Sukses

Unik, Begini Keindahan Gletser Garam di Teluk Persia

Gletser biasanya ada di wilayah dengan musim dingin seperti Skandinavia.

Liputan6.com, Jakarta Gletser biasanya ada di wilayah dengan musim dingin seperti Skandinavia. Begitu pula kubah pegunungan yang biasanya terdiri dari bebatuan dan pasir.

Namun, di Teluk Persia memiliki gletser dan kubah yang tidak biasa. Jika biasanya garam identik dengan lautan, gletser dan kubah di daratan Teluk Persia ini terdiri dari garam dan bukan es atau batuan.

Pegunungan Zagros merupakan serangkaian pegunungan yang berada di Teluk Persia. Tepatnya di sisi barat negara Iran dan menghubungkannya dengan Turki dan Iran.

Gletser garam yang berada di Pegunungan Zagros tampak seperti lipatan tanah yang asimetris dengan beberapa gunung dan bukit. Pegunungan ini menjadi sumber kehidupan masyarakat di sekitarnya, lahan yang subur banyak dimanfaatkan sebagai lahan untuk bercocok tanam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pegunungan Unik dan Tak Biasa

Terdapat satu keunikan dari Pegunungan Zagros yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung, yaitu keberadaan kubah dan gletser garam yang menyelimuti pegunungan ini. Sehingga jika dilihat dari kejauhan, bagian pegunungan yang tertutup kubah dan gletser garam akan tampak berwarna biru indah, kontras dengan perbukitan disebelahnya yang berwarna kecoklatan.

Terbentuknya kubah dan gletser garam di Pegunungan Zagros tak lepas dari peristiwa geologis masa lampau. Jutaan tahun yang lalu, Teluk Persia dahulu merupakan kawasan laut yang lebih luas dari yang diketahui saat ini.

Luas Teluk Persia meliputi Semenanjung Arab hingga ke Iran sebelah barat. Karena pergeseran lempeng tektonik dan peningkatan suhu bumi sebagian air laut di sisi barat Iran mengering dan meninggalkan sisa-sisa endapan garam.

Air hujan yang mengalir dari pegunungan menyebabkan endapan garam menumpuk dan semakin menebal. Karena peristiwa tersebut membuat garam menggunung dan membuatnya bergerak secara alami. Fenomena pergerakan gunungan garam disebut sebagai garam tektonik yang naik dan turun melewati bebatuan, seperti yang Liputan6.com lansir dari Geology, Jumat (7/6/2019).

3 dari 3 halaman

Gunungan Garam Alami

Seiring berjalannya waktu, gunungan garam berubah bentuk menyerupai kubah. Masyarakat setempat sering menyebutnya sebagai Diapir. Terkadang Diapir menembus dan menyebar ke permukaan secara horizontal seperti sebuah gletser. Kubah garam adalah peristiwa alam yang bisa terjadi di beberapa tempat di bumi.

Namun, kubah garam di Pegunungan Zagros merupakan yang paling kumulatif sehingga oleh UNESCO ditetapkan sebagai salah satu situs warisan dunia. Terdapat lebih dari 130 kubah garam di bagian selatan Pegunungan Zagros.

Beberapa gua garam dengan panjang hingga 6,4 km juga banyak ditemukan di kawasan ini. Di masa depan, kubah garam dimungkinkan untuk dieksplorasi mengingat bebatuan yang menjadi pondasi kubah garam berpeluang membendung minyak bumi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini