Sukses

Induk Organisasi Bola Voli Nasional adalah PBVSI, Ketahui Sejarah dan Perannya

Induk organisasi bola voli nasional adalah PBVSI.

Liputan6.com, Jakarta Induk organisasi bola voli nasional adalah organisasi yang berperan mengembangkan olahraga voli di Indonesia. Hal ini tentunya dilakukan dengan aktif mengembangkan berbagai macam kegiatan, seperti mengadakan kompetisi, pembinaan, dan lain sebagainya. 

Induk organisasi bola voli nasional adalah PBVSI. PBVSI merupakan singkatan dari Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia. Induk organisasi bola voli nasional Indonesia ini dibentuk pada 22 Januari 1955.

Induk organisasi bola voli nasional di Indonesia ini resmi menjadi anggota FIVB atau Federasi Bola Voli Internasional pada tahun 1955. Kamu perlu mengenali lebih lanjut mengenai PBVSI dan permainan bola voli secara lebih mendalam.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (21/4/2022) tentang Induk organisasi bola voli nasional adalah PBVSI.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Sejarah PBVSI

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, induk organisasi bola voli nasional adalah PBVSI. PBVSI, sebagai induk organisasi bola voli nasional adalah singkatan dari Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia. Induk organisasi bola voli nasional Indonesia adalah organisasi yang dibentuk pada 22 Januari 1955. Setelah itu, induk organisasi bola voli nasional adalah organisasi yang kemudian menjadi anggota FIVB atau Federasi Bola Voli Internasional pada tahun 1955.

Melansir laman pbvsi.or.id, sejarah awal terbentuknya PBVSI sebagai induk organisasi bola voli nasional adalah pada tahun 1951. Hal ini bertepatan dengan bola voli pertama kali dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) II di Jakarta. Pada tahun 1954, Ikatan Perhimpunan Volleyball Soerabaia (IPVOS) dan Persatuan Volleyball Indonesia Djakarta (PERVID) mengadakan pertemuan untuk membentuk induk organisasi bola voli di Indonesia.

Kemudian, pada 22 Januari 1955, dibentuklah induk organisasi bola voli nasional adalah PBVSI atau Persatuan BolaVoli Seluruh Indonesia. Ditunjuk pula Ketua Umum PBVSI yang pertama yaitu bapak Wim J. Latumeten. Sementara itu, Ketua PBVSI saat ini adalah Komisaris Jenderal Polisi (PURN) Drs. Imam Sudjarwo M.Si

PBVSI sebagai induk organisasi bola voli nasional adalah organisasi yang melaksanakan kongres pertama pada tanggal 28-30 Mei 1955 di Jakarta. Pada tahun 1955 juga PBVSI resmi menjadi anggota FIVB atau Federasi Bola Voli Internasional. Selain itu, PBVSI sebagai induk organisasi bola voli nasional adalah organisasi yang kini juga tercatat sebagai bagian dari Konfederasi Bola Voli Asia (AVC) dan ikut serta dalam Kejuaraan Bola Voli Asia sejak 1975.

3 dari 5 halaman

Peran PBVSI dan Kompetisi Proliga

Peranan induk organisasi bola voli nasional adalah menjadi pengembang olahraga voli di negara Indonesia. Peranan ini dilakukan mulai dari melakukan edukasi sampai menyelenggarakan berbagai kompetisi. Peranan tersebut harus diemban oleh PBVSI sebagai induk organisasi bola voli nasional di Indonesia.

Adanya berbagai kompetisi yang selalu dilakukan secara berkala membuat bola voli tingkat nasional akhirnya memiliki wadah untuk membina dan mengukur prestasi. Ini menjadi bekal induk organisasi bola voli di Indonesia menyiapkan tim nasional untuk bertanding di berbagai ajang tingkat regional maupun internasional.

Sejarah mencatat kompetisi bola voli profesional di tingkat nasional bernama Proliga digelar untuk kali pertama pada 2002, yang diikuti oleh masing-masing delapan tim kategori putra dan putri. Proliga adalah kompetisi bola voli profesional tahunan di Indonesia yang diselenggarakan oleh PBVSI. Kompetisi ini dimulai sejak tahun 2002 dan sudah berjalan sebanyak dua puluh musim. Kompetisi ini terbagi menurut kategori kompetisi putra dan kompetisi putri.

Proliga pertama kali dilaksanakan pada tahun 2002 tepatnya dari tanggal 1 Februari sampai dengan 7 April 2002 dan digelar di lima kota yaitu: Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta dan Gresik. Dengan partai finalnya akan dilaksanakan di Jakarta, tepatnya Istora Gelora Bung Karno di kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno.

4 dari 5 halaman

Mengenal Olahraga Voli

Merujuk pada buku Peraturan Federasi Bola Voli Internasional (FIVB), lapangan bola voli harus memiliki panjang 18 meter dan lebar 9 meter. Dalam permainan bola voli masing-masing tim dapat diperkuat oleh 10 pemain. Enam pemain utama pada bola voli terdiri dari tosser, libero, spiker, dan defender, serta empat orang pemain yang menghiasi bangku cadangan.

Tosser atau pengumpan bertugas untuk memberikan umpan matang kepada rekan satu tim dan mengatur jalannya permainan. Libero bertugas untuk mengontrol pertahanan, spiker bertugas untuk memukul bola ke area lawan, dan defender bertugas untuk mengeblok serangan lawan.

Untuk memperoleh poin pada pertandingan bola voli, FIVB telah memiliki ketentuan paten yang bernama reli poin (rally point system). Mudahnya, untuk mendapatkan sebuah poin, kedua tim harus berlomba memenangkan reli. Reli adalah rangakaian permainan yang dimulai dari sebuah servis. Biasanya sebelum memulai pertandingan, wasit akan menentukan tim mana yang berhak mendapatkan kesempatan pertama untuk melakukan servis.

Bagi tim yang mendapatkan servis perdana, pemain yang ditunjuk untuk mengeksekusi bola servis dituntut memberikan bola yang sulit dikembalikan. Mengingat, untuk memenangkan sebuah reli, bola yang diservis harus menghujam lantai permainan tim lawan. Selain menjatuhkan bola ke wilayah lawan, reli juga dapat dimenangkan bila tim lawan tidak dapat mengembalikan bola secara sempurna. Misalnya, bola yang dikembalikan keluar lapangan permainan atau tidak melewati bibir net.

Kemudian, bagi tim yang berhasil memenangkan reli, berhak mendapatkan satu poin dan berkesempatan melakukan servis kembali. Sementara, bila tim yang mendapatkan servis gagal memenangi reli, maka servis pun berpindah kepada tim lawan.

5 dari 5 halaman

Perhitungan Poin

Dalam permainan bola voli, maksimal akan ada lima set yang dipertandingkan. Dalam satu set permainan, masing-masing tim berlomba untuk mencetak 25 poin. Tim yang paling cepat mencapai target angka, dengan maksimal selisih 2 poin, otomatis dinyatakan memenangi set tersebut. Idealnya, sebuah tim dinyatakan memenangi sebuah set dengan skor akhir 25-23.

Apabila pertandingan berjalan sengit dan papan skor menunjukkan angka 24-24, maka set tersebut akan diperpanjang hingga salah satu tim unggul dengan selisih 2 angka. Misalnya 26-24, 27-25, 30-28, dan seterusnya.

Lalu, permainan akan dihentikan bila salah satu tim dapat memenangi tiga set permainan (3-0). Bila pertandingan berakhir seri atau masing-masing tim dapat memenangi dua set laga (2-2), maka set kelima otomatis menjadi set penentu kemenangan dari pertandingan tersebut.

Bedanya, dalam set terakhir, pemenang akan ditentukan bila salah satu tim mencetak 15 poin dengan selisih yang serupa, yakni 2 poin. Bila terjadi deuce atau seri, pertandingan akan dilanjutkan hingga salah satu tim unggul 2 angka. Misalnya 16-14, 20-18. 22-20, dan seterusnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.