Sukses

5 Fakta Dermatitis Atopik, Penyakit Kulit yang Serang Baby Ryu

Kenali penyakit Dermatitis Atopik.

Liputan6.com, Jakarta Dermatitis atopik saat ini sedang ramai diperbincangkan di dunia maya. Hal itu lantaran ada seorang pria dengan akun Instagram @papeeryuzio berbagi sebuah pengalaman pahit tentang penyakit Dermatitis Atopik yang menyerang bayinya.

Bayi bernama Ryu menderita dermatitis atopik yang menurut sang ayah dipicu oleh tangan-tangan yang mencubit pipi anaknya saat sedang hadir dalam suatu acara. Pria tersebut begitu marah dengan kejadian yang menimpa anaknya.

Pria ini menjadi geram karena pipi anaknya mengalami luka dan sedih melihat putra kesayangannya harus tersiksa menahan rasa gatal sekaligus sakit.

Efek cubitan yang diperkirakan pria itu sebagai awal mula munculnya dermatitis atopik di pipi anaknya menjadi pro kontra di dunia maya. Banyak yang membenarkan tapi banyak juga yang menyanggahnya dengan alasan medis dari para dokter yang ikut mengomentari.

Pro kontra penyakit ini menimbulkan pertanyaan apa sebenarnya dermatitis atopik itu? Seperti dikutip Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut 5 fakta soal dermatitis atopik, Kamis (16/5/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Sanggahan Dokter

Pro kontra penyebab dermatitis atopik karena cubitan orang-orang pada pipi bayi mendapatkan perhatian dokter. Salah satuya dari akun Instagram @dokterkulitkucom.

Pada akun tersebut menjelaskan bahwa dermatitis atopik sebenarnya ialah penyakit keturunan. Dan apabila ditanya tentang orang lain tidak boleh memegang pipi bayi, jawabannya itu hak orang tua untuk melarang.

Namun yang perlu diluruskan, dermatitis atopik bukan karena dipegang pipinya, melainkan karena efek terlalu bersih. Ternyata terlalu bersih juga tidak bagus bagi bayi.

Pasalnya, tubuh bayi akan rentan terserang alergi bila tidak dibiasakan untuk lakukan hal-hal kotor. Hal-hal kotor yang dimaksud ialah kotor yang semestinya.

Hal ini disarankan, agar orang tua tidak terlalu protektif tentang terlalu bersih. Karena terlalu bersih juga bisa sebabkan hal buruk.

Kulit akan lebih sensitif dibanding kulit-kulit lainnya. Pencerahan dari akun tersebut menjadi jawaban bahwa dermatitis atopik bisa muncul karena kebiasaan terlalu bersih.

3 dari 7 halaman

1. Apa itu Dermatitis Atopik?

Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin, Matahari Arsy, dermatitis atopik adalah penyakit kulit (eksim) yang berulang. Ini ditandai dengan ruam-ruam merah.

Kemunculan dermatitis atopik bisa juga dipengaruhi sistem kekebalan tubuh bayi. Bayi memiliki sistem kekebalan tubuh lebih sensitif dibandingkan usia lain.

Ruam atau bercak-bercak merah pada bayi yang mengalami dermatitis atopik terletak pada pipi, dada, siku , dan lutut, terutama di lipatan-lipatan. Area tersebut yang seringkali bergesekan dengan anggota tubuh bayi lain, seperti tangan bayi.

4 dari 7 halaman

2. Apa penyebabnya?

Menurut para peneliti, penyakit dermatitis atopik disebabkan oleh alergi. Alergi memang kerap kali menjumpai anak-anak kecil.

Alergi ini bisa dipicu dari sabun, deterjen, stres, kelembapan rendah, alergi musiman, serta cuaca yang dingin.

Selain karena alergi, faktor yang menyebabkan seseorang berisiko terkena penyakit dermatitis atopik ialah riwayat kepribadian, memiliki ras Afrika, memiliki gangguan hiperaktif serta kebiasaan yang diterapkan orangtuanya.

5 dari 7 halaman

3. Gejala Dermatitis Atopik

Penyakit dermatitis atopik memiliki gejala-gejala sebagai berikut.

- Akan merasakan gatal yang memuncak pada malam hari.

- Akan ada bagian kulit yang berwarna merah hingga abu kecoklatan. 

- Muncul benjolan kecil dan timbul di kulit yang merasa gatal.

- Kulit yang tebal, kering dan pecah-pecah.

- Kulit yang lecet, sensitif, dan bengkak akibat digaruk.

- Mengalami ruam pada lipatan sikut atau lutut.

 

6 dari 7 halaman

4. Cara Antisipasi

Cara antisipasi terhadap penyakit ini ialah lakukan diagnosis. Cara diagnosis untuk dermatitis atopik cukup sederhana. Dokter kulit akan lakukan diagnosis dengan memeriksa penampilan kulitmu.

Dokter akan memeriksa apakah kamu merasak sakit saat area kulit disentuh. Serta dokter akan melakukan tes mata untuk melihat apakah mata Anda terpengaruh.

Sebenarnya diagnosis penyakit ini bisa dilakukan sendiri dengan memahami gejala yang dialami. Sehingga ketika yakin barulah konsultasi ke dokter untuk mendapatkan cara mengobatinya. 

Tips agar terhindar dari penyakit ini ialah membiasakan diri untuk tidak terlalu bersih, terutama perlakuan terhadap bayi karena akan membuat sistem ketahanan tubuhnya gampang terifeksi. Kamu juga harus membiasakan diri menghindari pemicu munculnya penyakit ini seperti pemilihan sabun yang tepat, deterjen yang sesuai, tidak alami terlalu stres, hingga perhatikan kelembapan rendah dari ruangan yang sering kamu pakai.

7 dari 7 halaman

5. Cara mengobatinya

Apabila sudah terkena penyakit ini maka yang harus dilakukan ialah:

1. Membalut area yang terinfeksi dengan topical corticosteroids dan perban basah.

2. Menggunakan emolien atau pengobatan agar melembapkan kulit yang kering.

3. Mengoleskan topical corticosteroids untuk mengurangi pembengkakan pada kulit yang memicu kemerahan dan gatal-gatal.

4. Lakukan terapi cahaya dengan ultraviolet A (UVA) buatan atau narrow band UVB untuk mengobati kulit Anda.

5. Catat daftar pemicu Dermatitis Atopik dan pastikan kamu tidak menggunakannya. Konsultasikan dengan dokter terkait pemicu penyakit ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini