Sukses

Tumaninah Artinya Sikap Tenang dalam Sholat, Begini Melakukannya

Tumaninah artinya tenang, diam, dan tidak terburu-buru dalam melakukan sholat.

Liputan6.com, Jakarta - Apa arti tumaninah? Tumaninah artinya sikap tenang dalam melakukan gerakan sholat. Secara bahasa, tumaninah artinya ketenangan yang berasal dari bahasa Arab “thuma’ninah.”

Dalam jurnal penelitian berjudul Konsep Tuma'ninah dalam Shalat Perspektif Imam Malik dan Abu Hanifah oleh Nurhadi dan Zulkifli, tumaninah artinya sikap diam sebentar khususnya pada gerakan rukuk, sujud, I’tidal, dan duduk di antara dua sujud dengan tasbih.

Muslim yang ingin memelihara sholat dan kekhusyukan, harus melakukan setiap gerakan sholat dengan tumaninah. Tumaninah artinya tenang, diam, dan tidak terburu-buru dalam melakukan sholat.

Agar lebih memahami, berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang tumaninah artinya sikap tenang dan cara melakukannya, Rabu (7/12/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tumaninah Artinya Sikap Tenang dalam Sholat

Secara bahasa, tumaninah artinya ketenangan yang berasal dari bahasa Arab “thuma’ninah.” Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, menjelaskan tumaninah artinya sikap tenang untuk menciptakan kekhusyukan dalam sholat.

Tumaninah artinya dalam sholat dilakukan dengan diam sebentar yang mendefinisikan sebuah ketenangan. Ulama dari mazhab Hanafi dan Maliki mengategorikan tumaninah dalam sholat sebagai sunnah dan keafdalan.

Tumaninah artinya sama dengan tertib dan khusyuk dalam sholat. Tidak hanya di bagian gerakan sholat, tetapi seseorang harus bisa membaca bacaan sholat dengan benar agar tumaninah terpelihara.

Dalam jurnal penelitian berjudul Konsep Tuma'ninah dalam Shalat Perspektif Imam Malik dan Abu Hanifah oleh Nurhadi dan Zulkifli, tumaninah artinya sikap diam sebentar khususnya pada gerakan rukuk, sujud, I’tidal, dan duduk di antara dua sujud dengan tasbih.

Tumaninah artinya bagian dari rukun dalam sholat. Hal ini ditegaskan dalam kitab al-Fiqhu al-Malikiy oleh mazhab Maliki, tumaninah adalah “amru lil wujud” yang berarti masuk ke dalam rukun sholat.

Kemenag Jabar menjelaskan pula, ada ulama yang menjabarkan tumaninah artinya tenang (berhenti dan tidak bergerak) setelah bergerak dan semua angota badan sudah diam pada tempatnya, kira-kira lamanya seukuran membaca “Subhanallah.”

Dicontohkan sikap tumaninah artinya tenang atau diam, sebagaimana ketika melakukan ruku. Setelah melakukan ruku dengan sempurna sesuai aturan dalam sholat yaitu sudah sama rata antara kepala dan punggung, membentuk sudut 90 derajat dengan kaki, maka dianjurkan tenang sejenak untuk melakukan tuma’ninah.

“Rasulullah SAW masuk ke masjid, kemudian ada seorang laki-laki masuk Masjid lalu sholat. Kemudian mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau menjawab dan berkata kepadanya, ‘Kembalilah dan ulangi sholatmu karena kamu belum sholat!’ Maka orang itu mengulangi sholatnya seperti yang dilakukannya pertama tadi."

Lalu datang menghadap kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan memberi salam. Namun Beliau kembali berkata:

"Kembalilah dan ulangi sholatmu karena kamu belum sholat!’ Beliau memerintahkan orang ini sampai tiga kali hingga akhirnya laki-laki tersebut berkata, ‘Demi Dzat yang mengutus anda dengan hak, aku tidak bisa melakukan yang lebih baik dari itu. Maka ajarkkanlah aku!"

Beliau lantas berkata:

"Jika kamu berdiri untuk sholat maka mulailah dengan takbir, lalu bacalah apa yang mudah buatmu dari Al-Qur’an kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan thuma’ninah (tenang), lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, lalu sujudlah sampai hingga benar-benar thuma’ninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk hingga benar-benar duduk dengan thuma’ninah. Maka lakukanlah dengan cara seperti itu dalam seluruh shalat (rakaat).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tumaninah artinya sesuai dengan yang dipaparkan dan dicontohkan, mengarah pada pemahaman gerakan sholat harus dilakukan dengan tenang dan tidak ada istilah cepat dalam menegakkan sholat.

