Sukses

Chiropractic, Sembuhkan Sakit dengan Tangan Tanpa Obat

Chiropractic merupakan terapi menggunakan tangan tanpa ada obat.

Chiropractic (baca: keiropraktik) yang sudah lebih dahulu dikenal di Amerika, dan negeri tetangga kini mulai banyak ditemukan di Indonesia. Namun belum banyak yang mengenal terapi ini. Jadi apa itu chiropractic? Chiropractic berasal dari bahasa Yunani, yaitu ’chiros’ yang berarti tangan, dan ’praktikos’ yang artinya praktis. Jika diartikan berarti 'terapi menggunakan tangan'.

Menurut ahli chiropractic asal New Zealand Joanna Wilson, D.c dari Chiropractic Indonesia, kini terapi ini sudah berkembang di Indonesia. terbukti dari antusiasme pengunjung yang melakukan terapi ini.

"Walaupun di Indonesia mungkin terdengar baru, tapi terapi ini sudah lama ada di negara lain. Bahkan lebih dari 100 negara telah menjadikan terapi ini sebagai terapi alternatif untuk tulang belakang,"jelas Joanna saat ditemui Liputan6.com di kawasan Gandaria City, ditulis Selasa (9/7/2013).

Namun jangan heran, yang datang ke Chiropractic Indonesia bukan hanya yang memiliki keluhan sakit di tulang belakang, tapi juga keluhan penyakit lain.

Ada banyak penyakit yang bisa ditangani di chiropractic Indonesia. "Kita bisa menangani berbagai penyakit dari bayi, anak-anak, dewasa, wanita hamil, bahkan lansia," kata Joanna.

Untuk penyakitnya juga beragam, seperti keluhan anak-anak ADHD (Attention deficit hyperactivity disorder), alergi, sakit sendi, asma, sakit pinggang, sakit punggung, penjepitan saraf tepi di pergelangan tangan, sakit perut, susah buang air besar, infeksi telinga, mempercepat proses perbaikan jaringan setelah operasi, sakit kepala, impoten, meningkatkan keseimbangan tubuh, migrain, perbaikan setelah cedera, sakit leher, sakit saat menstruasi, sakit pinggang karena sedang hamil, vertigo, sinus, lemas akut, kesemutan, dan bahkan terapi ini juga bisa meningkatkan kemampuan penglihatan, kurang konsentrasi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Jangan khawatir, Joanna mengatakan bahwa terapi ini dilakukan tanpa menggunakan obat. Jadi sekalipun pasien mengonsumsi obat darah tinggi atau diabetes, terapi ini terbilang aman.

"Ada hubungan antara tulang belakang dan penyakit yang muncul. Tulang belakang itu merupakan jalur penting yang bertugas menyampaikan pesan dari otak ke organ di dalam tubuh termasuk otot-otot. Jadi kalau ada yang bermasalah di dalam tubuh kita, biasanya saya akan melihat kondisi tulang belakangnya,"ujarnya.

Untuk terapinya sendiri, Joanna mengaku tergantung dari kondisi setiap orang. Jika ia melakukannya karena sudah merasa sakit, maka ia akan butuh waktu untuk pemuliha. Tapi jika dilakukannya untuk menjaga kesehatan, tentunya akan lebih cepat prosesnya. Terapi yang dilakukannya juga tidak membutuhkan waktu lama.

"Semua terapi dilakukan tergantung kondisi kesehatan pasien yang datang. Tentunya pasien anak akan lebih cepat masa pemulihannya dibandingkan dengan orang dewasa. Dan dewaasa juga lebih cepat pemulihannya daripada lansia. Semua akan diprogram berdasarkan masalah kesehatannya juga,"ucap Joanna.

Untuk melakukan terapi ini, Joanna menyarankan bagi setiap pasien untuk membawa hasil rontgen tulang belakangnya sebelum melakukan terapi. "Ini penting agar saya tahu bagian tulang belakang mana yang tertekan atau terjepit,"tambahnya.

(Fit/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.