Sukses

Kena Hipertensi? Kendalikan agar Menjauh dari Serangan Jantung hingga Stroke

Ketika memang seseorang menyadari dan mengetahui dia mengidap hipertensi, harus fokus dalam pengobatan dan memerhatikan asupan serta pola hidup.

Liputan6.com, Tangerang Hipertensi merupakan kondisi kesehatan yang berbahaya. Bisa juga jadi silent killer yang menimbulkan penyakit kronis dan komplikasi.

"Hipertensi cukup tinggi, jadi, jika dirata-ratakan dengan penduduk Indonesia, maka 30 sampai 35 persennya menderita hipertensi," kata dokter Edison Yantje Parulian Saragih, Sp.PD-KHOM, FINASIM selaku Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Banten

Lebih lanjut, anggota PAPDI Banten, dr. Ryan Ranitya, SpPD menjelaskan, yang membuat bahaya adalah, banyak pasien hipertensi yang tidak sadar dan cenderung pembiaran. Bahkan bila sudah mengetahuinya pun, terkadang perilaku tidak meneruskan pengobatan pun dilakukan.

"Pasien tidak aware, yang aware pun tidak berobat, dan yang diobati hanya sedikit terkontrol atau sekitar 11 persen untuk memenuhi syarat mencegah komplikasi," tutur dr Ryan.

Seharusnya, ketika memang seseorang menyadari dan mengetahui dia mengidap hipertensi, harus fokus dalam pengobatan dan memerhatikan asupan serta pola hidup. Sehingga, bisa mencegah adanya penyakit kronis dan komplikasi lain yang bisa sewaktu-waktu datang menyerang.

Ryan pun mengungkapkan, bila hipertensi banyak faktor yang bisa menimbulkannya. Seperti genetik atau turunan, gaya hidup, stres dan pola makan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Usia 30-an Kena Hipertensi, Ada Apa?

Belakangan, pengidap hipertensi menyerang usia 30 tahun kebawah, bukan lagi usia 40 tahun ke atas.

"Sangat meningkat, Rata-rata harusnya diatas 35-40 tahun, tapi dengan adanya gaya hidup sekarang, itu menyerang usia muda. Enggak jarang yang kita temui juga usia 30 sudah ada hipertensi," kata Ryan.

Bila sudah terkena hipertensi, maka penyakit kronis lain bisa menghantui. Seperti serangan jantung, jantung koronel, hingga stroke.

"Untuk itu, dari sekarang harus sadar diri berolahraga, makan-makanan dijaga, batasi garam, makanan gurih, lemak, stres atau tekanan dari manapun," tuturnya. 

3 dari 3 halaman

Edukasi Bahaya Hipertensi di Hari Jadi PAPDI

Edukasi mengenai bahaya hipertensi di atas disampaikan PAPDI Banten dalam memperingati hari jadi PAPDI di RSUD Kabupaten Tangerang pada Minggu, 20 November 2022.

 

Dokter Edison menjelaskan, bila hari ini merupakan peringatan ke-65 PAPDI se Indonesia. Untuk pusatnya dilakukan di Lampung, sementara Banten merayakannya di RSUD Kabupaten Tangerang.

"Ada 5.226 internis se Indonesia yang merayakan peringatan PAPDI hari ini, sementara kami di Banten merayakannya selain dengan cara kumpul bersilahturahmi, juga melakukan edukasi kepada masyarakat tentang kesehatan, serta adanya kegiatan sosial," ungkap Edison disela kegiatan.

PAPDI Banten memilih mengedukasi masyarakat tentang mengenal dan menghindari penyakit darah tinggi atau hipertensi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi kronis di mana tekanan darah meningkat

    Hipertensi

  • Serangan jantung sering kali disebut juga dengan istilah miokardial infark. Serangan jantung terjadi ketika jantung kehilangan oksigen

    Serangan Jantung

  • Stroke adalah kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.

    Stroke