Sukses

Ratusan Siswa SMPN 1 Turi Sleman Terseret Banjir Sungai Sempor, Ini 7 Fakta Terbarunya

Fakta peristiwa hanyutnya siswa SMPN 1 Turi Sleman

Liputan6.com, Jakarta Kegiatan susur sungai yang digelar anggota Pramuka SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta berakhir duka. Saat kegiatan berlangsung, banjir tiba-tiba menerjang Sungai Sempor saat 249 anggota Pramuka dari kelas VII dan VIII melakukan kegiatan susur sungai, Jumat (21/2/2020).  

Saat itu, siswa-siswi pramuka kelas VII dan VIII SMPN 1 Turi Sleman, sekitar pukul 15.00 WIB tengah mengikuti kegiatan susur sungai di Sungai Sempor. Hujan yang turun sejak beberapa waktu sebelumnya, ternyata tak membuat mereka menghentikan kegiatan.

Dari 256 siswa-siswi SMP Negeri 1 Turi, hampir semuanya mengikuti kegiatan pramuka susur sungai, hanya 6 anak yang tidak mengikuti kegiatan dengan alasan kesehatan. Data terbaru menunjukkan 7 siswa meninggal dunia dan 3 siswa lainnya masih dalam proses pencarian. 

Dilansir dari berbagai sumber, berikut Liputan6.com ulas fakta terbaru siswa SMPN 1 Turi Sleman terseret Sungai Sempor Sleman, Sabtu (22/2/2020)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Kronologi kejadian

Saat itu, siswa-siswi pramuka kelas VII dan VIII SMP Negeri 1 Turi Sleman, sekitar pukul 15.00 WIB tengah mengikuti kegiatan susur sungai di Sungai Sempor. Hujan yang turun sejak beberapa waktu sebelumnya, ternyata tak membuat mereka menghentikan kegiatan.

Di tengah penyusuran sungai, sekitar pukul 15.30 WIB, aliran Sungai Sempor tiba tiba menderas dari hulu, ratusan peserta tanpa menyadari sungai telah banjir terjebak arus deras tersebut. Seluruh peserta berusaha menyelamatkan diri dan rekannya. Namun, beberapa peserta tak sempat lagi menyelamatkan diri dan hanyut terbawa aliran sungai.

3 dari 8 halaman

2. Data Sementara 7 Siswa Meninggal, 3 Belum Ditemukan

Berdasarkan update dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DIY, Sabtu (22/2/2020) pukul 04.20 WIB menyatakan, korban meninggal akibat terseret banjir Sungai Sempor, Sleman bertambah menjadi tujuh siswa. Sedangkan tiga siswa lainnya belum ditemukan.

"Update data terkini korban adalah terkonfirmasi selamat 216 siswa, terkonfirmasi luka luka 23, meninggal dunia 7 siswa dan, belum ditemukan 3 siswa," kata Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya.

Siswa yang belum ditemukan adalah Yasinta Bunga, Zahra Imelda, dan Nadine Fadilah. Sedang siswa yang terkonfirmasi meninggal dunia karena terseret banjir Sungai Sempor adalah Sovie Aulia, Arisma Rahmawati, Nur Azizah, Lathifa Zulfaa, Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah, Evieta Putri Larasati, dan Faneza Dida.

4 dari 8 halaman

3. Pencarian Masih Dilakukan

Pencarian terus dilakukan oleh tim gabungan dari SAR, Polisi, PMI, dan komunitas relawan yang dibantu oleh masyarakat, Posko Pendataan didirikan oleh BPBD Sleman di SMPN 1 Turi sedangkan Posko Pengendali pencarian didirikan Basarnas di Dukuh Sempor.

Diketahui saat ini korban selamat sebanyak 216 siswa. Total jumlah siswa SMPN 1 Turi Sleman adalah 249 siswa.

"Sebanyak 23 siswa luka, 21 siswa rawat jalan/pulang dan 2 siswa menjalani rawat inap di Puskesmas Turi atas nama Teta Versya dan Hapsari Teta," kata Agus.

5 dari 8 halaman

4. Sultan HB X dan GKR Hemas Datangi SMP 1 Turi

Mengetahui peristiwa ini Gubernur DIY, Sri Sultan HB X bersama GKR Hemas mendatangi SMP Negeri 1 Turi, Jumat (21/2). Sultan HB X datang sekitar pukul 23.04 WIB.

Setibanya di lokasi Sultan HB X langsung bertemu dengan pimpinan SMP Negeri 1 Turi dan keluarga siswa yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya. Dilansir dari Merdeka, Sultan HB X juga turut menyampaikan bela sungkawa atas kejadian ini. 

"Saya ikut belasungkawa maupun prihatin dengan kejadian ini. Ini anak-anak masih SMP. Kebetulan musim hujan mustinya kegiatan di dekat sungai berbahaya. Apalagi menyusur sungai," ujar Sultan HB X.

6 dari 8 halaman

5. Sultan Mengeluarkan Surat Edaran

Atas peristiwa ini, Sultan HB X mengatakan pasca kejadian hanyutnya siswa SMP Negeri 1 Turi ini, memerintahkan kepada BPBD DIY untuk mengeluarkan surat edaran. Surat edaran ini berisikan selama musim hujan melarang sekolah untuk melakukan kegiatan di sekitaran sungai.

"Saya sudah sampaikan BPBD Propinsi. Saya minta mengeluarkan edaran selama musim hujan ini anak-anak sekolah tanpa melihat pendidikan, SD SMP dan SMA untuk menghindari acara, program kegiatan anak sekolah, baik pramuka atau asosiasi apapun untuk menghindari pinggir sungai. Apalagi punya aktivitas masuk ke sungai," ujar Sultan HB X.

"Musim hujan ini kita harus menjaga keselamatan itu nomor satu. Sementara ini jangan melakukan aktivitas di sungai. Ditunda saja dulu. Ga usah kegiatan pada waktu musim hujan," tegas Sultan. 

7 dari 8 halaman

6. Bupati Sleman Nilai Hanyutnya Siswa SMP Negeri 1 Turi Kecerobohan Pihak Sekolah

Bupati Sleman, Sri Purnomo menilai hanyutnya siswa SMP Negeri 1 Turi saat mengikuti kegiatan Pramuka susur Sungai Sempor pada Jumat (21/2) adalah sebuah kecerobohan. Pasalnya kecerobohan itu menyebabkan sejumlah siswa meninggal dunia akibat terseret arus sungai.

"Itu kecerobohan artinya melaksanakan kegiatan di sungai saat hujan itu sangat bahaya. Ini kecerobohan yang berakibat fatal," katanya, Jumat (21/2) malam.

Dia mengatakan, kegiatan di luar sekolah seharusnya mempertimbangkan faktor keselamatan. Faktor keselamatan dinilai sebagai bagian penting dalam sebuah kegiatan.

8 dari 8 halaman

7. Polisi akan menyelidiki

Adanya kasus ratusan siswa yang hanyut di sungai Sempor saat kegiatan susur sungai, Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta turun langsung. Pihak kepolisian akan menyelidiki insiden hanyut ratusan siswa-siswi SMPN 1 Turi saat kegiatan Jumat (21/2/2020).

"Tentu akan kami lakukan pemeriksaan siapa yang harus bertanggung jawab akan peristiwa ini," kata Kepala Bidang Humas Polda DIY Kombes Yuliyanto melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Sabtu (22/2/2020).

Menurut dia, terhadap kasus itu polisi juga memeriksa aturan-aturan dalam kegiatan Pramuka berupa susur sungai yang mengakibatkan ratusan siswa hanyut itu.

"Aturan-aturan dalam kegiatan pramuka yang berisiko juga sedang kami dalami, sehingga nantinya penyidik bisa menentukan para pihak yang akan bertanggung jawab," kata Yuliyanto

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini