Sukses

Inilah Alasan Kenapa Wanita Jarang Sakit Dibanding Pria

Para peneliti di Klinik Mayo menemukan cara meningkatkan respon kekebalan tubuh pada tikus jantan dengan mengurangi kadar testosteron.

Penelitian menunjukan testosteron dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan wanita jauh lebih kecil kemungkinannya meninggal akibat kanker kulit melanoma.

Perempuan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih rensponsif dibandingkan pria. Mereka merespons lebih handal sebagai vaksinasi yang bekerja mengaktifkan sistem kekebalan tubuh.

"Sistem kekebalan tubuh pria kemungkinannya sedikit lebih kecil membersihkan sel-sel yang mulai berubah menjadi kanker, atau menghentikan sel-sel tumor menyebar ke sekeliling tubuh," ungkap Chief Clinician di Cancer Research UK, Professor Peter Johnson dikutip Dailymail, Selasa (3/9/2013).

Pria cenderung memiliki melanoma yang tumbuh lebih tebal pada saat mereka didiagnosis, dan mereka lebih cenderung untuk tumbuh kembali.

Beberapa tahun yang lalu, para peneliti di Klinik Mayo yang terkenal di Amerika Serikat menemukan salah satu cara meningkatkan respons kekebalan tubuh pada tikus jantan dengan mengurangi kadar testosteron mereka.

Hal ini juga dapat mempercepat waktu pemulihan setelah kemoterapi. Penelitian tersebut dilakukan di Massachusetts Institute of Technology di Amerika Serikat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman


Perlindungan terhadap kanker

Studi menunjukan estrogen pada wanita mampu memberikan efek perlindungan dari kanker. Namun beberapa penyakit seperti diabetes tipe 1, multiple sclerosis dan rheumatoid arthritis lebih banyak dialami wanita.

Para peneliti di University of Jena menemukan cara untuk melindungi seseorang dari penyakit dengan testoreron.

"Beberapa sel kekebalan pada wanita menghasilkan dua kali lebih banyak protein inflamasi yang sama dilakukan di pria," kata Dr Carlo Pergola dari University’s Institute of Pharmacy.

Wanita lebih rentan terhadap penyakit auto-imun yang disebabkan bakteri dalam usus mereka.

"Kami telah menemukan hubungan antara hormon seks yang berbeda dan koloni bakteri laki-laki dan perempuan yang mereka miliki dalam usus, " kata Profesor Alexander Chervonsky dari Department of Pathology at the University of Chicago.

Laboratorium Profesor Chervonsky menemukan tikus jantan dan betina memiliki bakteri usus yang sama sampai mereka mencapai pubertas.

"Ini menunjukkan bahwa hormon seks memberikan kontribusi terhadap perubahan spesifik gender dalam komunitas mikroba," katanya.

Dengan kata lain, bakteri dalam usus manusia mungkin meredam sistem kekebalan tubuh sehingga mereka tidak bereaksi berlebihan.

Dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa ini bukan hanya karena sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat berkat lebih banyak estrogen dan kurangnya testosteron.

Perempuan tampaknya memiliki dua hal yang terjadi bagi mereka. Pertama, mereka mempertahankan pasukan sistem kekebalan tubuh mereka yang bertugas aktif lebih lama.

Sebuah penelitian besar oleh peneliti Jepang baru-baru ini menemukan bahwa meskipun kita semua menghasilkan lebih sedikit sel B dan sel T menjadi kunci dalam sistem kekebalan tubuh seiring bertambahnya usia.

Perempuan juga tampaknya akan mendapatkan perlindungan tambahan berkat memiliki dua kromosom X  sementara pria memiliki X dan Y.

"Baru-baru ini, kami telah menemukan bahwa gen untuk membuat sel T yang dapat menargetkan sel-sel kanker yang berada pada kromosom X," kata Profesor Johnson.

Menurutnya hal ini memberikan perempuan kesempatan yang lebih baik dibandingkan laki-laki.

Sebuah laporan dalam jurnal Nature otoritatif menyatakan bahwa kekuatan sistem kekebalan tubuh kadang itu berarti buruk buat wanita.

"Perempuan sebenarnya lebih mungkin meninggal akibat infeksi," kata Immunologist at Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health and a leading expert on sex differences and infection, Profesor Sabra Klein.

Penelitian Klein juga menyarankan program vaksinasi harus lebih memperhatikan fakta bahwa tingkat hormon seks seperti testosteron dan estrogen dapat mengubah sistem kekebalan tubuh.

(Mia/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini