepat Saat Puncak Haji di Armina

Khusus untuk Mina, kata Jerry, pos akan kembali terbagi menjadi dua, yaitu tim mobile dan tim tetap.

Liputan6.com, M Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Mekah menyiagakan Tim Gerak Cepat (TGC) untuk menangani kesehatan jemaah haji Indonesia selama menjalankan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Armina.

Koordinator TGC KKHI Daker Mekah, Jerry Nasaruddin, mengatakan TGC berjumlah 91 orang yang terdiri atas dokter dan perawat. Tim tersebut terbagi dua tim besar. Tim yang pertama akan berada di enam pos di Arafah dan tim yang kedua berada di Mina.

Khusus untuk Mina, kata Jerry, pos akan kembali terbagi menjadi dua, yaitu tim mobile dan tim tetap. Tim mobile akan berjalan sepanjang jamarat di dua jalur utama pelemparan jamrah, yaitu di pos Mina Jadid dan Maktab 29. Tiap pos tersebut akan dibekali dengan peralatan medis untuk pertolongan pertama.

"Jadi dua rute tadi diharapkan jaga seluruh jemaah, terutama kesehatan untuk meminimalisasi terjadinya gangguan kesehatan jemaah," kata Jerry di Mekah, Jumat (25/8/2017).

Dia menjelaskan, KKHI terus mengedukasi jemaah haji Indonesia menjelang persiapan puncak haji Armina. Caranya adalah dengan bekerja sama dengan tim preventif promotif (TPP) yang berada di masing-masing sektor, sosialisasi, dan edukasi kesehatan selama Armina pun diupayakan.

Jemaah diedukasi bagaimana menghindari potensi heat stroke dengan memaksimalkan payung, topi, kacamata, masker, dan rajin meminum air putih.

"Minimal 200 cc tiap satu jam tanpa menunggu rasa haus," tutur dia.

Sementara, Penanggung Jawab Safari Wukuf KKHI Daker Mekah, Andi Poernama Timoer, mengatakan hingga saat ini KKHI masih mendata berapa jemaah haji akan disafariwukufkan dan dibadalhajikan.

"Jumlahnya masih fluktuatif dan belum bisa dipastikan," sebut Andi.

Andi mengatakan, penetapan safari wukuf dari kloter dilaksanakan pada 29 Agustus. Sedangkan safari wukuf bagi jemaah yang berada di KKHI dan Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) penetapannya adalah 30–31 Agustus hingga menit terakhir.

Jemaah yang disafariwukufkan adalah jemaah dengan kategori penyakit sedang. Sementara bagi jemaah yang memiliki penyakit berat akan dibadalhajikan. Terkait dengan kriteria jemaah haji yang akan disafariwukufkan, antara lain misalnya adalah jemaah mengalami patah tulang.

"Ada beberapa jemaah lansia yang pernah jatuh dan patah tulangnya," ucap Andi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.