Sukses

Suryadharma Awalnya Akan Dicapreskan untuk Koalisi Poros Tengah?

Dalam Mukernas PPP, seluruh kader PPP sepakat menjadikan Suryadhama sebagai satu-satunya capres.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kisruh yang melanda Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai berlambang Ka'bah tersebut masih tertarik dengan muculnya wacana koalisi poros tengah.

Ketua DPP PPP Rusli Effendy mengakui wacana poros tengah jilid II -- yang diwacanakan para tokoh partai Islam -- sempat menjadi pembahasan di internal partainya. Bahkan, sebagian kader PPP mengingkan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali maju sebagai capres dalam koalisi poros tengah itu.

"Capres itu bisa diputuskan lewat musyawarah, bukan perolehan suara tertinggi di koalisi, jadi tak masalah. Kita tentunya, berdasarkan hasil Mukernas mendorong ketua umum maju sebagai calon presiden," ujar Rusli saat ditemui di kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat,‎ kamis, (17/4/2014).

‎Menurut Rusli, meski perolehan suara PPP berdasarkan quick count atau hitung cepat masih di bawah partai berbasis Islam lainnya -- seperti PKS, PKB dan PAN -- namun sebagai partai Islam ter‎tua di Indonesia, PPP layak dan mampu memimpin koalisi poros tengah itu.

Dalam Mukernas PPP, ungkap Rusli, seluruh kader PPP sepakat menjadikan Suryadhama sebagai satu-satunya capres. Namun, di tengah konstelasi politik 2014, Suryadharma justru mendatangi acara kampanye akbar Partai Gerindra.

Tak hanya datang, menteri agama itu bahkan ikut berorasi mendukung pencapresan Partai Gerindra. Pria yang telah dicapreskan PPP itu bahkan secara terang-terangan memuji Prabowo sebagai capres terbaik di Indonesia.

"Itu yang membuat sebagian pimpinan di wilayah kecewa, ‎makanya kemarin 26 DPW ingin menanyakan alasan kedatangan ketua umum ke sana," jelas Rusli.

Rusli berharap, untuk menjaga keutuhan partai, Suryadharma segera menjelaskan perihal kedatangannya dalam acara kampanye partai berlambang kepala burung garuda itu. "Tidak ada itu namanya pemakzulan, kudeta. Yang diminta itu hanya penjelasan dari ketua umum, setelah itu selesai."

"Jadi tidak ada ribut-ribut, ini kan hanya selisih pendapat saja," tandas Rusli.

Konflik ditubuh PPP memanas ketika 26 Ketua DPW berkumpul di Sentul, Bogor, Jawa Barat sepekan yang lalu. Mereka membuat mosi tidak percaya kepada Ketua Umum Suryadharma Ali (SDA) lantaran dianggap menyalahi aturan partai terkait kehadiran dan orasinya pada kampanye Partai Gerindra 23 Maret 2014.

Mereka menuntut pengurus DPP untuk segera menggelar rapat pleno guna membahas perilaku SDA tadi. Namun DPP malah menanggapi tuntutan itu dengan memecat sejumlah kader yang dianggap berusaha melakukan pemakzulan terhadap SDA.

Melalui SK yang ditandatangani Ketum DPP PPP Suryadharma Ali dan Wasekjen DPP PPP Syaifullah Tamliha tertanggal 16 April 2014 itu, DPP memberhentikan Wakil Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa dan 4 Ketua DPW, yakni Ketua DPW PPP Jawa Barat Rahmat Yasin, Ketua DPW PPP Sumatera Utara Fadli Nursal, Ketua DPW Jawa Timur Musyafa' Noer, dan Ketua DPW PPP Sulawesi Selatan Amir Uskara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini