Sukses

6 Perpustakaan Tertua di Dunia, Ada yang Masih Beroperasi Hingga Kini

Perpustakaan merupakan salah satu saksi paling penting yang menyimpan rapih tetang sejarah peradaban manusia.

Liputan6.com, Jakarta Buku adalah jendela pengetahuan, melaui buku berbagai sejarah peradaban dunia terarsip dengan baik. Namun, tak semua buku yang mencatat tentang sejarah manusia tersimpan dengan baik.

Buku-buku tersebut harusnya tersimpan rapih di dalam perpustakaan sehingga bisa menjadi arsip yang penting di masa depan. Namun, banyak di antaranya yang telah hancur akibat perang dan ditinggalkan begitu saja.

Tak seperti di jaman sekarang, buku terbuat dari kertas yang rapuh dan bisa lapuk. Pada zaman dahulu sebelum masehi, digunakan batu sebagai alat dokumentasi sejarah berupa prasasti besar yang ditulisi aksara.

Berikut merupakan ulasan mengenai 6 perpustakaan tertua di dunia telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (4/5/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Perpustakaan di Kerajaan Ebla, Suriah

Koleksi perpustakaan di Kerajaan Ebla, Suriah diperkirakan merupakan perpustakaan yang tertua di dunia. Perpustakaan ini ditemukan pada tahun 1974-1979 oleh arkeolog Italia.

Sebanyak kurang lebih 2.000 prasasti utuh ditemukan dengan ukuran berukuran 30 cm hingga 120 cm. Sisanya masih ada sekitar 4.000 keping prasasti yang masih berupa bongkahan besar, dan 10.000 bagian kecil prasasti yang belum di satukan. Koleksi ini dinobatkan menjadi koleksi terbesar yang pernah ditemukan dan berasal dari Millenium Ke-3 sebelum masehi.

Prasasti ini awalnya terarsip dengan baik dan diletakkan di semacam rak di masa kejayaan Kerajaan Ebla. Namun, setelah mengalami kehancuran, bangunan perpustakaan pun ikut runtuh. Namun, sejumlah prasasti nampaknya masih utuh dan bisa diselamatkan.

3 dari 7 halaman

2. Perpustakaan di Kota Ugarit, Suriah

Ketika reruntuhan Kota Ugarit pertama kali ditemukan di tahun 1929, para arkeolog menemukan ada lebih dari satu perpustakaan di dalamnya. Ada ribuan prasasti yang akhirnya mengungkap letak dari perpustakaan tersebut. Setidaknya, ditemukan perpustakaan kerajaan, perpustakaan milik kuil, dan dua perpustakaan pribadi milik seorang diplomat bernama Rapanu.

Di perpustakaan pribadi milik Rapanu, ditemukan sejumlah koleksi prasasti unik yang terdiri dari arsip dipomasi, ekonomi, administratif, dan sastra. Dari aksara yang digunakan, diperkirakan perpustakaan ini telah ada sejak 1400 tahun sebelum masehi.

 

4 dari 7 halaman

3. Perpustakaan Kerajaan Asyurbanipal, Irak

Perpustakaan Kerajaan Asyurbanipal atau Royal Library of Ashurbanipal merupakan salah satu perpustakan dengan koleksi tertua di dunia. Terletak di situs penggaliam arkeologi Kouyunjik, di bagian utara Mesopotamia. Di masa kini, situs ini terletak di wilayan negara Irak.

Perpustakaan ini diberi nama sesuai dengan raja besar terakhir dari Kekaisaran Asyur Baru yang diperkirakan membangun perpustakaan ini. Koleksi dalam perpustakaan ini terdiri dari berbagai subyek, mulai dari pengobatan, mitologi, ilmu sihir, pengetahuan, sastra hingga geografi. Tapi prasasti yang paling terkenal yakni the Epic Gilgamesh.

