Sukses

Penyebab Gempa Susulan di Malang, Terkait dengan Lempeng Indo-Australia

Malang mengalami setidaknya 8 kali gempa susulan.

Liputan6.com, Jakarta Gempa bumi bermagnitudo 6,1 mengguncang Malang Selatan, Sabtu (10/4/2021). Gempa yang berpusat di baratdaya Kabupaten Malang, Jawa Timur pada kedalaman 25 km ini terasa di seluruh Jawa Timur. Gempa juga terasa hingga sebagian Jawa Tengah, DIY, Bali, dan Sumbawa.

Hingga pukul 21.00 WIB Sabtu (10/4/2021), ada delapan korban jiwa meninggal dunia, lima orang dari Lumajang dan tiga orang dari Kabupaten Malang. Selain itu, jumlah kerugian material yang tercatat meliputi 344 rumah rusak, 1 pondok pesantren rusak, 11 sarana pendidikan rusak, 6 sarana ibadah rusak, 7 kantor pemerintahan rusak dan 1 rumah sakit rusak.

Meski dinyatakan tak berpotensi tsunami, gempa Malang tetap perlu diwaspadai karena bisa memunculkan gempa susulan. Hingga Minggu (11/4/2021) gempa susulan terjadi hingga 8 kali dengan magnitudo berkisar 3,1 hingga 5,3.

Lantas, apa yang membuat gempa susulan terjadi di Malang? Apa penyebab gempa yang terjadi di Malang kemarin? Penyebab gempa Malang ini dikaitkan dengan Lempeng Indo-Australia.

Simak penjelasan tentang penyebab gempa Malang dan susulannya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (11/4/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Gempa Malang

Gempa Malang terjadi pada pukul 14.00 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 112,48° BT dan 8,95° LS atau 90 km baratdaya Kabupaten Malang, Jawa Timur pada kedalaman 25 km, dengan magnitudo M6,1.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) lewat laman resminya mengatakan, gempa tak berpotensi tsunami. Namun, patut diwaspadai adanya potensi gempa susulan yang mungkin terjadi.

3 dari 6 halaman

Penyebab gempa Malang

Menurut Kepala Bidang Mitigasi gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, episentrum gempa bumi Selatan Malang itu berdekatan dengan pusat gempa bumi merusak Jawa Timur pada masa lalu, yakni pada tahun 1896, 1937, 1962, 1963 dan 1972. Zona gempa bumi Selatan Malang tersebut memang merupakan kawasan aktif yang sering terjadi dan dirasakan.

"Zona Gempa Selatan Malang merupakan kawasan aktif gempa dan sering terjadi gempa dirasakan,” ujar Daryono melalui keterangan tertulis.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM merilis hasil analisis penyebab gempa bumi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021).

"Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, sumber gempa bumi berada pada Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia. Gempa bumi yang terjadi disebut juga gempa bumi intraslab," tulis Kepala PVMBG Andiani dalam siaran persnya, Sabtu (10/4/2021).

4 dari 6 halaman

Akibat Lempeng Indo-Australia

Andiani menjelaskan kondisi geologi daerah terdekat pusat gempa Malang berdasarkan tatanan tektoniknya. Pulau Jawa dipengaruhi oleh zona penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di sebelah selatan, yang juga memberikan kontribusi tektonik berupa keberadaan sesar-sesar aktif di daratan.

Adapun pusat gempa bumi berada di Samudera Indonesia di selatan wilayah Jawa Timur. Daerah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi yaitu bagian selatan Jawa Timur yang tersusun atas batuan berumur Tersier terdiri dari batuan sedimen, batuan karbonat dan batuan vulkanik, serta batuan vulkanik dan sedimen berumur Kuarter.

5 dari 6 halaman

Gempa susulan di Malang

Kabupaten Malang, Jawa Timur kembali diguncang gempa pada Minggu pagi (11/4/2021) pukul 06:54:58 WIB. Gempa susulan tersebut berkekuatan lebih kecil yakni magnitudo 5.5. Kepala Badan Mitigasi dan Gempa Bumi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan, lindu tersebut merupakan gempa susulan (aftershock) ke-8 yang terjadi dari gempa utama (mainshock) berkekuatan M 6,1 pada Sabtu kemarin, 10 April 2021.

Episenter gempa terletak di laut pada jarak 71 km arah selatan Kota Kepanjen, Malang dengan kedalaman 102 km.

"Hingga hari Minggu pagi ini, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi aktivitas gempa susulan sebanyak 8 kali, dengan magnitudo berkisar 3,1 hingga 5,3," kata Daryono dikutip dari akun Twitternya @DaryonoBMKG, Minggu.

6 dari 6 halaman

Penyebab gempa susulan

Menurut Daryono, gempa susulan yang terjadi di Malang terjadi akibat deformasi Lempeng Indo-Australia.

"Gempa susulan Jatim pagi ini merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi atau patahan pada bagian Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi atau menunjam ke bawah Pulau Jawa. Mekanisme sumber gempa menunjukkan terjadinya pergerakan naik (thrust fault)," kata Daryono dikutip dari cuitan Twitternya @DaryonoBMKG, Minggu.

Karena hiposenternya cukup dalam, kata Daryono, maka guncangan gempa susulan pagi ini dirasakan pada wilayah luas yakni beberapa daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta dengan skala MMI yang beragam.

Daryono menyebut, gempa susulan pagi ini tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya yang relatif kecil untuk dapat menjadi gempa pembangkit tsunami.

“Gempa Selatan Malang yang destruktif merupakan alarm untuk kita semua bahwa ancaman sumber gempa bumi subduksi lempeng selatan Jawa yang selama ini didengungkan oleh para ahli gempa adalah benar. Kita patut waspada,” jelas Daryono.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini