Sukses

Menkes Budi: RSUD Cimacan Alatnya Lengkap buat Operasi Pasien Gempa Cianjur

RSUD Cimacan punya alat lengkap untuk tindakan operasi pasien Gempa Cianjur.

Liputan6.com, Cianjur - Upaya tindakan operasi atau bedah terhadap pasien Gempa Cianjur, RSUD Cimacan termasuk salah satu rumah sakit yang mempunyai alat bedah lengkap. Ini juga termasuk tersedianya alat X-ray dan CT scan.

Penanganan tindakan operasi di RSUD Cimacan turut mendapat sorotan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin. Menurutnya, RSUD Cimacan paling bagus menangani pasien gempa, bahkan ada pasien yang sudah sembuh.  

“RSUD Cimacan ini paling bagus. Kalau teman-teman mau, ya nyeberang aja lihat (masuk ke RSUD Cimacan). Ada beberapa pasien yang masih dirawat, ada juga yang sudah sembuh,” tutur Budi Gunadi usai meninjau pasien terdampak Gempa Cianjur di RSUD Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Rabu, 23 November 2022.

“Dan di sini alatnya lengkap. Karena kalau untuk patah tulang, luka di kepala gitu kan biasanya pakai X-ray sama CT scan. Mereka kebetulan pernah dibantu sama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) punya X-ray dan CT scan.”

Tak hanya di RSUD Cimacan, Menkes Budi Gunadi juga menyebut RSUD Sayang Cianjur juga mempunyai alat operasi lengkap termasuk ketersediaan X-ray dan CT scan. Meski begitu, masih ada kendala penggunaan karena panel listrik di sana rusak akibat dilanda gempa.

“Di RSUD Sayang juga punya X-ray sama CT scan. Cuma di sana ada masalah karena panel listriknya rusak. Jadi saya minta cepat-cepat dibetulin. Kalau bisa hari ini selesai dan besok bisa jalan,” imbuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tindakan Operasi Dipercepat

Menkes Budi Gunadi Sadikin juga meminta agar penanganan operasi pasien Gempa Cianjur yang membutuhkan tindakan bedah dapat dipercepat. Kondisi ini lantaran kurangnya ruang operasi di beberapa rumah sakit di sekitar lokasi terdampak gempa.

Hasil peninjauan yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 23 November 2022, ketersediaan ruang operasi di setiap rumah sakit di Cianjur, di antaranya RS Bhayangkara ada 1 kamar operasi dan RSUD Sayang ada 8 ruang operasi.

Ruang operasi di RSUD Sayang tersebut bisa dipakai semua, hanya saja perlu sedikit perbaikan. Kemudian di RS Dr. Hafiz terdapat 2 ruang operasi dan RSUD Cimacan ada 4 ruang operasi yang bisa digunakan.

“Sekarang yang kurang adalah kamar operasinya. Karena ini (pasien) kan mesti dioperasi. Saya minta, tolong deh dioperasinya cepet, bisa gitu 3 hari selesai,” tambahnya.

Percepatan operasi pasien Gempa Cianjur yang rata-rata cedera kepala dan patah tulang ini juga melihat kebutuhan jumlah ruang operasi dan target jumlah pasien yang akan dilakukan pembedahan.

“Jadi, sebenarnya sudah cukup ada 15 ruang operasi. Kalau masing-masing ruang operasi menargetkan 10 kali tindakan. Artinya, dalam sehari bisa ada 150 orang yang dioperasi,” jelas Budi Gunadi.

“Dengan demikian, 334 pasien bisa selesai dalam 3 hari sampai 4 hari.”

3 dari 4 halaman

Bangunan RSUD Cimacan Relatif Bagus

Walaupun RSUD Cimacan ikut terdampak Gempa Cianjur berkekuatan Magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2022) yang ditandai dengan beberapa kerusakan bangunan, pelayanan pasien tetap berjalan. 

Pihak rumah sakit pun mendirikan tenda lapangan sebagai tenda darurat untuk menangani korban gempa. Ini karena jumlah pasien, terlebih pada saat hari H bencana gempa terjadi, korban yang masuk rumah sakit membludak.

Tim Kemenkes juga mengecek sejumlah kerusakan bangunan di fasilitas kesehatan (faskes) di Kabupaten Cianjur. 

“Hari ini semua Tim Pemantauan kami semua sudah masuk (ke berbagai faskes). Di RSUD Sayang Cianjur masuk, RS Bhayangkara masuk. Dan di sini (RSUD Cimacan) masih relatif bagus (bangunannya). Jadi harusnya sudah siap untuk diberdayakan kembali,” pungkas Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Sementara itu, Direktur Utama RSUD Cimacan, Juliana Aritonang mengatakan, pihaknya menangani para pasien di tenda di halaman RSUD Cimacan dan di lantai dasar gedung utama saja. Hal ini agar memudahkan proses evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.

“Kalau lantai satu masih kita pergunakan. Lantai dua ke atas kosong. Evakuasinya susah (jika pasien diletakkan di lantai dua ke atas,” ucapnya, Rabu (23/11/2022).

4 dari 4 halaman

Lebih dari 300 Pasien Dirawat

Jumlah pasien korban Gempa Cianjur yang dirawat di RSUD Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengalami penambahan sebanyak 35 pasien per Kamis (24/11/2022), sehingga total 305 pasien dirawat. Angka ini bertambah dari yang sebelumnya 270 pasien.

Koordinator Humas dan Layanan Publik RSUD Cimacan, Ida Farida mengatakan, angka pasien yang dirawat tersebut berdasarkan data terbaru dari pihak RSUD Cimacan. 

Disebutkan korban luka ringan mengalami penambahan, dari yang sebelumnya 174 pasien menjadi 183 pasien. Kemudian pasien luka sedang bertambah sebanyak 19 pasien.

"Pasien luka sedang total 72 pasien," kata Ida saat ditemui di Posko Tim Medis RSUD Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022).

Ida mencatat pasien luka berat juga mengalami penambahan menjadi 13 pasien. Adapun pasien rawat inap dan meninggal dunia di RSUD Cimacan tidak mengalami penambahan jumlah.

“Rawat inap 21 pasien dan meninggal 16 pasien," lanjutnya. 

Sebelumnya, ratusan korban gempa di Cianjur, Jawa Barat dirawat RSUD Cimacan, Senin (21/11/2022). Pantauan Liputan6.com di lokasi pukul 18.30 WIB, sebagian korban luka berat dan ringan ditangani di halaman RSUD Cimacan. 

Pihak rumah sakit telah menyediakan ruang darurat dengan menggunakan tenda barak. Sejak sore hingga malam ini mobil ambulans keluar masuk RSUD Cimacan membawa korban luka.

"Baik luka ringan hingga luka berat dibawa kesini. Korban meninggal dunia sudah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan," kata Serka Aswandi Babinsa Desa Cibateng, Kecamatan Sukaresmi ditemui di RSUD Cimacan.

Aswandi menyampaikan, ratusan korban gempa yang dibawa ke RSUD Cimacan berasal dari Kecamatan Pacet, Cugenang, Sukaresmi, dan Ciherang.

"Semua korban tertimpa reruntuhan bangunan saat terjadi gempa," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.