Sukses

Fahri Hamzah: Tidak Perlu Takut, Jokowi Tak Akan Dijegal KMP

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta kubu Jokowi-JK untuk santai saja, karena tak ada niat KMP di parlemen untuk menjatuhkan pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta - Koalisi Merah Putih (KMP) berhasil menguasai parlemen, dengan menduduki kursi pimpinan DPR dan MPR. Kendati demikian, kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) atau kubu pendukung pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Jokowi-JK diharapkan untuk tidak berpikir bahwa KMP akan menjegal pemerintahan.

"Jadi gini, kami mengajak agar Pak Jokowi-JK memandang sistem presidensialisme secara baik. Dalam presidensialiesme, normal satu kelompok kuasai eksekutif, maka kelompok lain kuasai legislatif. Sebab itu sistem kerja presidensialisme," kata Wasekjen PKS Fahri Hamzah di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2014).

Wakil Ketua DPR itu menegaskan, harus ada check and balances dalam suatu pemerintahan agar terjadi keseimbangan. Jadi, kondisi sekarang menurut Fahri tidak ada hubungan dengan isu kalau KMP di parlemen akan menjatuhkan pemerintah.

"Tidak perlu kawatir, sebab tidak ada yang akan dijegal atau di-impeachment. Menjatuhkan presiden itu susah, bahkan mekanismenya berbelit," tegas dia.

Menurut Fahri, untuk menjatuhkan seorang presiden terlebih dahulu harus menggunakan angket dulu, apakah layak atau tidak. Kemudian angket harus menemukan kasus yang membelit presiden dengan 12 kategori.

"Apakah layak di-impeachment? Setelah itu muncul hak menyatakan pendapat, diajukan ke MK, lalu di sana pemerintah ada pembelaan, di MK toh kalau bersalah ke sidang istimewa lagi," tegas Fahri.

Artinya, masih kata Fahri, pemerintahan Jokowi-JK santai saja dan jangan merasa khawatir karena parlemen dikuasai kubu pengusung pasangan Prabowo-Hatta.

"(Jokowi) Susun saja kabinet yang rasional. Lalu nanti parlemen, legislatif mengawasi, fungsi eksekutif penuh di pemerintah, bahkan pemerintah bisa ajukan wewenang legislatif, seperti ajukan undang-undang, Perppu," tandas Fahri. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini