Sukses

Tak Penuhi Target Penjualan, Pekerja Ini Dipaksa Makan Ikan Hidup

Hukuman yang diberikan kepada pekerja mendapat kecaman dari masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Menjalani sebuah pekerjaan tentu saja tak selalu mudah dan lancar. Apalagi jika dalam pekerjaan tersebut, mereka memiliki target yang harus diperoleh. Salah satunya ialah target penjualan yang harus terccapai oleh suatu perusahaan.

Jika memenuhi target penjualan, bisa jadi pegawai tersebut akan mendapatkan bonus. Namun, saat tak memenuhi target penjualan buka tidak mungkin sanksi akan diterima. Mulai dari pengurangan bonus bahkan mendapatkan sebuah hukuman yang harus dikerjakan saat itu juga.

Baru-baru ini sempat beredar di internet tentang sebuah perusahaan yang menghukum para pekerjanya dengan cara yang tak lazim. Dilansir Liputan6.com dari Shanghai.ist, Kamis (8/8/2019) sebuah perusahaan di China menjadi sorotan lantaran hukuman yang diberikan kepada para pekerja yang tak bisa memenuhi target penjualan.

Hukuman yang diperoleh para pekerja di sebuah perusahaan yang terletak di Provinsi Ghuizhou ini pun termasuk ekstrem. Salah satunya ialah dengan memaksa para pekerja memakan seekor ikan hidup.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dipaksa makan ikan hidup

Para pekerja di salah satu perusahaan konstruksi di China ini mendapatkan hukuman dari perusahaan karena tak mampu memenuhi target penjualan. Bahkan hukuman yang diberikan kepada pekerja tersebut terbilang ekstrem dan tak lazim.

Para pekerja tersebut diharuskan memakan seekor ikan lumpur hidup-hidup. Selain diharuskan memakan ikan lumpur hidup, para pekerja di perusahaan konstruksi juga diharuskan meminum darah ayam. Bukan hanya satu ataupun dua orang saja yang mendapat hukuman tersebut, namun banyak pegawai. Saat hukuman dilakukan ada pula seseorang yang merekam kejadian tersebut dan mengunggahnya di media sosial.

3 dari 3 halaman

Mendapat kecaman publik

Beredarnya video hukuman bagi para pekerja tersebut tentu saja mendapat kecaman dari berbagai kelangan. Meski mendapatkan berbagai kecaman dari masyarakat diluar, pihak perusahaan tak merasa bersalah.

Pasalnya, pihak perusahaan mengaku jika para pekerja yang mendapat hukuman tersebut berpartisipasi dengan sukarela. Selain itu, perusahaan juga menganggap jika tidak ada yang salah dengan hukuman yang mereka berikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.