Sukses

Niat Puasa Asyura dan Tasu’a, Kenali Keutamaannya bagi Umat Islam

Niat puasa Asyura dan Tasu’a perlu kamu kenali sebelum melaksanakan ibadah yang penuh keistimewaan ini.

Liputan6.com, Jakarta Niat puasa Asyura dan Tasu’a perlu kamu hafalkan untuk mengamalkannya. Pada bulan pertama di tahun Hijriah, yaitu bulan Muharam, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, termasuk menjalani puasa Muharam. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadan adalah puasa pada bulan Allah – Muharam. Sementara salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR. Muslim no. 1163).

Niat puasa Asyura dan Tasu’a perlu kamu kenali sebelum melaksanakan ibadah yang penuh keistimewaan ini. Keutamaan puasa Asyura dan Tasu’a memang sangat besar dalam menebus dosa seorang umat Islam.

Puasa Asyura dan Tasu’a adalah dua puasa sunah utama yang dilakukan pada bulan Muharam. Puasa Tasu’a dilaksanakan setiap tanggal 9 Muharam, sedangkan puasa Asyura setiap tanggal 10 Muharam. Pada tahun ini, puasa Tasu’a dan Asyura bertepatan pada Minggu, 7 Agustus 2022 dan Senin, 8 Agustus 2022.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (5/8/2022) tentang niat puasa Asyura.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Niat Puasa Asyura

Niat puasa Asyura perlu kamu kenali. Pasalnya, hari Asyura adalah satu hari yang paling istimewa dan penuh dengan keutamaan di bulan Muharam. Hari Asyura adalah hari ke sepuluh pada bulan pertama tahun Hijriah, yaitu tanggal 10 Muharam. Puasa Asyura dilakukan di tanggal 10 Muharam.

Niat puasa Asyura makin penting dikenali karena pada 10 Muharam terjadi berbagai peristiwa penting. Di tanggal ini Nabi Adam a.s. diciptakan, Nabi Ibrahim a.s. dilahirkan, Nabi Ayyub a.s. disembuhkan dari penyakitnya, dan masih banyak lagi peristiwa besar lainnya.

Niat Puasa Asyura:

Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i sunnatil aasyuuraa lillaahi ta'aalaa.

Artinya:

"Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”

Niat puasa Asyura perlu kamu hafalkan. Nabi Muhammad berpuasa pada hari tersebut dengan jumlah dua hari (9 dan 10 Muharam) dengan tujuan membedakan cara umat Yahudi dan Nasrani berpuasa pada waktu yang sama. Dijelaskan oleh Ibnu Abbas RA dalam riwayat Bukhari dan Muslim bahwa Ibnu Abbas menceritakan pertemuan Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam dengan orang Yahudi yang menjalankan puasa Asyura saat berada di Madinah.

Rasulullah bertanya alasan orang Yahudi berpuasa di hari Asyura. Lantas mereka menjawab demikian.

"'Allah telah melepaskan Musa dan umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah'. Nabi bersabda, 'Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka'. Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga."

3 dari 4 halaman

Niat Puasa Tasu’a

Niat puasa Asyura tentunya tidak lengkap bila kamu tidak menjalankan puasa Tasu’a sehari sebelumnya. Puasa Tasu’a adalah puasa sunah yang dikerjakan pada tanggal 9 Muharam. Puasa ini dilakukan untuk mengiringi puasa yang dilakukan pada keesokan harinya yaitu di tanggal 10 Muharam. Ini karena di hari yang sama yaitu tanggal 10 Muharam, orang-orang Yahudi juga melakukan puasa.

Puasa Tasu’a ini dikerjakan agar tidak menyerupai ibadah orang Yahudi. Ibnu Abbas RA berkata:

“Ketika Rasulullah SAW melakukan puasa ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk mengerjakan puasa ‘Asyura, para sahabat berkata: ‘Wahai Rasulullah, hari ‘Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.'” Maka Rasulullah SAW bersabda, “Jika tahun datang tiba, Insya Allah, kita juga akan melakukan puasa pada tanggal 9 Muharam.” Belum tiba setahun, ternyata Rasulullah SAW keburu wafat. (HR. Muslim).

Niat Puasa Tasu’a:

Nawaitu shauma ghadin an ada'i sunnatit tasu'a lillahi ta'aalaa.

Artinya:

"Aku berniat puasa sunah Tasu'a esok hari karena Allah."

4 dari 4 halaman

Keutamaan Puasa Asyura dan Tasu’a

Setelah mengenali niat puasa Asyura dan Tasu’a, kamu tentu juga ingin mengetahui keistimewaan ibadah satu ini. Keutamaan puasa Asyura dan Tasu’a tidak lepas dari keistimewaan bulan muharam. Bulan Muharam adalah salah satu dari empat bulan yang mulia di mata Allah. Keutamaan bulan Muharam telah ditegaskan sendiri oleh Allah SWT melalui firmannya yang tertuang dalam Alquran Surat At Taubah ayat 36.

"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di keempat bulan itu."

Empat bulan haram yang dimaksud dalam ayat ini adalah Zulkaidah, Zulhijah, Muharam dan Rajab. Dalam bahasa Arab, Muharam bermakna 'waktu yang diharamkan'. Maksudnya, pada bulan ini manusia dilarang menzalimi diri sendiri dan melakukan perbuatan dosa. Hal inilah yang membuat kamu perlu mengenali niat puasa Asyura.

Bahkan, puasa di bulan Muharam adalah puasa yang paling utama setelah puasa ramadan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadan adalah puasa pada bulan Allah – Muharam. Sementara salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR. Muslim no. 1163).

Sementara itu, salah satu keutamaan puasa Asyura adalah dihapuskannya dosa-dosa setahun yang lalu. Penjelasan tentang penghapusan dosa-dosa setahun lalu tersebut diungkapkan dalam hadis berikut:

Abu Qotadah Al Anshoriy berkata, "Nabi shallallahu’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, "Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang."

Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa Asyura? Beliau menjawab, "Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.