Sukses

Penyebab Trypophobia, Gejala dan Faktor Risiko yang Perlu Diwaspadai

Penyebab trypophobia yang perlu diketahui serta dilakukan penanganan yang tepat.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab Trypophobia biasanya terjadi akibat naluri atau insting alami manusia yang secara alamiah akan melindungi diri dari berbagai hal memang dirasa berbahaya. Melansir dari laman Healthline, trypophobia mengacu pada rasa takut atau jijik yang kuat terhadap lubang yang rapat. Diketahui bahwa penyakit ini pertama kali diperkenalkan di forum web pada tahun 2005, serta menggabungkan kata Yunani "trypa" (meninju atau mengebor lubang) dan "fobia" (takut atau enggan).

Orang yang memiliki fobia ini biasanya mudah untuk terserang rasa mual, jijik, serta mengalami ertekan ketika melihat permukaan yang memiliki lubang kecil berkumpul berdekatan atau mengelompok menjadi suatu pola. Bahkan para ahli belum secara resmi mengakui trypophobia sebagai fobia yang cukup spesifik. Salah satu penyebab trypophobia muncul karena orang mudah merasa enggan terhadap lubang yang rapat.

Studi yang mengeksplorasi penyebab trypophobia juga cukup terbatas, dan penelitian yang ada belum mencapai kesimpulan apakah akan menganggap trypophobia sebagai kondisi kesehatan mental yang unik. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda memahami gejala, serta faktor risiko yang terjadi akibat penyakit ini.

Berikut ini penyebab trypophobia yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (27/9/2022). 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mengenal Trypophobia

Trypophobia merupakan kondisi kesehatan mental di mana seseorang mengalami ketakutan atau keengganan terhadap kumpulan lubang kecil. Istilah "trypophobia" merupak bahasa Yunani untuk rasa takut akan lubang, serta memiliki gambaran terhadap perasaan yang tidak menyenangkan yang mungkin dialami seseorang ketika mereka melihat sekelompok lubang atau pola berulang yang serupa.

Saat melihat pola-pola ini, maka dapat menyebabkan gejala seperti ketakutan, jijik, dan kecemasan. Melansir dari sumber yang sama, Bahkan sampai saat ini, American Psychiatric Association's Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi ke-5, revisi teks (DSM-5-TR) tidak mengakui jika trypophobia sebagai fobia. Hal ini juga berujung perdebatan bahwa itu fobia atau memang perasaan jijik yang timbul ketika melihat kumpulan lubang yang terdapat pada tubuh.

Perlu diketahui bahwa trypophobia mengacu pada ketakutan atau penolakan terhadap pola lubang, sehingga orang dengan trypophobia sering menemukan bahwa gambar spesifik dari kelompok lubang kecil yang tidak beraturan memicu gejala mereka, salah satu contohnya seperti: 

- Spons dan gelembung sabun

- Karang dan spons laut

- Sarang madu juga kondensasi air

- Sarang lebah serta polong biji

- Buah stroberi juga buah delima

- Gelembung serta kelompok mata pada serangga

3 dari 5 halaman

Penyebab Trypophobia

Adapun penyebab trypophobia yang diketahui berdasarkan studi penelitian, di mana beberapa orang mungkin membuat asosiasi secara tidak sadar antara pola lubang dan beberapa hewan yang berpotensi berbahaya. Sebuah studi 2018 yang menyelidiki pemrosesan visual menunjukkan bahwa gambar trypophobia dan hewan berbahaya memicu respons serupa. 

Sebuah studi tahun 2017 menunjukkan bahwa trypophobia adalah respons evolusioner untuk mengingatkan seseorang akan keberadaan parasit atau penyakit menular lainnya, bahakan para peneliti menyarankan bahwa mereka yang kemungkinan sebagai penderita trypophobia mungkin menganggap kelompok lubang sebagai gejala parasit, seperti kutu yang ada di kulit, atau penyebaran patogen, seperti tetesan dari bersin atau batuk.

Melansir dari sumber yang sama, studi yang dilakukan tahun 2017 mencatat bahwa orang mengalami ketidaknyamanan, akan mengikuti rangsangan trypophobia karena karakteristik pola cluster itu sendiri dan bukan hubungan dengan hewan berbahaya. Hal ini mungkin karena gambar yang memiliki profil spektral tertentu yang menghasilkan sensasi trypophobia.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa trypophobia mungkin merupakan jenis fobia spesifik, di mana mengacu pada reaksi intens terhadap sesuatu yang menimbulkan sedikit atau tidak ada bahaya. Meskipun beberapa orang menyadari bahwa reaksi mereka tidak rasional, hanya memikirkan objek atau situasi tertentu dapat menyebabkan gejala kecemasan. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendukung gagasan ini.

4 dari 5 halaman

Gejala dan Faktor Risiko Trypophobia

a. Gejala

Adapun gejala yang muncul pada orang dengan trypophobia, termasuk:

- Timbul perasaan jijik, takut, atau tidak nyaman

- Selalu merasa merinding terhadap sesuatu

- Kulit terasa gatal

- Kulit merangkak

- Mengalami mula juga berkeringat

- Mengalami serangan panik

Penelitian lama yang dilakukan tentang trypophobia menunjukkan bahwa hal ini muncul karena orang secara tidak sadar mengaitkan pola tersebut dengan hewan berbahaya. Selain itu, ada hubungan dengan  tekanan mental dan gangguan kecemasan umum, bahkan juga dikaitkan dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD), karena reaksi ini mirip dengan ketakutan kontaminasi yang terkadang terjadi pada orang dengan OCD.

b. Faktor risiko

Berdasarkan kemungkinan penyebab trypophobia, mungkin keengganan bisa dimulai setelah bertemu dengan ular berbisa, paparan kondisi kulit yang menular, atau pemicu trypophobia lainnya. Faktor risiko yang timbul juga dipaparkan melalui studi 2017 menemukan kemungkinan hubungan antara trypophobia dan gangguan mental mayor dan gangguan kecemasan umum (GAD).

Penelitian dari 2016 juga mencatat hubungan antara kecemasan sosial dan trypophobia yang memang menunjukkan bahwa bagi orang-orang dengan kecemasan sosial, ketakutan akan lubang sebenarnya bisa menjadi ketakutan akan mata, atau tatapan manusia. Melihat kumpulan lubang dapat memicu sensasi banyak pasang mata yang menatap Anda, yang menyebabkan kesusahan dan ketidaknyamanan.

5 dari 5 halaman

Perawatan Trypophobia

 

1. Terapi

Dengan melakukan proses terapi, maka dapat membantu Anda untuk mengobati fobia, termasuk terapi paparan dan terapi perilaku kognitif (CBT):

- Terapi paparan merupakan salah satu proses pendekatan yang memungkinkan Anda untuk mulai menghadapi ketakutan terhadap lingkungan terapi yang aman sehingga penderita dapat belajar, bagaimana cara mengubah respons terhadap objek atau situasi yang menyebabkan ketakutan. 

- CBT merupakan salah satu perilaku kognitif, karena melalui pendekatan ini mengajarkan strategi untuk membantu mengidentifikasi, menantang, juga melakukan bingkai ulang pikiran yang tidak diinginkan. Teknik CBT dapat membantu Anda belajar mengelola emosi yang berlebihan, termasuk perasaan cemas dan takut.

2. Pengobatan

Tidak ada obat yang secara khusus mengatasi gejala trypophobia, tetapi psikiater atau dokter pemberi resep lainnya mungkin merekomendasikan pengobatan jika mengalami perasaan cemas atau panik yang ekstrem dalam situasi tertentu

Pilihan obat untuk fobia juga spesifik mungkin termasuk:

- Benzodiazepin

- Beta-blocker

- Antidepresan

- Buspiron

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.