Sukses

Alasan PKB Tolak Koalisi dengan Partai Islam Lain

Ketua DPP PKB Marwan Jafar mengatakan, PKB lebih cenderung koalisi dengan partai berbasis nasioalis.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Pilpres 9 Juli mendatang, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) gencar melakukan penjajakan ke sejumlah partai sebagai mitra koalisi. Namun, partai besutan Muhaimin Iskandar ini lebih tertarik berkoalisi dengan partai nasionalis.

"PKB lebih cenderung koalisi dengan partai berbasis nasioalis. Realitas politik saat ini, supaya tidak ada dusta di antara partai-partai berbasis Islam. Cenderung koalisi dengan partai berbasis nasionalis," ujar Ketua DPP PKB Marwan Jafar, Jumat (18/4/2014).

Menurut Marwan, belum adanya figur yang pantas disandingkan sebagai capres dan cawapres dari partai Islam, menjadi alasan kenapa PKB lebih memilih berkoalisi dengan partai nasionalis.

"Alasannya, belum ada figur yang mampu dan mau menjadi kandidat capres atau cawapres dalam kerangka partai-partai berbasis Islam. Kalau toh mau, belum tentu mampu. Kondisinya sangat dilematis," kata Marwan.

Alasan berikutnya, Marwan menyebutkan tokoh Islam masih kalah pamor dibandingkan dengan tokoh nasionalis. Dengan waktu yang semakin mendekati Pilpres, sepertinya sangat sulit membentuk elektabilitas mumpuni dari para tokoh Islam.

"Belum ada tokoh-tokoh Islam yang punya elektabilitas dan popularitas tinggi dan bisa bersaing dengan tokoh-tokoh partai nasionalis. Sementa waktu untuk mendongkrat popularitas dan elektabilitas sangat mepet," katanya.

Terkait partai nasionalis incaran PKB, Ketua Fraksi PKB DPR RI itu enggan berkomentar. Menurutnya, semua masih dalam tahap pengkajian. "Segala kemungkinan politik sedang kami kaji secara mendalam dan komprehensif."

Hingga saat ini baru PDIP yang telah menggadeng partai Nasdem sebagai mitra koalisi. Sementara partai yang memperoleh suara Pileg 2014 tertinggi lainnya seperti Golkar dan Gerindra saat ini masih proses penjajakan. (Elin Yunita Kristanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini