Sukses

Nazi Ciptakan Nyamuk Super dengan Malaria untuk Lawan Musuh

Rezim Hitlet diam-diam mengembangkan program senjata biologis aktif dengan nyamuk yang terinfeksi malaria.


Pada Perang Dunia Kedua, Rezim Hitlet diam-diam mengembangkan program senjata biologis aktif. Dalam catatan terkuak Nazi kemungkinan menargetkan Rusia dengan nyamuk super yang menyebarkan malaria di negara-negara musuh. Nyamuk-nyamuk itu kemungkinan berguna, khususnya di Rusia selama musim panas.

Dr Klaus Reinhardt of Tuebingen University meneliti arsip Entomologi Institute di Dachau. Ia menemukan bahwa Ahli Biologi telah melihat nyamuk mungkin bisa bertahan hidup di luar habitat alaminya. Ia berspekulasi bahwa serangga bisa saja jatuh di atas wilayah musuh.

Klaus Reinhardt mengumumkan temuan itu setelah mempelajari catatan yang sudah lama hilang.

Seperti dikutip BBC, Minggu (16/2/2014), Dr Reinhardt menulis dalam jurnal Endeavour telah menemukan bukti bahwa peneliti menyelidiki jenis nyamuk tertentu yang bisa hidup tanpa makanan dan air selama empat hari.

Bisa saja nyamuk itu terinfeksi malaria kemudian dijatuhkan dari udara dan bertahan cukup lama sehingga menginfeksi banyak orang.

Dia berspekulasi bahwa para ilmuwan sedang menyelidiki kemungkinan penggunaan nyamuk yang menularkan malaria sebagai senjata biologis.

Hal ini tidak diketahui apakah ada hubungan antara pekerjaan Entomologi Institute di Dachau dan percobaan yang dilakukan oleh Dr Claus Schilling di kamp.

Schilling menggunakan tahanan sebagai subjek eksperimen dalam penelitiannya terhadap malaria, yang sengaja menginfeksi tahanan, dan dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung di Pengadilan Dachau setelah perang.

(Mel/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini