Sukses

Jusuf Kalla: Video Dhani Tidak Kreatif dan Langgar Hak Paten

Selain tidak kreatif dan melanggar hak peten, JK menilai Ahmad Dhani tidak etis karena menggunakan lagu milik band Queen.

Liputan6.com, Jakarta - Lagu adaptasi karya Queen 'We Will Rock You' yang digunakan Ahmad Dhani untuk membuat video klip kampanye, untuk pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menuai kontroversi. Lagu tersebut digunakan tanpa seizin pihak band Queen.

Terkait hal itu, cawapres Jusuf Kalla buka suara. Menurut pasangan capres Joko Widodo itu, penggunaan video tersebut tidak kreatif, sekaligus melanggar undang-undang hak paten. Sebab, tak ada izin langsung dari Queen.

"Itu bukan saja tidak kreatif, itu melangar undang-undang hak paten. Itu kan hak cipta," kata pria yang akrab disapa JK itu di gedung KPK, Jakarta, Kamis (26/6/2014).

"Itu tidak etis," sambung JK.

Musisi Ahmad Dhani membuat video klip musik untuk kampanye pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Lirik lagu dalam video klip yang dibuat itu diadaptasi dari lagu 'We Will Rock You' milik band legendaris dunia, Queen.

Belakangan video klip itu menuai kontroversi, lantaran lagu tersebut digunakan tanpa izin dari pihak Queen. Tak cuma itu, kostum yang digunakan Dhani juga menimbulkan kontroversi dan mendapat sorotan media internasional.

Media Jerman Der Spiegel dalam laporannya menulis, jaket yang dikenakan Bos Republik Cinta dalam video itu mirip seragam Komandan Satuan Elite Nazi Schutzstaffel SS bernama Heinrich Luitpold Himmler. Heinrich Himmler merupakan orang kepercayaan pemimpin Nazi, Adolf Hitler.

"Dhani memakai lencana pada kerah dan lencana merah pada bagian saku kanan yang sama (dengan seragam Himmler)," tulis Der Spiegel, Selasa 24 Juni 2014.

Selain itu, majalah asing tersebut juga menyinggung soal adanya kafe bertema Nazi di Bandung. Dituliskan bahwa, pelayan kafe tersebut memakai seragam Nazi saat melayani pengunjung.

Dalam artikelnya itu, Der Spiegel juga menulis nama Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) yang tengah bertarung untuk memperebutkan kursi Presiden RI.

"Lebih dari 185 juta orang Indonesia akan memilih pada tanggal 9 Juli. Ada 2 kandidat presiden, yakni Gubernur (non-aktif) Ibukota Jakarta Joko Widodo dan mantan Jenderal Prabowo Subianto," tulis Der Spiegel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.