Sukses

13 Faktor Risiko Kanker Usus Besar dan Gejalanya, Intai Usia Muda

Kanker usus besar kini banyak menyerang kaum muda.

Liputan6.com, Jakarta Kanker usus besar merupakan jenis kanker yang perlu diwaspadai. Kanker usus adalah kanker yang muncul di usus besar. Kanker usus besar bisa menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita.

Kanker usus besar kadang-kadang disebut kanker kolorektal. Ini merupakan istilah yang menggabungkan kanker usus besar dan kanker rektal, yang dimulai di rektum.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kanker usus besar pada individu usia di bawah 50 tahun menunjukkan peningkatan. Kanker usus besar biasanya menyerang orang dewasa yang lebih tua, meski bisa terjadi pada semua usia.

Ada sejumlah faktor yang bisa menjadi penyebab munculnya kanker usus besar. Kondisi kesehatan tertentu, gaya hidup, dan genetik bisa meningkatkan risiko kanker usus besar.

Berikut faktor risiko kanker usus besar yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (30/8/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

Penyebab umum kanker usus besar

Peneliti masih mempelajari penyebab kanker usus besar. Penyebab pasti kanker usus besar belum diketahui. Kanker dapat disebabkan oleh mutasi genetik, baik yang diturunkan atau didapat selama kehidupan.

Sebagian besar kasus kanker usus besar berasal dari tumor non-kanker yang disebut polip adenomatosa. Ini terbentuk di dinding bagian dalam usus besar. Seiring waktu, beberapa polip ini bisa menjadi kanker usus besar. Sel kanker dapat menyebar dari tumor ganas ke bagian tubuh lain melalui darah dan sistem getah bening.

3 dari 8 halaman

Faktor risiko kanker usus besar

Polip

Kanker usus besar biasanya berkembang dari polip prakanker yang tumbuh di usus besar. Jenis polip yang paling umum tumbuh di usus besar adalah adenoma dan polip hiperplastik. Beberapa dari polip ini dapat tumbuh menjadi kanker yang ganas jika tidak segera diangkat selama tahap awal pengobatan.

Gen

Seseorang bisa mewarisi kecenderungan genetik terhadap kanker usus besar dari kerabat dekat, terutama jika anggota keluarga menerima diagnosis sebelum usia 60 tahun. Risiko ini menjadi lebih tinggi ketika lebih dari satu kerabat menderita kanker usus besar.

Usia

Kanker usus besar dapat didiagnosis pada semua usia, tetapi mayoritas orang dengan kanker usus besar berusia di atas 50 tahun. Namun, kini tingkat kasus kanker usus besar pada orang yang lebih muda dari 50 telah meningkat.

4 dari 8 halaman

Faktor risiko kanker usus besar

Ras

Orang Afrika-Amerika memiliki risiko lebih besar terkena kanker usus besar daripada orang dari ras lain.

Peradangan pada usus

Penyakit peradangan kronis pada usus besar, seperti kolitis ulserativa dan penyakit Crohn, dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.

Sindrom turunan

Beberapa mutasi gen yang diturunkan dari generasi ke generasi dapat meningkatkan risiko kanker usus besar secara signifikan. Sindrom bawaan paling umum yang meningkatkan risiko kanker usus besar adalah poliposis adenomatosa familial (FAP) dan sindrom Lynch.

5 dari 8 halaman

Faktor risiko kanker usus besar

Pola makan rendah serat, tinggi lemak

Kanker usus besar dan kanker rektal dapat dikaitkan dengan pola makan yang rendah serat dan tinggi lemak dan kalori. Beberapa penelitian menemukan peningkatan risiko kanker usus besar pada orang yang mengonsumsi makanan tinggi daging merah dan daging olahan.

Gaya hidup kurang gerak

Orang yang tidak aktif lebih mungkin mengembangkan kanker usus besar. Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat mengurangi risiko kanker usus besar.

Diabetes

Orang dengan diabetes atau resistensi insulin memiliki peningkatan risiko kanker usus besar.

6 dari 8 halaman

Faktor risiko kanker usus besar

Obestitas

Orang yang mengalami obesitas memiliki peningkatan risiko kanker usus besar dan peningkatan risiko kematian akibat kanker usus besar jika dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal.

Merokok

Orang yang merokok mungkin memiliki peningkatan risiko kanker usus besar.

Alkohol

Penggunaan alkohol secara berlebihan meningkatkan risiko kanker usus besar.

Terapi radiasi untuk kanker

Terapi radiasi yang diarahkan ke perut untuk mengobati kanker sebelumnya meningkatkan risiko kanker usus besar.

7 dari 8 halaman

Gejala kanker usus besar

Pada tahap awal perkembangan, kanker usus besar sering tidak menimbulkan gejala. Tanda dan gejala kanker usus besar bisa muncul pada kanker di stadium lanjut.

Banyak gejala yang dapat mengindikasikan kanker usus besar. Namun, gejala-gejala ini tak selalu menandakan adanya kanker usus besar. Maka dari itu, sangat penting untuk memeriksakan diri ke dokter jika mengalami beberapa gejala-gejala ini.

Berikut gejala kanker usus besar yang bisa muncul:

Kram dan kembung

Kram atau kembung sesekali adalah masalah pencernaan umum yang dapat terjadi karena sakit perut, gas, atau makan makanan tertentu. Sering mengalami kram dan kembung yang tidak dapat dijelaskan dapat menjadi tanda kanker usus besar.

Merasa perut selalu terisi

Jika pertumbuhan kanker berubah menjadi penyumbatan di usus besar, ini dapat menyebabkan orang tersebut merasa seolah-olah mereka tidak pernah bisa mengosongkan isi perutnya. Ini membuat perut terasa begah dan terus menerus merasah harus BAB.

8 dari 8 halaman

Gejala kanker usus besar

Darah di tinja

Darah di tinja bisa menjadi tanda adanya masalah pada usus. Tinja bisa keluar dengan darah merah segar atau tampak lebih gelap. Ada banyak kemungkinan penyebab lain dari tinja berdarah, seperti wasir. Namun, ketika mengalami darah di tinja pergilah menemui dokter untuk diagnosis.

Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan

Penurunan berat badan secara tiba-tiba dan tidak terduga adalah tanda dari beberapa jenis kanker. Pada penderita kanker, penurunan berat badan bisa terjadi karena sel kanker mengkonsumsi lebih banyak energi tubuh. Sistem kekebalan juga bekerja keras untuk melawan sel kanker.

Kelelahan

Orang dengan kanker usus besar bisa merasakan kelelahan atau kelemahan yang konstan. Meski rasa lelah sesekali adalah hal yang normal, kelelahan kronis tidak akan hilang dengan istirahat. Siapa pun yang mengalami kelelahan harus menemui dokter untuk membantu menentukan penyebabnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini