Sukses

Tak Bisa Selesaikan PR dari Sekolah, Bocah Ini Lakukan Hal Tak Terduga

Liputan6.com, Jakarta Bagi anak yang masih duduk di bangku sekolah, tentunya pekerjaan rumah alias PR menjadi hal yang sudah tak asing lagi. Pekerjaan rumah atau PR merupakan tugas mandiri terstruktur yang diberikan guru untuk dikerjakan di rumah sebagai latihan tambahan unrtuk para muridnya. 

Pencetus pekerjaan rumah adalah seorang guru di Venice, Italia tahun 1905 bernama Roberto Neveilis. Jika dulu PR dijadikan sebagai sebuh hukuman pada murid yang melanggar aturan, kini pekerjaan rumah sudah menjadi bagian terencana bagi seorang guru.

Beberapa waktu lalu, polemik adanya pekerjaan rumah atau PR muncul dikalangan masyarakat. Hal ini lantaran, saat anak mengalami kesulitan mengerjakannya dan orang tua tidak dapat membantu anak-anak mereka. 

Mungkin itulah yang dirasakan oleh seorang bocah berusia 13 tahun di George Town, Penang, Malaysia. Diduga tak bisa menyelesaikan tugas rumahnya atau PR ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dapat Laporan dari Guru Tak Selesaikan PR

Kejadian ini terjadi pada tanggal 25 Agustus 2019 lalu. Dilansir dari World of Buzz oleh Liputan6.com, Senin (26/8/2019) sebelum merenggut nyawanya sendiri, ibu dari bocah itu menerima telepon dari sekolahnya. Ternyata yang menelpon adalah gurunya yang melaporkan apa yang telah dilakukan bocah itu.

Sang guru memberitahu pada ibunya bahwa ia tak menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan dari sekolah. Hal itu membuat bocah laki-laki berusia 13 tahun tersebut mendapatkan ceramah dan keluhan dari ibunya. 

Setelah ibunya selesai menceramahinya dan mengajarnya, lalu ia diminta untuk melakukan pekerjaan rumahnya dengan benar. Bocah itu kemudian mengerjakan tugasnya dan mengatakan bahwa ia tidak dapat menyelesaikannya. Lalu, ia memberi tahu ibunya bahwa ia ingin pergi dan mandi terlebih dahulu. 

3 dari 3 halaman

Mengakhiri Hidupnya

Hampir setengah jam tak kunjung keluar dari kamar mandi, ayahnya pun cemas. Namun sang ayah masih bisa mendengar suara air yang mengalir dari keran. Kemudian ayahnya mengetuk pintu tetapi tidak ada jawaban.

Merasa khawatir, sang ayah kemudian mendobrak pintu kamar mandinya. Dengan terkejut ia mendapati putranya gantung diri. Ia mencoba menyadarkan putranya melalui CPR sementara para tetangga memanggil polisi dan ambulans. 

Namun syang usaha itu tak berhasil. Bocah berusia 13 tahun itu meninggal dunia pukul 10.55 waktu setempat dalam perjalanan ke rumah sakit di ambulans. Investigasi oleh polisi menunjukkan bahwa dia tidak pernah benar-benar tertarik untuk belajar dan selalu lemah secara akademis. Selain itu, ia juga banyak mengeluh kepada orang tuanya karena terlalu banyak mengerjakan PR dan hal itu membuatnya sangat stres.

Selain itu, polisi menemukan sebuah pesan setelah melakukan investigasi di lokasi kejadian. Pesan itu berisi ucapan terimakasih kepada ibunya yang sudah merawatnya selama 13 tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini