Sukses

Anggota Wantim Golkar: Kekuatan JK Masih Besar

Anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar Fahmi Idris yakin, suara Golkar di daerah akan mengarah kepada pasangan Jokowi-JK.

Liputan6.com, Jakarta Anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar Fahmi Idris mengatakan, cawapres Jusuf Kalla (JK) masih memiliki kekuatan. Sebagai mantan Ketua Umum Partai Golkar, sosok JK dinilai sangat mungkin dapat menarik suara Golkar ke pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) pada Pilpres 9 Juli mendatang.

"Saya yakin masih besar kekuatannya (JK)," kata Fahmi sebelum pertemuan tertutup Keluarga Besar Eksponen Ormas Karya Kekaryaan (Tri Karya) di Hotel JW Marriot, Jakarta, Rabu (21/5/2014).

Mantan Menteri Perindustrian ini mengatakan, jika melihat hasil survei dari beberapa lembaga survei, elektabilitas Jokowi masih tinggi mengungguli pesaingnya, capres Partai Gerindra Prabowo Subianto. Bahkan, nama JK juga masuk perhitungan.

"Jokowi tetap tinggi. Itu sebelum JK masuk. Kalau JK sudah ada, saya yakin akan lebih tinggi lagi," kata Fahmi.

Fahmi yakin, suara Golkar di daerah akan mengarah kepada pasangan Jokowi-JK. Kendati, dia belum bisa memastikan pemetaan dalam presentase suara dukungan partainya kepada Jokowi-JK. "Hampir seluruh Indonesia. Tapi saya yakin makin lama makin membesar ke Jokowi-JK," ujarnya.

Mundur dari Golkar

Terkait dukungannya kepada pasangan Jokowi-JK, Fahmi siap mundur dari jabatannya di Golkar. "Saya akan mundur. Kalau saya jelas mendukung Jokowi-JK. Jadi memang lebih baik saya mundur dari Anggota Wantim," tegas Fahmi.

Fahmi mengaku, telah menyampaikan rencana mundurnya itu kepada Ical. Termasuk soal dukungannya kepada Jokowi-JK. "Saya sudah telepon Ical lalu saya sudah bicara bahwa saya akan memilih Jokowi-JK," kata Fahmi.

Menjelang Pilres, terjadi 2 visi di tubuh Golkar. Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie atau Ical menyatakan dukungan partainya kepada pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Radjasa. Namun di satu sisi mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla (JK) digaet menjadi cawapres pendamping capres Joko Widodo (Jokowi) dari PDIP.

Belakangan, kader atau pengurus DPP Golkar yang menyatakan dukungan kepada Jokowi-JK terancam dikenakan sanksi berat. Seperti yang diutarakan Ketua DPP Partai Golkar Mahyudin, bahwa partainya akan menjatuhkan sanksi berupa pemecatan kepada kader atau pengurus yang mendukung Jokowi-JK pada Pilpres 2014.

Menurut Mahyudin, semua kader dan pengurus Golkar harus tunduk kepada keputusan Ical sebagai Ketua Umum Golkar yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta. "Dalam organisasi itu ada aturan dan semua harus tunduk," kata Mahyudin belum lama ini.

Berdasarkan keputusan Rapimnas Golkar ke-VI yang lalu, Mahyudin menambahkan, partainya sudah mengeluarkan instruksi agar seluruh kader dan pengurus turut mensukseskan pasangan Prabowo-Hatta yang dipilih dan didukung Ical sebagai mandataris Rapimnas.

Bagi kader yang tak mendukung akan diberikan sanksi sesuai derajat kesalahan yang dilakukan. "Kalau dia pengurus harus melepas atribut partai dan menanggalkan jabatan," ujar Mahyudin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini