Sukses

6 Fakta Temuan Potensi Tsunami 20 Meter di Pantai Selatan Jawa

Gempa besar yang akan menghasilkan gelombang tsunami setinggi lebih dari 20 meter.

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini, bencana alam besar diprediksi akan terjadi di wilayah selatan Pulau Jawa. Hal itu diungkapkan oleh tim riset dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Pihak mereka menyampaikan peringatan kemungkinan akan terjadi gempa yang memicu tsunami besar di selatan Pulau Jawa.

Salah satu anggota tim riset ITB, Endra Gunawan mengungkap potensi gempa besar akan menghasilkan gelombang tsunami setinggi lebih dari 20 meter. Ia juga mengatakan bahwa selatan Jawa diketahui sebagi lokasi rawan gempa. Hal itu lantaran Pulau Jawa berada di zona subduksi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia.

"Paling tinggi di Jawa bagian barat itu sekitar 20-an meter," tutur dia.

Sementara ke selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur hanya mencapai sekitar 10-an meter. Berikut beberapa fakta mengenai adanya potensi tsunami 20 meter di selatan Pulau Jawa, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (26/9/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Selatan Jawa sebagai tempat sumber gempa

Endra Gunawan menjelaskan bawah selatan Jawa memang telah diketahui sebagai tempat sumber gempa. Bermula dari itu, bersama timnya ia dapat mendeteksi dan menganalisa adanya gempa besar yang menyebabkan tsunami.

"Nah itu kita bisa deteksi, kita bisa olah, analisis. Dari analisis tersebut menunjukkan bahwa ada potensi saat pengumpulan energi itu yang terjadi di selatan Jawa," kata Endra kepada Liputan6.com, Kamis (24/9/2020).

Kata Endra, kesimpulan tersebut didapat dari data global positioning system (GPS) dengan tingkat akurasi tinggi. Perbandingan dengan GPS di gawai yang biasa kita pakai itu memiliki akurasi belasan meter. Namun GPS yang digunakan pada penelitian tersebut, kata Endra hingga akurasi satuan milimeter.

"Dari data GPS bisa menangkap prosesi tadi, siklus (gempa) itu tadi," ungkap Endra.

3 dari 7 halaman

2. Potensi tsunami besar berada di selatan Jawa Barat

Menurut Endra, potensi gempa besar dan tsunami ini terjadi di sepanjang pesisir selatan Pulau Jawa mulai dari barat hingga timur. Lindu besar ini terjadi dari akumulasi energi yang terkumpul selama ratusan hingga ribuan tahun.

Potensi tsunami paling besar berada di selatan Jawa Barat yang bisa mencapai 20 meter dan 12 meter di selatan Jawa Timur. Perbedaan ini disebabkan beragamnya zona kuncian gempa. Menurut Endra, tak semua zona patahan di selatan Jawa memiliki kekuatan yang sama.

"Jadi masing-masing punya kekuatannya masing-masing. Nah Jawa Barat ternyata kunciannya itu yang paling besar dibandingkan di bagian tengah dan timur di Jawa Timur," ungkap Dosen ITB dengan kelompok keahlian Geofisika Global ini.

4 dari 7 halaman

3. Temuan dihasilkan dari berbagai data

Temuan ini, kata Endra juga dihasilkan dari kombinasi berbagai data, baik data GPS, tempat terjadinya gempa, yakni dari barat Pulau Sumatera yang membentang melewati selatan Jawa, kemudian juga data seismik yang menyebutkan tak ada gempa-gempa besar yang tercatat.

"Kita deteksi dari data GPS analisisnya itu sekarang dalam pengumpulan energi itu," jelasnya.

5 dari 7 halaman

4. Dukungan temuan endapan tsunami

Endra mengungkapkan bahwa temuannya itu didukung juga atas temuan endapan tsunami yang tercatat oleh para peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). "Salah satu rekaman yang mendukung penelitian kami ini itu adalah hasil identifikasi tsunami di selatan Jawa yang dilakukan oleh Tim LIPI," kata Endra.

Endapan tsunami sendiri merupakan material yang dibawa dari dasar laut ke atas darat atas proses tsunami. Jika hal itu telah berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka endapan itu akan semakin dalam terkubur di bawah tanah. Karena lambat laun akan ditindih endapan-endapan lainnya.

"Nah itulah yang sebenarnya mengonfirmasi hasil (temuan) kami juga. Jadi ada beberapa hasil yang saling mengonfirmasi," jelas Endra.

6 dari 7 halaman

5. Gempa besar hingga memicu tsunami memang ada di pesisir Selatan Jawa

Peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Purna Sulastya Putra mengatakan, potensi gempa besar hingga memicu tsunami memang ada di pesisir selatan Jawa. Hal itu terlihat dari bukti-bukti geologi tsunami purba yang pernah terjadi ribuan tahun silam.

Purna mengungkapkan, tim Geoteknologi LIPI telah menjelajahi sepanjang garis pantai selatan Jawa mulai dari Banten hingga ujung timur. Bahkan menyeberang hingga ke pesisir selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Nah itu kami menemukan paling tidak, ada tiga sampai empat bukti geologi bahwa tsunami besar yang diakibatkan oleh gempa besar megathrust selatan Jawa itu paling enggak pernah terjadi empat kali. Empat kali itu kita temukan dalam (rentang) tiga ribu tahun lalu," kata Purna kepada Liputan6.com, Jumat (25/9/2020).

"Jadi sebenarnya hasil dari teman-teman ITB ini ya mengonfirmasi hasil kami juga, karena itu kan mereka lebih ke seperti permodelan tsunaminya. Sebenaranya bukti-bukti geologinya sudah kami temukan, jadi hasil kedua tim ini sebenarnya saling melengkapi," sambungnya.

7 dari 7 halaman

6. LIPI telah menemukan bukti tsunami pernah terjadi di pantai Selatan Jawa

Purna menjelaskan, bukti geologi yang dimaksud adalah material dan mikroorganisme laut yang ditemukan di daratan akibat terbawa tsunami. Material tersebut kemudian diteliti lebih lanjut hingga ke ruang laboratorium untuk mengetahui usianya.

Menurut Purna, tsunami besar bisa saja menerjang seluruh kawasan pantai selatan Jawa jika panjang patahan gempa mencapai 900 hingga 1.000 kilometer. Tim LIPI telah menemukan bukti geologi bahwa tsunami pernah terjadi di sepanjang pantai selatan Jawa.

"Kami menemukan bukti geologinya itu di mulai di Binuangeun Lebak (Banten) kemudian di ujung Sukabumi, di Pangandaran, di Cilacap, di Kulonprogo, kemudian di Lumajang. Bahkan sampai di pantai selatan Bali yang kemungkinan. Namun di Bali kita belum punya hasil dating atau pengukuran umurnya," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini