Sukses

Sering Dapat Komentar Sarkastik dan Pujian Palsu? Mungkin Anda Bertemu Orang Pasif Agresif

Orang pasif agresif biasanya suka memberi komentar sarkastik serta pujian palsu untuk menunjukkan ketidaksukannya.

Liputan6.com, Jakarta - Sifat orang berbeda-beda. Ada yang suka langsung mengekspresikan isi hatinya, ada juga yang cenderung memendam perasaannya.

Di antara banyaknya orang yang Anda temui, adakah seseorang yang diam dan mengatakan tidak ada masalah, tetapi kemudian menunjukkan muka cemberut, serta bersikap sinis dan sarkastik?

Jika jawabannya iya, maka selamat, Anda telah bertemu orang pasif agresif.

Orang-orang dengan perilaku pasif agresif lebih sulit ditangani, karena mereka tidak mau mengekspresikan isi hatinya secara langsung. Jadi, alih-alih memberitahu Anda bagaimana perasaannya, orang yang pasif-agresif memberikan petunjuk yang tidak terlalu kentara.

"Perilaku pasif agresif paling cocok digambarkan sebagai pola pengekspresian perasaan negatif secara tidak langsung daripada langsung menyatakan atau mengatasinya," ucap seorang neuropsikolog yang berbasis di New York City sekaligus direktur praktik terapi Comprehend the Mind Dr. Sanam Hafeez, PsyD seperti dilansir dari situs Bustle.

Ada banyak tanda-tanda bahwa seseorang berperilaku pasif agresif, tetapi Hafeez mengatakan bahwa intinya sama saja yaitu secara tidak langsung mengekspresikan emosi aslinya tanpa memberitahu secara langsung. Orang tersebut dapat melakukan ini secara verbal atau nonverbal.

Secara lisan, Hafeez mengatakan orang tersebut mungkin merujuk sesuatu yang terjadi di masa lalu tetapi tidak akan secara langsung mengatakan bagaimana perasaannya terhadap situasi itu. Ia mungkin juga bersikeras bahwa tidak ada masalah atau bahwa masalah telah diselesaikan tetapi masih menyimpan kebencian tentang hal itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Contoh Perilaku Pasif Agresif

Memberikan komentar sarkastik, bersikap argumentatif, dan memberikan pujian palsu yang menyakiti perasaan orang lain adalah contoh perilaku pasif-agresif lainnya.

Hafeez juga menambahkan bahwa beberapa perilaku pasif agresif dapat secara diam-diam disamarkan sebagai kebaikan yang terang-terangan. Misalnya, jika seseorang membatalkan rencana lain untuk bertemu dengan seorang teman, ia mungkin menghabiskan sepanjang hari mengatakan bagaimana ia harus mengorbankan segalanya demi bertemu dengannya.

Tanda-tanda nonverbal dari perilaku pasif-agresif dapat mencakup mengekspresikan ketidakpuasannya dengan desahan, memutar mata atau muka cemberut. "Dia ngambek seolah-olah ada sesuatu yang salah tetapi tidak ingin menghadapi situasi tersebut atau mengakui bahwa dia sebenarnya kesal," ucap Hafeez.

Orang tersebut juga dapat mengungkapkan ketidakbahagiaannya melalui tindakan yang dilakukan, seperti melupakan rencana, terlambat secara terus-menerus dan sengaja, serta menghindari orang atau situasi tertentu.

Selain itu, orang yang pasif-agresif mungkin hanya memberi Anda silent treatment untuk menunjukkan bahwa ada yang mengganggunya.

3 dari 4 halaman

Pemicu Perilaku Pasif Agresif

Jadi apa sebenarnya yang memotivasi orang untuk menunjukkan perilaku pasif-agresif?

Menurut Hafeez, ada beberapa kemungkinan pemicu, salah satunya adalah cara orang tersebut dibesarkan. "Seseorang mungkin tumbuh dalam keluarga yang tidak bergantung pada komunikasi langsung untuk memecahkan masalah, yang dapat memicu respons yang lebih pasif-agresif terhadap situasi sepanjang hidupnya," katanya.

Orang lain mungkin menggunakan perilaku ini sebagai cara untuk melindungi dirinya sendiri. "Ini bisa menjadi mekanisme pertahanan terhadap situasi yang tidak nyaman atau ketika ia secara umum merasa terganggu," kata Hafeez.

Misalnya, jika Anda secara tidak langsung melukai perasaan seseorang saat mengomentari apa yang dikenakannya, ia mungkin tetap diam atau berbalik menyindir penampilan Anda. Misalnya, "Anda berani sekali memadu padankan celana dengan sepatu itu.".

Perilaku pasif agresif juga sering digunakan ketika orang tersebut tidak menginginkan permusuhan. "Beberapa orang mungkin berpikir itu adalah cara terbaik untuk tidak menyakiti perasaan seseorang atau mencegah situasi memanas," kata Hafeez.

"Oleh karena itu, ia memilih untuk menghindari konfrontasi dan konflik lebih lanjut." Misalnya, jika seorang teman tidak menyukai pasangan Anda saat ini, ia mungkin membatalkan rencana pergi bersama ketika mengetahui bahwa pasangan Anda ikut serta alih-alih memberitahu secara langsung bahwa ia tidak menyukainya.

4 dari 4 halaman

Cara Menghadapi Orang yang Pasif Agresif

Untuk melawan perilaku orang yang pasif-agresif, saran utama Hafeez adalah melakukan yang sebaliknya. Dengan kata lain, bersikaplah agresif. Misalnya, jika dia selalu terlambat ke rapat, beri tahu orang tersebut bahwa Anda ingin ia datang tepat waktu.

Menggunakan pernyataan "saya" adalah tips lain yang diberikan Hafeez untuk menunjukkan ketegasan dan memberikan contoh bagaimana orang lain harus berperilaku.

Misalnya, jika seseorang terus datang terlambat saat janji kencan, katakan sesuatu seperti, "Saya ingin Anda berusaha lebih keras untuk datang tepat waktu ke kencan kita, karena keterlambatan Anda membuat saya merasa seperti Anda tidak ingin menghabiskan waktu bersama."

Menurut Hafeez, kuncinya adalah bersikap terbuka tentang apa yang Anda inginkan dan harapkan darinya. Ini diperlukan untuk melihat perubahan perilaku orang lain.

Hafeez menambahkan, "Bersikaplah terbuka untuk mempelajari jenis komunikasi apa yang paling cocok untuknya." Mungkin orang tersebut ingin Anda lebih terbuka terhadapnya dengan mengangkat topik yang membuatnya kesal kemudian mendiskusikan solusinya bersama.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini