Sukses

10 Penyebab Mimisan dan Cara Mengatasinya yang Tepat, Kenali Pencegahannya

Penyebab mimisan bisa berasal dari cedera, infeksi, atau udara yang kering.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab mimisan perlu dikenali walaupun kondisi ini bukanlah suatu hal yang darurat. Mimisan merupakan kondisi umum yang bisa dialami anak dan orang dewasa. Bahkan mimisan tiba-tiba cukup umum terjadi pada anak-anak.

Penyebab mimisan bisa dipicu banyak faktor. Mimisan mungkin terlihat menakutkan, tetapi jarang penyebab mimisan menunjukkan adanya masalah medis yang serius. Apalagi, hidung memiliki banyak pembuluh darah yang rapuh.

Penyebab mimisan bisa berasal dari cedera, infeksi, atau udara yang kering. Ada dua jenis mimisan, anterior dan posterior. Mimisan anterior terjadi ketika pembuluh darah di depan hidung pecah dan berdarah. Mimisan posterior terjadi di belakang atau bagian terdalam hidung. Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab mimisan posterior dan anterior.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (8/3/2021) tentang penyebab mimisan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Penyebab Mimisan Anterior

Penyebab mimisan anterior terjadi ketika dinding di antara kedua lubang hidung mengalami pendarahan. Bagian depan hidung ini mengandung banyak pembuluh darah halus. Jenis mimisan ini paling sering dialami anak-anak.

Terkadang, penyebab mimisan anterior tidak diketahui. Namun, penyebab mimisan ini umumnya meliputi:

Mengorek bagian dalam hidung. Mengorek bagian dalam hidung terutama dengan jari kuku yang panjang dapat mengiritasi bagian dalam hidung. Ini dapat merobek pembuluh darah dan menyebabkan mimisan.

Benturan. Pukulan atau benturan di hidung dapat merusak pembuluh darah halus pada selaput lendir. Hal inilah yang menjadi penyebab mimisan anterior.

Sinusitis. Peradangan pada sinus dapat menjadi salah satu penyebab mimisan anterior. Sinis merupakan rongga berisi udara pada tulang dan tengkorak yang mengelilingi hidung.

Pilek. Pilek, flu, atau alergi hidung dapat menyebabkan mimisan karena berbagai alasan. Orang dengan kondisi ini lebih sering membuang ingus. Selain itu, bagian dalam hidung mungkin mengalami iritasi dan nyeri saat infeksi virus, sehingga lebih rentan terhadap pendarahan.

Udara kering. Iklim panas dengan kelembapan rendah, iklim kering dapat menyebabkan kekeringan dan pecah-pecah di dalam hidung. Udara kering adalah penyebab paling umum mimisan. Hidup di iklim kering dan menggunakan sistem pemanas sentral dapat mengeringkan selaput hidung. Kekeringan ini menyebabkan pengerasan kulit di dalam hidung dan meningkatkan risiko robeknya pembuluh darah.

Berada di dataran tinggi. Dengan meningkatnya ketinggian, ketersediaan oksigen menurun, membuat udara lebih tipis dan lebih kering. Ini dapat menjadi penyebab mimisan.

Penggunaan obat-obatan tertentu. Penggunaan obat-obatan tertentu secara berlebihan, seperti pengencer darah atau obat antiinflamasi non steroid (NSAID) seperti Ibuprofen dapat menyebabkan mimisan.

Penyakit hati. Penyakit hati dapat mengganggu pembekuan darah dan menyebabkan mimisan yang sering atau parah.

3 dari 5 halaman

Penyebab Mimisan Posterior

Penyebab mimisan posterior terjadi lebih jauh ke belakang dan lebih tinggi dari hidung di daerah di mana cabang arteri memasok darah ke hidung. Darah juga cenderung mengalir dari belakang hidung ke tenggorokan. Mimisan posterior biasanya lebih berat dan serius.

Mimisan ini lebih sering terjadi pada orang dewasa. Penyebab mimisan posterior adalah sebagai berikut:

Trauma atau iritasi. Contoh trauma yang biasanya dapat menyebabkan mimisan meliputi: Meniup hidung terlalu keras atau terlalu sering, sering mengorek atau menggaruk hidung, menghirup bahan kimia seperti amonia, sering terpapar asap rokok, kontak yang terlalu lama dengan udara keringdan cedera pada hidung atau tengkorak.

Kondisi medis. Kondisi medis yang bisa menjadi penyebab mimisan posterior meliputi tekanan darah tinggi, aneurisma arteri karotis, kekurangan kalsium, kelainan darah, seperti hemofilia atau leukemia, tumor di sekitar atau di hidung, penyakit radang dan gangguan kekebalan, aterosklerosis, dan Penyakit Von Willebrand (kelainan darah genetik).

Mimisan posterior juga bisa terjadi setelah operasi pada kepala atau hidung.

4 dari 5 halaman

Cara Mengatasi Mimisan

Jangan menyumbat hidung

Beberapa orang akan menempelkan kapas atau tisu ke hidung untuk menghentikan pendarahan. Ini sebenarnya dapat memperburuk pendarahan karena semakin mengiritasi pembuluh darah. Sebaliknya, gunakan tisu atau waslap basah untuk menampung darah yang keluar dari hidung.

Duduk tegak dan condongkan tubuh ke depan

Duduk tegak dan condong ke depan mencegah darah mengalir ke tenggorokan yang bisa menyebabkan tersedak atau muntah. Fokus pada pernapasan melalui mulut alih-alih hidung dan cobalah untuk tetap tenang.

Semprotkan dekongestan di hidung

Semprotan dekongestan, seperti Afrin, mengandung obat yang mengencangkan pembuluh darah di hidung. Ini tidak hanya dapat meredakan peradangan dan hidung tersumbat, tetapi juga dapat memperlambat atau menghentikan pendarahan.

Pijat hidung

Beri pijatan atau jepitan lembut pada bagian tulang hidung selama sekitar 10 menit. Ini dapat membantu menekan pembuluh darah dan menghentikan pendarahan. Ulangi langkah tersebut hingga 15 menit.

Gunakan es batu

Menempatkan es atau kompres dingin di atas batang hidung dapat menyempitkan pembuluh darah dan membantu menghentikan pendarahan. Tempelkan kompres es ke hidung dan pipi untuk menenangkan area tersebut dan hindari aktivitas berat selama beberapa hari ke depan.

5 dari 5 halaman

Pencegahan Mimisan

Ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah mimisan, di antaranya adalah:

- Hindari membuang ingus terlalu kencang.

- Berhati-hati saat mengorek hidung dan tidak mengorek hidung terlalu dalam.

- Berhenti merokok, karena rokok dapat mengurangi kelembapan hidung dan meningkatkan risiko terjadinya iritasi hidung.

- Menjaga kelembapan bagian dalam hidung, dengan mengoleskan petroleum jelly di dinding lubang hidung sebanyak tiga kali sehari.

- Rutin memeriksakan diri ke dokter jika sedang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah, seperti warfarin atau aspirin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini