Sukses

Celine Dion Tunda Tur 2023 karena Alami Stiff Person Syndrome

Celine Dion mengungkap kondisi kesehatannya pada publik. Penyanyi berusia 54 tahun itu mengatakan, dia memiliki gangguan neurologis langka yang disebut stiff person syndrome (SPS).

Liputan6.com, Jakarta - Celine Dion mengungkap kondisi kesehatannya pada publik. Penyanyi berusia 54 tahun itu mengatakan, dia memiliki gangguan neurologis langka yang disebut stiff person syndrome (SPS).

Celine Dion membagikan kabar sedih itu melalui sebuah unggahan video dalam akun Instagram pribadinya, Kamis, 8 Desember 2022. 

"Aku selalu terbuka dan sebelumnya aku tidak siap mengatakan apapun, tapi kini aku siap," ujarnya.

"Aku telah berkutat dengan masalah kesehatan untuk waktu yang lama. dan sungguh berat bagiku menghadapi tantangan-tantangan ini... Saat ini kami masih mempelajari mengenai kondisi ini, tapi sekarang kami tahu bahwa inilah yang menjadi penyebab semua kejang yang selama ini kualami," jelas Celine dengan mata berkaca-kaca.

Pelantun banyak lagu hits itu kemudian mengatakan bahwa kondisi kejang yang dialaminya memengaruhi semua aspek kesehariannya.

"Sayangnya kejang-kejang ini memengaruhi semua aspek kehidupan sehari-hariku, terkadang bahkan menyebabkan kesulitan ketika aku berjalan dan tidak memungkinkan untuk menggunakan pita suaraku untuk bernyanyi seperti biasanya," Celine menuturkan.

Dalam video itu, Celine menyebut dirinya punya tim dokter yang membantu menangani kondisi itu. Dia juga mengungkap bahwa dia berjuang keras menjalani perawatan agar dapat pulih dan tampil lagi.

"Aku memiliki tim dokter hebat yang bekerja bersamaku untuk membantuku menjadi lebih baik serta anak-anakku yang sangat berharga yang mendukung dan memberiku harapan."

"Aku bekerja keras dengan para terapis pendukung setiap hari untuk membangun kembali kekuatan dan kemampuanku untuk tampil lagi, tetapi harus kuakui bahwa ini adalah perjuangan," ujarnya. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tunda Tur Konser Courage

Sebagai dampak dari diagnosis stiff person syndrome yang dialaminya, Celine Dion harus menjadwalkan ulang tur Eropa-nya. Mengutip laman ABC, Tur Courage ditunda hingga 2024, semula tur itu akan digelar pada Februari 2023. Celine mengatakan kini dirinya harus fokus pada pengobatan dan pemulihan.

Celine juga membatalkan rangkaian konsernya di Amerika Utara pada Maret 2022. Rencana penampilan rutinnya di Las Vegas pun turut ditunda.

"Aku selalu memberikan 100 persen ketika bekerja, kondisiku tak memungkinkan aku untuk memberikan penampilan terbaik pada kalian saat ini," tuturnya.

"Agar aku bisa kembali pada kalian, aku tak punya pilihan selain berkonsentrasi pada kesehatanku saat ini dan aku berharap sudah menuju pemulihan. Ini adalah fokusku dan aku melakukan semua yanga kubisa untuk sembuh."

 

3 dari 4 halaman

Ketika Kekebalan Tubuh Menyerang Diri Sendiri

Mengutip laman Guardian, SPS mempengaruhi sekitar satu dari 200.000 orang di Inggris, dan disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang dirinya sendiri. Tidak ada obat untuk penyakit ini, tetapi dalam banyak kasus dapat diobati melalui intervensi kimiawi dan terapi kekebalan.

Celine Dion pertama kali berbicara tentang gejala SPS-nya pada Oktober 2021, ketika dia menunda awal residensinya di Las Vegas karena apa yang dia gambarkan sebagai kejang otot yang "parah dan terus-menerus".

"Saya patah hati dengan ini," katanya saat itu. “Tim saya dan saya telah mengerjakan acara baru kami selama delapan bulan terakhir, dan tidak dapat membuka acara November ini membuat saya sangat sedih.”

 

4 dari 4 halaman

SPS Pengaruhi Sistem Syarat Pusat

Menurut Pusat Medis John Hopkins, SPS memengaruhi sekitar 1 dari satu juta orang.

Laman People mengutip Stiff Person Syndrome Foundation, kondisi tersebut memengaruhi sistem saraf pusat, khususnya otak dan sumsum tulang belakang.

"Pasien dapat menjadi cacat, terikat kursi roda atau terbaring di tempat tidur, tidak dapat bekerja dan merawat diri mereka sendiri," kata mereka, menambahkan bahwa penyakit saraf dengan fitur autoimun dapat mencakup gejala seperti "hiper-kaku, nyeri yang melemahkan, kecemasan kronis," dan kejang otot "begitu hebat sehingga sendi dapat terkilir dan bahkan patah tulang."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.