Sukses

Pengamat Sulit Prediksi Siapa Pemenang Pilpres

"Tidak ada satu kesimpulan untuk 9 Juli". Baik Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK sama-sama memiliki peluang untuk menangi Pilpre 9 Juli.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang pemilihan presiden (Pilpres) 9 Juli, elektabilitas kedua pasangan kandidat capres dan cawapres baik Prabowo Subianto-Hatta Rajasa maupun Joko Widodo-Jusuf Kalla saling kejar mengejar. Hal itu membuat sejumlah pengamat dan pakar politik, tidak dapat memprediksi siapa yang akan memenangkan pilpres nanti.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengaku, masih sangat sulit menentukan siapa pemenang Pilpres 2014. Menurut Qodari, berdasarkan survei yang dilakukan Indo Barometer pada 16-22 Juni lalu, selisih Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK sekitar 3,4 persen.

"Tidak ada satu kesimpulan untuk 9 Juli," kata Qodari dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/7/2014).

Qodari menambahkan, baik Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK sama-sama memiliki peluang untuk menang pada pilpres asal dapat memanfaatkan situasi yang ada. Jokowi-JK bisa menang apabila dapat menahan suara dan suara yang belum memutuskan pilihan terdistribusi normal.

"Prabowo-Hatta juga bisa menang, apabila tren kenaikan mereka terus berlanjut dan penurunan suara Jokowi-JK juga berlanjut," tambah Qodari.

Hal senada disampaikan Direktur PolcoMM Institute, Heri Budianto. Lembaganya masih sulit menentukan siapa yang menjadi pemenang dalam pilpres karena belum ada yang signifikan.

"Karena pergerakan para pemilih sangat dinamis," ucap Heri.

Dalam survei yang dirilis Political Communication Institute (PolcoMM) pada Kamis 3 Juli,  elektabilitas Prabowo-Hatta 46,8 persen dan Jokowi-JK sebesar 45,3 persen.

Sementara Direktur Indo Barometer M Qodari menjelaskan, dalam rilis 29 Juni, pasangan Prabowo-Hatta pada Mei 2014 mendapat dukungan 36,5%. Lalu pada Juni 2014 naik sekitar 6,1% menjadi 42,6%.

Sementara itu, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla mengalami penurunan dukungan. Jika pada Mei mereka mendapat dukungan 49,9%, pada bulan Juni menjadi 46,0%. (Mvi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.