Namun, akibat penanganan yang ceroboh pada situs tersebut, banyak keping-keping prasasti yang tercampur baur dan mustahil untuk disusun kembali teks aslinya meskipun ditemukan utuh.

 

5 dari 7 halaman

4. Perpustakaan Agung Alexandria, Mesir

Membahas sejarah peradaban manusia, tentu tak dapat lepas dari Perpustakaan Agung Alexandria yang terletak di mesir. Perpustakaan ini merupakan salah satu situs yang terbesar dan terpenting di zaman kuno. Seperti yang kita tahu, dahulu kala, Mesir merupakan pusat peradaban dunia yang dikenal maju dalam bidang ekonomi, budaya, dan pengetahuan.

Diperkirakan, perpustakaan ini dibangun oleh Alexander The Great, salah satu kaisar yang paling berkuasa di masa tersebut. Ia mendapatkan inspirasi untuk membangun perpustakaannya sendiri usai mengunjungi Perpustakaan Kerajaan Asyurbanipal. Namun, karena umurnya yang tak panjang, keinginan tersebut dilanjutkan oleh salah satu jendralnya yakni Ptolemy di abad ke-3.

Perpustakaan Agung Alexandria terkenal karena mengoleksi berbagai pengetahuan dari segala penjuru dunia, menterjemahkannya ke dalam gulunga kertas papirus dan mengarsipkannya dengan rapi. Namun, perpustakaan ini hancur setelah Roma berkuasa di Mesir pada masa 30 tahun sebelum masehi. Perpustakaan dibakar dan banyak gulungan kertas papirus yang hilang.

6 dari 7 halaman

5. Perpustakaan di Biara Santa Katarina, Sinai, Mesir

Perpustakaan di Biara Santa Katarina merupakan salah satu perpustakaan tertua di dunia dan masih beroperasi hingga kini. Biara Santa Katarina sendiri merupakan salah satu biara tertua di dunia. Situs ini juga sudah dinobatkan sebagai warisan budaya oleh UNESCO.

Gunung Sinai merupakan salah satu tempat yang paling bersejarah bagi agama Nasrani. Menurut Alkitab Ibrani, Musa menerima Sepuluh Perintah Allah di tempat ini.

Terletak di Semenanjung Sinai, Mesir, situs ini berada di kaki gunung Santa Katarina. Koleksi yang tertua di perpustakaan ini adalah catatan perjalanan dari seorang wanita bernama Egeria pada sekitar tahun 381-384. Ia mengunjungi banyak tempat di sekitar Israel dan gunung Sinai.

Perpustakaan yang telah ada sejak abad ke 6 ini, memiliki koleksi terbesar kedua di dunia dengan banyak "codex" dan naskah kuno. Naskah ditulis dalam berbagai bahasa mulai dari Yunani, Arab, Armenia, Koptik, Ibrani, Georgia, dan Aram.

Fakta menarik lainnya terkait Biara ini adalah tempat ini menyimpan sebuah surat salinan yang disebut dengan "Surat Jaminan Muhammad" (Achtiname of Muhammad), di mana Nabi Muhammad SAW menyatakan perlindungannya atas biara ini.

7 dari 7 halaman

6. Perpustakaan Al-Qarawiyyin di Maroko

Meski masih banyak perpustakaan yang lebih tua, namun perpustakaan Perpustakaan Al-Qarawiyyin di Maroko juga memiliki peranan penting dalam sejarah peradaban manusia.

Perpustakaan ini merupakan perpustakaan tua yang sudah cukup modern dan bisa dikunjungi bak perpustakaan biasa. Situs ini di bangun pada tahun 859 oleh Fatima al-Fihri, anak perempuan dari seorang pedagang kaya asal Turki. Fatima juga membangun masjid Qarawiyyin dan Universitas Qarawiyyin.

Meski sempat ditutup karena terjadi kerusakan besar, namun setelah mengalami pemugaran secara besar-besaran, kini perpustakaan ini telah dapat di buka kembali untuk publik sejak tahun 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini