Sukses

Selain Ahok, 6 Tokoh Ini Juga Pernah Menerima Roosseno Award

Ahok mendapatkan penghargaan Roosseno Award ke IX.

Liputan6.com, Jakarta Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok mendapatkan penghargaan Roosseno Award ke IX. Ahok dinobatkan sebagai tokoh Indonesia yang mengilhami etos kerja, integritas tinggi, dan gagasan kreatifnya bagi publik. 

Penghargaan tersebut diberikan kepada Ahok di Roosseno Plaza, Kemang, Jakarta Selatan pada Senin (22/7/2019). Setiap tahunnya, Biro Oktroi Rooseno menyediakan sebuah penghargaan kepada seseorang yang dinilai memberi sebuah inspirasi bagi banyak orang khususnya masyarakat Indonesia.

Tahun ini akan menjadi tahun IX pemberian penghargaan yang disebut sebagai Roosseno Awards. Untuk menentukan peraih penghargaan, Biro Oktroi Rooseno memilih Prof. Syafi'i Ma'arif, Prof. Franz Magnis Suseno, Prof. Emil Salim, Prof. Saparinah Sadli, Dra. Henny Sitepu, Gunawan Moehammad dan Daniel Dhakidae, Ph.D sebagai tim penilai.

Ahok sendiri tetap merendah usai menerima apresiasi ini. Ahok pun mengingatkan bahwa jadi pejabat publik harus memegang teguh integritas dan mau bekerja keras. Ahok datang ke acara ini didampingi istrinya, Puput Nastiti Devi. Acara ini juga dihadiri mantan wakil Ahok di DKI, Djarot Saiful Hidayat.

Berikut 6 tokoh yang pernah menerima Roosseno Award yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (22/7/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. BJ Habibie

Presiden ketiga Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie juga meraih penghargaan Roosseno Award pada 23 Agustus 2014.

Penghargaan tersebut diserahkan kepada Habibie karena beliau adalah sosok yang cepat tanggap dengan kejadian di sekitar, seseorang yang inovatif dan kreatif, kehidupan keluarga yang harmonis, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa kepemimpinan, sosok fenomenal, dan berjiwa pionir.

3 dari 7 halaman

2. Prof Sjamsuhidajat Ronokusumo

Tokoh dunia kedokteran Indonesia, Prof. Dr. dr. R. Sjamsuhidajat Ronokusumo Sp.B KBD meraih Roosseno Award VIII. Penghargaan itu didapatkan atas dedikasinya sebagai dokter spesialis bedah selama 52 tahun (1959-2011) dan sebagai pendidik kedokteran selama 46 tahun (1974 sampai sekarang).

Penghargaan yang berikan karena R. Sjamsuhidajat Ronokusumo adalah sosok yang semangat, ketekunan, kesabaran, dan dedikasinya pada bidang ilmu pengetahuan dan ilmu kedokteran itulah penghargaan diberikan.

4 dari 7 halaman

3. Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata

Tahun 2016 penerima Roosseno Award VI yang terpilih adalah Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata. Roosseno Award VI ini diberikan kepada Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata di bidang Rekayasa Struktur Teknik Sipil sebagai tokoh Indonesia yang memberi inspirasi kepada bangsa Indonesia atas semangatnya dalam ilmu pengetahuan, teknologi, penemuan, dan paten.

5 dari 7 halaman

4. Saparinah Sadli

Saparinah Sadli dipilih sebagai tokoh perempuan yang memperjuang hak-hak perempuan dan kesetaraan gender. Ia mendapatkan penghargaan Rooseno Award ke VII pada tahun 2017.

Sosok Saparinah diketahui telah lama berkiprah di bidang kesetaraan perempuan. Bahkan ia juga merupakan salah satu inisiator berdirinya lembaga Komnas Perempuan saat terjadinya kekerasan seksual kepada perempuan dari etnis Tionghoa.

6 dari 7 halaman

5. Franz Magnis Suseno

Franz Magnis Suseno juga pernah meraih Roosseno Award 2015 atas kiprahnya dalam memberi inspirasi di bidang kemanusiaan demi kesejahteraan lahir batin masyarakat Indonesia. Franz Magnis mempunyai nama asli sebelum menjadi warga negara Indonesia adalah Franz Graf von Magnis, keturunan bangsawan Jerman.

Penghargaan diberikan karena peren Prof. Franz Magnis Suseno di bidang sosial budaya dan humanisme atau untuk mengakui nya keahlian di bidang filsafat dan etika Jawa.

7 dari 7 halaman

6. Enam Peneliti Rempah

Enam peneliti dari berbagai universitas dan lembaga di Tanah Air menerima Roosseno Award 2013. Penerima Roosseno Award 2013 adalah Abdi Redha (Politeknik Negeri Pontianak), Herlina Rante (Universitas Hasanuddin), Endah Puspitasari (Universitas Jember), Otih Rostiana (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat), Muhamad Sahlan (Universitas Indonesia), dan Hanny Wijaya (Institut Pertanian Bogor).

Bantuan penelitian yang diberikan pada 2013 kepada para peneliti yang menekuni rempah-rempah Indonesia khususnya untuk komoditas pala, lada, kayu manis, gambir, dan pemanfaatan rempah lain. Biro Oktroi Rooseno tetap mempertahankan tujuannya untuk memberi dukungan nyata pada peneliti Indonesia yang serius di bidang penelitian yang ditekuni untuk berkarya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini