Sukses

7 Ciri-Ciri Sakit Jantung Usia Muda yang Perlu Diwaspadai, Kenali Penyebabnya

Ciri-ciri sakit jantung usia muda patut diwaspadai oleh banyak orang.

Liputan6.com, Jakarta Ciri-ciri sakit jantung usia muda patut diwaspadai oleh banyak orang. Penyakit jantung memang biasanya identik dengan usia tua, namun penyakit ini bisa mengintai siapa saja. Apalagi orang-orang yang pola hidupnya tak sehat, ditambah adanya riwayat keluarga, dan tak pernah memeriksakan kondisi jantung. Tidak terkecuali anak muda.

Padahal, penyakit jantung termasuk penyakit tidak menular yang menyumbang kasus kematian terbesar di dunia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1.000 orang di Indonesia menderita penyakit jantung.

Ciri-ciri sakit jantung bisa kamu kenali sebagai tanda awal jantung yang bermasalah. Hal ini bisa meningkatkan kesadaran anak muda akan bahaya penyakit jantung dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Menghindari penyebab sakit jantung tentunya wajib dilakukan setiap anak muda zaman sekarang.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (2/6/2021) tentang ciri-ciri sakit jantung.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ciri-Ciri Sakit Jantung Usia Muda

Nyeri dada

Ciri-ciri sakit jantung usia muda yang pertama adalah timbulnya rasa nyeri dada yang menjalar ke leher atau lengan. Nyeri ini dapat dirasakan penderita sakit jantung dan terasa sangat tajam, kuat, dan berat. Bahkan nyeri dada ini juga terkadang bisa menyebar hingga bahu.

Nyeri ulu hati

Masih terkait nyeri, ciri-ciri sakit jantung selanjutnya adalah nyeri ulu hati. Gejala ini sering kali diikuti oleh mual. Jika kamu memiliki faktor risiko terkena penyakit jantung, jangan abaikan gejala nyeri ulu hati yang muncul secara mendadak karena bisa jadi gejala tersebut merupakan salah satu ciri-ciri sakit jantung usia muda.

Sakit pada rahang

Ciri-ciri sakit jantung usia muda berikutnya adalah sakit pada rahang atau tenggorokan. Hal ini sebenarnya adalah rasa sakit yang menjalar dari nyeri dada sebagai ciri-ciri sakit jantung usia muda yang pertama. Jika merasakan keluhan nyeri seperti ini, kamu sebaiknya segera ke dokter untuk memeriksakan kondisimu.

3 dari 4 halaman

Ciri-Ciri Sakit Jantung Usia Muda

Tubuh sering lemas

Tubuh yang mudah lemas dan napas terengah-engah padahal hanya melakukan aktivitas fisik yang ringan merupakan salah satu ciri-ciri sakit jantung yang perlu diwaspadai.

Pusing

Jika pusing muncul secara tiba-tiba dan disertai rasa tidak nyaman, nyeri, atau sesak di dada, kamu perlu waspada dan sebaiknya segera menghubungi dokter. Gejala pusing ini bisa jadi merupakan salah satu ciri-ciri sakit jantung yang sedang kamu alami.

Keringat dingin

Ciri-ciri sakit jantung selanjutnya adalah mengalami keringat dingin yang berlebihan dan muncul secara tiba-tiba. Hal ini ditandai dengan kamu mengalami keringat dingin walaupun tidak melakukan aktivitas atau bahkan sedang berada dalam ruangan yang sejuk.

Cemas dan gelisah

Mengalami insomnia karena cemas dan gelisah juga merupakan ciri-ciri sakit jantung yang perlu diwaspadai. Hal ini terjadi akibat penurunan kadar oksigen karena kerja jantung yang abnormal. Berbagai studi telah menemukan hubungan kuat antara gejala kecemasan serius dan risiko penyakit jantung koroner.

Ciri-ciri sakit jantung di atas tentunya harus kamu waspadai. Selain itu, kamu juga perlu mewaspadai ciri-ciri sakit jantung berikut: sesak napas, dada berdebar, detak jantung menjadi lebih cepat atau melambat, pucat, pingsan, dan mata berkunang-kunang.

Jika kamu mengalami ciri-ciri sakit jantung di atas, kamu perlu memeriksakan diri ke dokter. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah gejala tersebut merupakan ciri-ciri sakit jantung usia muda.

4 dari 4 halaman

Penyebab Sakit Jantung Usia Muda yang Harus Dihindari

Berikut beberapa penyebab sakit jantung usia muda:

Tekanan darah tinggi 

Tekanan darah tinggi merupakan kondisi serius bila terjadi sejak dini. Kondisi ini sering tidak terdeteksi karena tidak menimbulkan gejala. Tekanan darah tinggi dapat diturunkan dari keluarga.

Perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikan tekanan darah tinggi. Contohnya dengan menjaga berat badan tetap ideal, meningkatkan aktivitas fisik, membatasi konsumsi garam, dan menghindari rokok.

Kolesterol tinggi

Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan terbentuknya plak pada pembuluh darah arteri, sehingga mengalami penyempitan dan berisiko mengalami penyakit jantung. Proses penyakit ini disebut sebagai aterosklerosis. Hal ini dapat timbul saat usia muda.

Kandungan kolesterol dapat ditemukan pada makanan yang bersumber dari hewan. Misalnya daging, telur, produk susu, dan makanan yang tinggi akan lemak jenuh. Pada beberapa kasus, kolesterol tinggi merupakan faktor keturunan. Faktor risiko lainnya adalah obesitas, tekanan darah tinggi, dan kebiasaan merokok.

Untuk menjaga kadar kolesterol tetap stabil, berolahragalah selama 30-60 menit beberapa hari dalam seminggu, konsumsi makanan rendah kolesterol dan lemak, hindari rokok, kendalikan berat badan, mengendalikan diabetes dan tekanan darah tinggi.

Merokok

Lebih dari 90.000 orang meninggal dunia setiap tahun karena penyakit jantung akibat merokok. Di antara usia muda yang memiliki risiko penyakit jantung sangat rendah, merokok dapat menyebabkan 75 persen kasus penyakit jantung. Tak hanya itu, semakin lama seseorang merokok, maka semakin tinggi risiko penyakit jantung.

Kandungan nikotin dalam rokok menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah dan menambah tekanan pada jantung. Bahan kimia lainnya dalam rokok juga dapat memicu pembentukan plak pada pembuluh darah arteri, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.

Obesitas

Obesitas termasuk faktor risiko utama penyakit jantung. Penyebab obesitas beragam, meliputi faktor genetik, usia, jenis kelamin, gaya hidup, penyakit, dan konsumsi kalori lebih banyak daripada yang digunakan sehari-hari.

Untuk menghindari dan mengatasi obesitas, lakukanlah perubahan gaya hidup untuk mengurangi dan mengendalikan berat badan. Caranya adalah dengan mengatur porsi makan, cermat terhadap makanan dan minuman yang dipilih, batasi camilan apalagi yang tak sehat, dan tingkatkan aktivitas fisik.

Kurang aktivitas fisik

Seseorang yang tidak berolahraga juga akan meningkatkan faktor risiko penyakit jantung seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes. Aktivitas fisik akan membantu mengendalikan berat badan, memperkuat tulang, meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah, meningkatkan jumlah kolesterol baik (HDL), dan mengurangi tingkat stres. Sehingga, risiko penyakit jantung bisa diminimalkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini