Sukses

Diisolasi, Kisah Pria Tak Bisa Bertemu Bayinya yang Sudah Meninggal Ini Bikin Haru

Kisah haru pria yang tak bisa bertemu dengan bayinya yang sudah meninggal.

Liputan6.com, Jakarta Virus Corona Covid-19 yang berasal dari Wuhan, China ini sudah menyebar ke hampir seluruh dunia. Virus yang merenggut banyak korban jiwa ini diharapkan dapat segera usai. Seluruh tim medis, pemerintah, dan lapisan masyarakat bahu membahu untuk memerangi virus Corona Covid-19 ini yang semakin merebak.

Jumlah pasien positif Corona Covid-19 mengalami peningkatan setiap harinya. Dilansir dari worldometers, per Jumat (3/4/2020) jumlah pasien positif Corona Covid-19 menginjak angka 1.015.940 kasus.

Penyebaran virus Corona Covid-19 yang semakin meluas membuat seluruh negara menerapkan kebijakan yang dapat menghambat penyebaran virus tersebut. Salah satunya yakni menerapkan isolasi, karantina, dan lain sebagainya. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDD), isolasi adalah langkah memisahkan orang sakit yang memiliki penyakit menular dari orang yang tidak sakit.

Sementara karantina merupakan langkah memisahkan dan membatasi pergerakan orang yang diduga memiliki penyakit menular untuk melihat apakah mereka benar-benar terinfeksi.

Dampak dari penyebaran virus Corona Covid-19 tentunya dialami oleh masyarakat di seluruh penjuru dunia. Hal tersebut juga dialami salah satu warga Amerika Serikat. Seorang pria merasa terpukul dan berusaha untuk menguatkan hati ketika kehilangan sang buah hati. Pria tersebut tidak diperbolehkan masuk dan melihat istri juga anaknya, lantaran adanya peraturan isolasi diri dari rumah sakit seperti Liputan6.com lansir dari Mirror.co.uk, Jumat (3/4/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kisah sang ayah saat melihat anaknya melalui jendela kamar Rumah Sakit

Tidak memandang usia dan kalangan, membatasi diri untuk bertemu dengan orang lain harus dipatuhi oleh semua orang. Masing-masing negara sudah memberikan imbauan untuk membatasi diri ketika kontak fisik dengan orang lain. Orangtua dan anak pun harus diupayakan untuk tidak melakukan kontak fisik. Hal tersebut memang cukup berat, namun harus dipatuhi.

Salah satu kisah mengharukan datang dari Amerika Serikat. Sepasang suami istri harus rela kehilangan sang buah hati karena sang istri mengalami pendarahan hingga mengalami keguguran. Sedihnya, sang ayah tidak bisa menemui sang anak untuk pertama dan terakhir karena adanya peraturan rumah sakit.

Sepasang suami istri bernama Jared dan Sarah Gliem, berasal dari Pennsylvania, Amerika Serikat. Mereka berdua tidak bisa saling menguatkan ketika Sarah Gliem mengalami keguguran, dan pada akhirnya harus kehilangan bayi mereka. Hal tersebut lantaran peraturan isolasi diri virus Corona Covid-19 dari rumah sakit.

Sarah Gliem pun mengambil foto sang suami di balik kaca kamar rumah sakit dan menelpon sang suami. Pasangan suami istri ini saling menguatkan satu sama lainnya dan mengatakan bahwa mereka selalu ada untuk masing-masing. Kehilangan buah hati adalah hal yang menyedihkan yang membuat seseorang benar-benar merasa kehilangan.

Sarah merasakan kesedihan setelah dokter mengatakan tidak ada lagi detak jantung sang anak. Kesedihan Sarah Gliem pun semakin menjadi ketika mendengar tangisan sang suami melalui telepon.

3 dari 3 halaman

Ungkapan Sarah Gliem kepada Jared

Kepada The Sun, Sarah Gliem mengungkapkan, "Dia mengawasi saya melalui pintu kaca dan mengirimi saya pesan. Dia mengatakan kepada saya bahwa saya tidak harus menjadi pahlawan super di setiap situasi dan tidak mengapa jika tidak kuat untuk menerima semua ini.”

Sarah Gliem juga menambahkan, "Aku mengambil fotonya ketika dia tidak melihat karena aku ingin selalu ingat bahwa di masa sulit seperti ini, kita selalu ada untuk satu sama lainnya. Walaupun sedang tidak bersama-sama, kita harus saling menguatkan.”

Selain itu, Sarah Gliem juga mengungkapan karena tidak bisa memeluk suaminya ketika mereka mengetahui tentang keguguran yang dialaminya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.