Sukses

7 Kebiasaan Makan yang Menyebabkan Diabetes, Harus Dihindari

Kebiasaan makan yang menyebabkan diabetes dipengaruhi oleh pola makan yang tidak sehat

Liputan6.com, Jakarta Kebiasaan makan yang menyebabkan diabetes dipengaruhi oleh pola makan yang tidak sehat. Selain itu, faktor genetik dan gaya hidup sedenter menjadi beberapa penyebab lainnya yang tidak bisa dianggap sepele begitu saja. 

Seperti yang banyak diketahui, berbagai jenis makanan manis merupakan salah satu penyebab utama diabetes. Tidak hanya itu, selain makanan manis, kebiasaan makan kamu sehari-hari juga menjadi salah satu penyebab diabetes yang harus dihindari.

Kebiasaan makan yang menyebabkan diabetes harus segera dihindari. Kebiasaan buruk ini juga bisa menimbulkan dampak buruk lainnya selain diabetes. Oleh karena itu, sebaiknya ketahui pola makan yang terbaik untuk kamu terapkan.

Berikut Liputan6.com rangkum dari KlikDokter, Rabu (27/11/2019) tentang kebiasaan makan yang menyebabkan diabetes

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Makan Larut Malam dan Terlalu Banyak Makan Daging

Makan Larut Malam

Makan larut malam biasanya menyebabkan kadar glukosa darah meningkat lebih dari biasanya pada pagi berikutnya. Itu semakin menimbulkan masalah terutama jika kadar glukosa dalam darah berada di atas kisaran normal, yaitu melebihi 80-130mg/dL.

Sebaiknya konsumsi camilan karbohidrat porsi kecil yang kaya serat (20 gram atau kurang) dengan protein tanpan lemak untuk memberikan rasa kenyang jika tetap ingin ngemil di malam hari.

Hindari pula makan malam larut dengan porsi terlalu besar. Pada dasarnya, apa pun yang berkontribusi terhadap kenaikan berat badan akan meningkatkan risiko diabetes. Ada sebuah studi dari Perelman School of Medicine, Universitas Pennsylvania, AS, yang melaporkan bahwa makan terlalu malam dapat meningkatkan kadar gula darah dan insulin yang bisa memicu terjadinya diabetes tipe 2.

Terlalu Banyak Makan Daging

Terlalu banyak mengonsumsi protein dapat memengaruhi kadar glukosa darah, terutama jika protein yang kamu konsumsi adalah daging merah. Menurut sebuah penelitian, peningkatan konsumsi daging merah telah dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes.

Sebaiknya batasi protein hewani yang berasal dari daging merah dan tinggi lemak, seperti daging sapi dan daging kambing, utamanya yang dimasak dengan cara digoreng. Sebaliknya, perbanyak konsumsi protein hewani seperti kacang-kacangan, tahu, tempe, dan lain-lain. Jika tak bisa lepas dari protein hewani, pilih yang rendah lemak seperti telur, ikan, dan daging ayam.

3 dari 4 halaman

Makan Tidak Seimbang dan Terlalu Sedikit Serat

Makan Tidak Seimbang

Makan terlalu banyak karbohidrat dan kurangnya asupan nutrisi lain, seperti sayuran dan protein tanpa lemak, dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat. Oleh karena itu, makanan seimbang membantu kamu kenyang dan memberi semua nutrisi yang dibutuhkan.

Memasangkan protein tanpa lemak (seperti dada ayam tanpa kulit) dengan makanan karbohidrat kompleks (beras merah) dapat memperlambat pencernaan, dan membantu kamu merasa kenyang lebih lama sambil memiliki dampak minimal pada kadar glukosa darah setelah makan.

Terlalu Sedikit Makan Serat

Selain membatasi konsumsi gula pada makanan atau minuman manis, kadar gula darah juga dapat dijaga dengan konsumsi serat, khususnya serat larut.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi serat dapat menurunkan resistensi insulin, yang merupakan penyebab dari diabetes. Selain itu, memperbanyak asupan serat bahkan membuat kamu kenyang lebih lama karena menyebabkan pengosongan lambung, mengendalikan porsi makan dengan membuat kamu lebih cepat kenyang, hingga membuat gula darah menjadi stabil.

Beberapa sumber serat yang dianjurkan antara lain: oatmeal, kacang-kacangan dan polong-polongan, brokoli, alpukat, pir, buah berry, lentil, apel, dan lain-lain.

4 dari 4 halaman

Terlalu Banyak Konsumsi Lemak Jenuh dan Minuman Tinggi Gula

Terlalu Banyak Mengonsumsi Lemak Jenuh

Penelitian menunjukkan bahwa asupan lemak yang berlebihan (lebih dari 30 persen dari total kalori) dapat memperburuk resistensi insulin. Jauhi makanan yang cenderung mengandung lemak jenuh dalam jumlah tinggi, seperti makanan dari restoran cepat saji.

Selain dapat meningkatkan kadar kolesterol, lemak jenuh juga dapat meningkatkan risiko diabetes. Lemak jenis ini banyak terdapat dalam susu tinggi lemak, keju olahan, mentega, selain kacang, dan daging berlemak.

Konsumsi Camilan Berbahan Tepung Terigu

Karbohidrat olahan (highly processed carbohydrates), seperti roti putih tawar, pretzel, pasta, atau biskuit, yang sumbernya adalah tepung terigu telah dikaitkan dalam beberapa penelitian dapat meningkatkan resistensi insulin.

Penyebabnya adalah kandungan gula yang sangat tinggi dalam makanan-makanan tersebut. Batasi produk olahan yang dibuat dengan tepung terigu dan gula tambahan. Fokuslah pada camilan sehat yang tinggi serat dan dibuat dengan biji-bijian utuh.

Minuman Ringan Mengandung Gula dan Kalori Tinggi

Banyak orang tidak menyadari berapa banyak gula yang dapat dikonsumsi dalam bentuk cair dan seberapa cepat itu dapat meningkatkan gula darah. Jus dan soda digunakan untuk mengobati orang yang memiliki masalah gula darah rendah karena kedua jenis minuman itu bisa cepat menaikkan gula darah.

Itu bagus jika gula darah kamu rendah. Namun, jika kadar gula darah tinggi, konsumsinya justru bisa membahayakan. Dalam satu kaleng minuman ringan, sekitar 30 gram gula atau setara dengan sembilan sendok teh gula. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh American Diabetes Association menunjukkan bahwa risiko diabetes melitus meningkat sebanyak 26 persen pada mereka yang mengonsumsi 1–2 minuman ringan per hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.