Sukses

Panglima TNI: Silakan ke Gedung MK, Asal Jangan Bentrok

Sekitar 23.000 personel TNI sudah disiagakan tidak hanya di Jakarta tapi juga diseluruh wilayah Indonesia dengan status BKO Polri.

Liputan6.com, Bogor - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mempersilakan pendukung kedua kubu pasangan capres-cawapres untuk datang ke sidang putusan sengketa Pilpres 2014 Mahkamah Konstitusi (MK) pada Kamis 21 Agustus mendatang.

"Bagi kami silakan pengerahan ke MK, asal tidak melakukan hal-hal yang kurang baik," kata Moeldoko kepada Liputan6.com pada pembukaan Latihan Bersama TNI dengan GPOI Capatone Exercise Garuda Chanti Dharma di PMPP TNI Sentul, Kebupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/8/2014).

Panglima menilai, pengerahan massa dari pendukung pasangan capres itu hal yang wajar, karena sidang ini sebuah proses yang penting bagi kedua pihak. "Jangan juga bentrok antara kedua kelompok tersebut, karena nanti akan panjang ceritanya. Untuk itu kita selalu mengikuti perkembangan," ujarnya.

Moeldoko mengaku sudah berkoordinasi dengan Mabes Polri terkait pengamanan jalannya sidang Kamis lusa. Sekitar 23.000 personel TNI sudah disiagakan tidak hanya di Jakarta tapi juga diseluruh wilayah Indonesia.

"Ya kita masih pada status Siaga I ini tidak hanya di Jakarta, namun juga di seluruh wilayah Indonesia. Prajurit-prajurit saya pada posisi siaga," tegasnya.

Menurutnya, TNI sudah berkoordinasi dengan Mabes Polri terkait kekuatan yang akan diturunkan. "Kemudian juga bagaimana mengantisipasi tindakan-tindakan yang lebih spesifik di lapangan agar semua berjalan dengan tepat dan tidak menyalahi prosedur," paparnya.

Selain itu, lanjut Moeldoko, TNI menurunkan 23.000 prajurit TNI dalam status bawah kendali operasi (BKO) Mabes Polri. "Belum ada perubahan jumlah yang akan diturunkan" imbuhnya.

Namun demikian TNI juga memiliki pasukan-pasukan yang siap digerakkan, baik pasukan siaga maupun terpusat. "Kemarin sudah saya apelkan dari Kopassus, Marinir, Kopaskhas, dan Kostrad. Semua siap untuk digerakkan," tutup Panglima. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini