Sukses

Penyebab Demam Berdarah, Gejala dan Cara Pengobatannya

Demam berdarah adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab demam berdarah penting untuk diketahui supaya dapat ditangani dengan cepat. Demam berdarah adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia.

Penularan virus Dengue terjadi bila seseorang yang terinfeksi digigit oleh nyamuk perantara. Virus dari orang yang terinfeksi tersebut akan dibawa oleh nyamuk dan menginfeksi orang lain yang digigitnya. Meski begitu, virus Dengue hanya menular melalui nyamuk dan tidak dari orang ke orang.

Demam berdarah ringan ditandai dengan demam tinggi dan gejala mirip flu. Kasus demam berdarah terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya tak terkecuali di Indonesia. Dengan melihat jumlah kasus yang masif di Indonesia, maka penting untuk mengenal lebih dalam mengenai penyakit ini.

Berikut ini penjelasan mengenai penyebab demam berdarah, gejela, dan cara mengatasinya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (22/9/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Gejala Demam Berdarah

Sebelum mengetahui penyebab demam berdarah, penting untuk mengenal gejalanya. gejala demam berdarah biasanya akan terlihat sekitar empat sampai tujuh hari setelah awal infeksi. Dalam beberapa kasus, gejala yang muncul cenderung ringan dan mirip gejala mirip flu atau infeksi lain. Oleh karena itu, terkadang banyak orang terkecoh. Beberapa gejala umum demam berdarah adalah sebagai berikut :

1. Tiba-tiba demam tinggi (hingga 106 derajat Fahrenheit atau lebih dari 40 derajat).

2. Sakit kepala parah.

3. Kelenjar getah bening yang membengkak.

4. Nyeri sendi dan otot yang parah.

5. Ruam kulit (muncul antara dua dan lima hari setelah demam awal).

6. Mual ringan sampai berat.

7. Muntah ringan sampai berat.

8. Pendarahan ringan dari hidung atau gusi.

9. Memar ringan di kulit.

10. Kejang demam.

Pada fase demam, demam berdarah dengue biasanya diikuti oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada fase kritis inilah suhu tubuh menurun, hingga bagian tubuh seperti tangan dan kaki dingin dan biasanya merasa seperti sudah sembuh. Padahal, pada fase ini Anda harus waspada, sebab bisa terjadi sindrom syok dengue yang dapat mengancam jiwa.

3 dari 6 halaman

Penyebab Demam Berdarah

Penyebab demam bedarah adalah virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui nyamuk Aedes aegypti. Saat virus dengue menginfeksi nyamuk dan nyamuk menggigit manusia, maka bisa mengantarkan virus tersebut ke dalam tubuh.

Aedes aegypti umumnya berukuran lebih kecil, badannya berwarna hitam pekat dengan dua garis vertikal putih di punggung dan garis-garis putih horizontal pada kaki. Nyamuk ini biasanya ‘bekerja’ dari pagi hingga sore hari, meskipun terkadang juga menggigit pada malam hari. Ia menyukai tempat gelap dan sejuk, sehingga lebih banyak ditemukan di dalam rumah dibandingkan di luar rumah yang panas.

Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa nyamuk berperan sebagai medium pembawa (carrier) virus dengue tersebut. Selain gigitan nyamuk, penyebab demam berdarah dipicu oleh faktor risiko tertentu. Beberapa faktor risiko penyebab demam berdarah tersebut, di antaranya:

1. Pernah mengalami infeksi virus dengue sebelumnya.

2. Tinggal atau bepergian ke daerah tropis.

3. Bayi, anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan kekebalan tubuh yang lemah.

4 dari 6 halaman

Diagnosis Demam Berdarah

Jika sejumlah gejala yang telah disebutkan muncul, langkah diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan wawancara medis, yang diikuti dengan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan memeriksa sampel darah di laboratorium. Sebelum penyakit berkembang semakin parah, diskusikan dengan dokter saat mengalami gejala ringan.

5 dari 6 halaman

Cara Mengobati Demam Berdarah

Setelah mengetahui penyebab demam berdarah, maka penting untuk memahami cara mengatasi demam berdarah tersebut. Tidak ada pengobatan atau pengobatan khusus untuk infeksi dengue. Jika didiagnosis terinfeksi virus demam berdarah, mungkin akan diberi obat sesuai dengan gejala yang ditimbulkan. Jika gejala yang muncul adalah demam, mungkin akan diberi obat penurun panas. Akan tetapi, tidak disarankan mengonsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen karena dapat menyebabkan komplikasi pendarahan.

Selain itu, juga disarankan untuk minum banyak air untuk menghindari dehidrasi dan istirahat cukup. Di samping itu, perlu diperhatikan bahwa demam berdarah yang parah dapat menyebabkan perdarahan internal dan kerusakan organ. Tekanan darah bisa turun ke tingkat yang berbahaya dan menyebabkan syok. Dalam beberapa kasus, demam berdarah yang parah dapat menyebabkan kematian.

Wanita yang terkena demam berdarah selama kehamilan mungkin bisa menularkan virus ke bayi saat melahirkan. Selain itu, bayi dari wanita yang terkena demam berdarah selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi untuk lahir prematur, berat badan lahir rendah, atau gawat janin. Oleh karena itu, perlu pemeriksaan oleh ahli medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

6 dari 6 halaman

Cara Mencegah Demam Berdarah

Selah mengetahui penyebab demam berdarah, gejala hingga cara mengobatinya, penting untuk memahami cara menceganya. Terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah demam berdarah, yaitu:

1. Anak usia 9–16 tahun seharusnya divaksinasi dengue, sebanyak 3 kali dengan jarak 6 bulan.

2. Memberantas sarang nyamuk yang dilakukan dalam dua kali pengasapan insektisida atau fogging dengan jarak 1 minggu.

3. Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, minimal setiap minggu.

4. Menutup rapat tempat penampungan air.

5. Melakukan daur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

6. Mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah.

7. Memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah.

8. Menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit dikuras.

9. Menggunakan kelambu saat tidur.

10. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk.

11. Menghentikan kebiasaan menggantung pakaian.

12. Menghindari wilayah daerah yang rentan terjadi infeksi.

13. Mengenakan pakaian yang longgar.

14. Menggunakan krim anti-nyamuk yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET), tetapi jangan gunakan DEET pada anak di bawah 2 tahun.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.