3 dari 3 halaman

Tata Cara Sholat Lima Waktu dan Bacaannya

Ini penjelasan tata cara sholat lima waktu dan bacaannya yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:

1. Berdiri Tegak

Tata cara sholat 5 waktu pertama, kedua belah tangan diturunkan ke samping, mata merunduk ke bawah ke arah tempat sujud dengan membulatkan niat sholat semata-mata karena Allah.

2. Membaca Niat Sholat 5 Waktu

Tata cara sholat 5 waktu kedua, membaca bacaan niat sholat 5 waktu sesuai dengan waktunya seperti yang sudah dijelaskan pada penjelasan di atas.

3. Takbir

Tata cara sholat 5 waktu ketiga, mengangkat kedua belah tangan hingga telinga sambil membaca:

اللَّهُ أَكْبَرُ

 Allahu Akbar.

4. Bersedekap

Tata cara sholat 5 waktu keempat, posisi tangan kanan di atas tangan kiri. Kemudian membaca doa Iftitah:

للهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Allaahu akbaru kabiira walhamdulilaahi katsiro, wa Subhaanallaahi Bukratawn wa'ashiila, innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wamaa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil 'aalamiina.

5. Membaca Surat al-Fatihah

Tata cara sholat 5 waktu kelima, mulai membaca surat al-Fatihah dan sebisa mungkin menghayatinya agar bisa sholat lebih kusyuk.

Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin. Arrahmaanirrahiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaakana' budu waiyyakanasta 'iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an 'amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaaliin.

6. Membaca Surat Pendek dalam Al-Qur’an

Tata cara sholat 5 waktu keenam, membaca salah satu surat pendek dalam Al-Qur’an. Misalnya membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan lainnya.

7. Membaca Allahu Akbar Sambil Mengangkat Tangan, Lalu Ruku'

Tata cara sholat 5 waktu ketujuh membaca:

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ

Subhaana rabbiyal 'adziimi wabihamdih. (3x)

8. Berdiri Sambil Mengangkat Tangan

Tata cara sholat 5 waktu kedelapan membaca:

سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Sami 'allaahu liman hamidah.

Lanjutkan tata cara sholat 5 waktu bagian ini dengan membaca doa i'tidal:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَىْءٍ بَعْدُ

Robbanaa lakal hamdu mil us samawaati wamil ul ardhi wamil u maa syi'ta min syain ba'du.

9. Sujud Pertama

Tata cara sholat 5 waktu kesembilan, bersujud kemudian membaca doa sujud:

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Subhaana rabbiyal a'laa wa bihamdih (3x)

10. Duduk di Antara Dua Sujud

Tata cara sholat 5 waktu kesepuluh, melipat kaki kiri dan mengembangkannya lalu pajtat duduk di atasnya, serta menegakkan telapak kaki kanan sambil menghadapkan jari-jarinya ke arah kiblat.

Kemudian tu'maninah dan membaca doa:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافَنِي وَاعْفُ عَنِّي

Rabbighfirlii warhamnii wajburnii  warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafiini wa'fu 'annii.

11. Sujud Kedua

Tata cara sholat 5 waktu kesebelas bagian sujud kedua membaca doa sama dengan sujud pertama.

12. Berdiri untuk Rakaat Kedua atau Selanjutnya

Tata cara sholat 5 waktu kedua belas, sama seperti rakaat pertama sampai sujud, tetapi tidak membaca doa Iftitah.

13. Tasyahud Awal

Tata cara sholat 5 waktu ketiga belas, sikap duduk pada tahiyyat pertama sama dengan sikap duduk di antara dua sujud. Lalu membaca doa:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ

At-tahiyyaatul-mubaarakaatuh shalawaatuth-thayyibaatulillaah. As-salaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullahi wabarakaatuh, as-salaamu 'alainaa wa'alaa 'ibaadillahish-shaalihiin. Asyhadu alaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Allshumma shalli alaa sayyidinaa Muhammad.

14. Tasyahud Akhir

Tata cara sholat 5 waktu keempat belas, permulaannya sama dengan tasyahud, hanya ditambah sholawat kepada Nabi Ibrahim:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad. Kamaa shalaita 'alaa Ibraahim wa 'alaa aali Ibrahiim. Wa baarik 'alaa Muhammad wa' alaa aali Muhammad. Kamaa barakta 'alaa Ibrahiim wa 'alaa aali Ibraahiim. Fii 'aalamiina, innaka hamiidum majiid.

15. Salam

Tata cara sholat 5 waktu kelima belas, menoleh ke kanan dan ke kiri sambil membaca:

السَّلاَمُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ

Assalamu 'alaikum wa rahmatullaah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.