Sukses

Risiko Latihan `Crossfit` yang Harus Diperhatikan

Tertarik untuk melakukan olahraga satu ini? Ada baiknya terlebih dulu untuk mengetahui risiko apa saja yang ada di balik Crossfit tersebut.

Dengan beragam manfaat mulai dari menjaga kebugaran hingga menurunkan berat badan, membuat Crossfit begitu sangat digemari para penggila olahraga dalam kurun dua tahun ini.

Tertarik untuk melakukan olahraga satu ini? Ada baiknya terlebih dulu mengetahui risiko apa saja di balik olahraga satu ini.

Coach dan co-owner dari Crossfit Equator Oka Tripambudi (31) mengatakan, dalam olahraga Crossfit ini, ada satu kondisi yang disebut dengan rabdomiolisis, di mana otot tidak bisa menahan atau capai karena terlalu bekerja.

"Tapi, kondisi rabdomiolisis ini tidak hanya terjadi di Crossfit, tapi di hampir semua jenis olahraga, termasuk marathon," kata Oka menjelaskan kepada Health Liputan6.com di Crossfit Equator, Hotel Garden, Kemang, ditulis pada Selasa (18/2/2014)

Rabdomiolisis merupakan kondisi yang buruk serta berpotensi sangat fatal dari hasil suatu penghancuran sel otot. Dalam kondisi ekstrem, otot dapat meledak dan mati.

Para atlet yang melakukan olahraga Crossfit, menurut Oka harus di bawah pengawasan pelatihan yang cukup ketat. Dan semua latihan yang dikerjakan pun dinilai aman. "Itulah gunanya pengawasan yang ketat, kita melihat apakah atlet melakukan gerakannya dengan aman atau tidak," kata dia menjelaskan.

Program pelatihan dalam olahraga Crossfit, lanjut Oka, didesain sebaik mungkin bagi pemula yang ingin melakukannya. Semuanya benar-benar dalam pengawasan yang ketat, dan sesuai prosedur pelatihan yang ada.

Maka itu, kondisi seperti gagal ginjal atau keesokan harinya tidak bisa bangun karena badan pegal, sangat minim sekali terjadi.

Crossfit adalah program latihan dengan menggunakan kegiatan sehari-hari (fungsional) yang dilakukan dalam waktu singkat serta intensitas yang tinggi. Setiap harinya, latihan Crossfit akan berbeda-beda. Mungkin hari ini latihannya adalah mendorong dan menarik, besok akan beda lagi.

Dalam pengerjaannya, para atlet diminta untuk melakukannya dalam waktu singkat dengan intensitas gerakan yang sangat tinggi. Ketika atlet diminta untuk melakukan secepat mungkin, terkadang ada rasa tidak nyaman dalam melakukan gerakannya tersebut.

Meski begitu, rasa tidak nyaman itu harus dilawan untuk menyelesaikan latihan yang diberikan sang pelatih. Inilah yang membuat Crossfit disebut sebagai olahraga yang melewati batas kemampuan si atletnya tersebut.

"Karena ketidaknyamanan dan si atlet harus menyelesaikan latihan yang kami berikan, maka timbullah istilah itu," kata Oka menjelaskan.

Meski begitu, bagi Anda yang berminat untuk bergabung dalam olahraga satu ini, Oka meyakinkan bahwa semua gerakan yang dilakukan para atlet berada di dalam pengawasan sang pelatih, dan semua dalam kondisi yang sewajarnya.

(Adt/Abd)

Baca juga:

Crossfit, Olahraga Melewati Batas Kemampuan yang Sedang Trend
Ini yang Harus Dikonsumsi Bila Pegal Setelah Latihan Crossfit

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.