Sukses

Kisah Bocah Meninggal Dunia Usai Dihukum 100 Kali Squat Jump Ini Bikin Pilu

Lantaran lupa mengerjakan tugas, bocah tersebut dihukum untuk melakukan 100 kali squat jump hingga meninggal dunia.

Liputan6.com, Jakarta Sesuatu hal yang dilakukan secara berlebihan kerap menimbulkan dampak yang tidak baik, salah satunya adalah olahraga. Olahraga yang dilakukan secara berlebihan akan berdampak buruk untuk kesehatan tubuh. Squat jump merupakan salah satu jenis olahraga yang kerap dilakukan.

Tak hanya untuk olahraga, squat jump juga tak jarang dijadikan sebagai hukuman untuk seseorang yang melakukan kesalahan. Kisah pilu dialami bocah berusia 13 tahun yang meninggal dunia setelah mendapatkan hukuman untuk melakukan 100 kali squat jump.

Lantaran lupa mengerjakan tugas, bocah tersebut dihukum untuk melakukan 100 kali squat jump. Sebelumnya, bocah ini sempat dirawat ke rumah sakit, keesokan harinya dia kembali ke sekolah dan kemudian mendapatkan hukuman karena lupa mengerjakan PR.

Kisah pilu bocah yang meninggal dunia setelah mendapatkan hukuman 100 kali squat jump ini dilansir Liputan6.com dari World of Buzz, Jumat (11/9/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dihukum 100 Kali Squat Jump Karena Lupa Kerjakan PR

Bocah berusia 13 tahun yang berasal dari Thailand ini meninggal dunia setelah mendapatkan hukuman untuk melakukan 100 kali squat jump. Lantaran lupa mengerjakan pekerjaan rumah (PR), bocah tersebut mendapatkan hukuman 100 kali squat jump.

Menurut The Nation, bocah berusia 13 tahun ini jatuh sakit pada 31 Agustus dan dilarikan ke rumah sakit pada 2 September. Keesokan harinya, dia kembali ke sekolah. Lantaran berada di rumah sakit dan tidak dapat menyelesaikan pekerjaan rumahnya, gurunya bersikeras bahwa dia harus dihukum meskipun dia memiliki alasan yang kuat untuk tidak dapat mengerjakan tugasnya. Guru tersebut kemudian memaksanya melakukan 100 lompatan jongkok.

Pada tanggal 4 September, anak laki-laki itu kembali jatuh sakit dan tidur lebih awal. Namun keesokan harinya bocah berusia 13 tahun ini tidak bangun dari tidurnya. Dokter mengatakan bahwa bocah itu meninggal dalam tidurnya sekitar pukul 3 pagi karena kerusakan jantung.

3 dari 3 halaman

Pihak Sekolah Meminta Maaf

Setelah kejadian tragis tersebut, pihak sekolah kemudian menghubungi keluarga bocah tersebut dan meminta maaf atas apa yang terjadi dan bertanggung jawab penuh atas kematiannya. Namun, belum ada pengumuman tentang investigasi apa pun terkait tindakan guru tersebut.

Meski keluarga anak laki-laki tersebut marah, mereka ingin kasus ini menjadi contoh bagi guru yang tidak berpikir sebelum menghukum siswanya. Dokter juga menuturkan masih belum mengetahui penyakit apa yang diderita oleh bocah yang berasal dari Thailand ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.