Sukses

Soal Penggunaan Kondom di Thailand, Kepala BKKBN: Jangan Dibandingkan dengan RI

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN dr. Eni Gustina menjelaskan soal penggunaan alat kontrasepsi khususnya kondom di Thailand.

Liputan6.com, Jakarta Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Eni Gustina menjelaskan soal penggunaan alat kontrasepsi khususnya kondom di Thailand.

“Belajar dari Thailand, mereka mengenakan 100 persen kondom. Untuk pekerja seksual, no sex without condom, jadi mereka harus menggunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seks,” ujar Eni dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/11/2022).

Di sisi lain, untuk menghindari kehamilan yang tak diinginkan, kondom dibagikan kepada para siswa di sekolah melalui para guru. “Tentunya ini tidak bisa kita tiru,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan bahwa hal itu tidak dapat diterapkan di Indonesia karena dari sisi agama berbeda dengan Thailand.

“Keyakinannya beda jadi pasti tidak menimbulkan pertentangan. Ojo dibanding-bandingkelah, karena dasarnya beda,” kata Hasto menjawab pertanyaan Health Liputan6.com.

Ia menambahkan, Indonesia memiliki slogan “No Free Sex”, di Thailand hal ini justru aneh. Indonesia memegang aturan untuk tidak seks bebas, hamil di luar nikah, dan tidak konsumsi narkoba.

“Kita sendiri tahu, di Thailand itu penggunaan narkotika yang terkait dengan ganja kemarin malah diumumkan bebas, jadi memang tidak bisa dibanding-bandingkan. Dia (Thailand) betul-betul lain.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rantai Pasok Kondom RI

Di Indonesia, BKKBN membagikan kondom gratis secara luas melalui dinas hingga puskesmas atau layanan kesehatan.

Terkait hal ini, Hasto mengatakan bahwa BKKBN memberikan kondom secara gratis dengan rantai pasok yang jelas.

“Melalui dinas sampai ke fasilitas kesehatan. Semuanya teregister dan hanya diberikan kepada pasangan usia subur.”

Menurutnya, program-program BKKBN terkontrol dengan baik dan semua rumah sakit harus memiliki program keluarga berencana. Khususnya program pasca persalinan, di mana kondom dibagikan kepada para ibu yang baru melahirkan.

“Dengan pesan, nanti kalau sudah selesai nifas, kalau belum sempat untuk kontrasepsi yang lain, bisa pakai kondom.”

Pembagian kondom juga dilakukan dalam konseling pernikahan. Sasaran pembagian kondom dalam hal ini adalah pasangan usia muda yang hendak menikah.

“Usia masih terlalu muda tapi sudah nikah ini menjadi sasaran yang baik untuk bisa menggunakan alat kontrasepsi yang sederhana dalam hal ini kondom. Ini untuk mencegah kehamilan yang tidak sehat, stunting, dan kematian ibu atau bayi.”

3 dari 4 halaman

Peran Agama

Hasto juga membahas bahwa Indonesia melibatkan peran pemuka agama dalam program keluarga berencana.

“Peran agama di Indonesia saya kira sudah jelas ada Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang memberikan rambu-rambu. Semua yang dijalankan BKKBN ya istilahnya under regulation by Majelis Ulama.”

Diskusi soal kondom dan keluarga berencana (KB) dilakukan setelah BKKBN diundang dalam acara International Conference on Family Planning (ICFP) di Pattaya, Thailand.

Dalam forum internasional ini BKKBN membahas soal penerapan program KB dengan berbagai tantangan yang dihadapi.

“Indonesia itu negara dengan tantangan yang cukup besar. Indonesia punya jumlah penduduk yang besar, punya wilayah yang sangat luas, pulau-pulau yang sangat banyak 17.000 sehingga rentang kendalinya tidak mudah dan punya kultur yang sangat berbeda-beda.”

Tantangan-tantangan ini dikaitkan dengan upaya pengendalian jumlah penduduk dan menjadi bahan untuk dibagikan pada negara-negara lain yang ikut hadir.

4 dari 4 halaman

10 Komitmen Family Planning

Tak lupa, Hasto juga menyampaikan soal 10 komitmen keluarga berencana atau family planning. Sepuluh komitmen itu adalah:

- Memastikan realisasi kontrasepsi berdasarkan kesukarelaan, kualitas bagus, dan protokol modern

- Meningkatkan kontribusi private sector untuk program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi

- Meyakinkan penjaminan financing program keluarga berencana

- Selalu berdasar pada data dan evidence yang menjadi indikator dan melakukan monitoring, evaluasi untung program KB

- Mitigasi risiko dari berbagai macam hal termasuk efek COVID-19 dan krisis yang lain

- Meyakinkan realisasi promosi informasi dan edukasi kesehatan reproduksi pada remaja

- Memaksimalkan regulasi-regulasi yang ada dan bekerja sama dengan organisasi, akademisi, tokoh agama, dan pemangku kepentingan lainnya

- Integrasi program keluarga berencana dengan program nutrisi

- Mengintegrasikan layanan keluarga berencana sebagai pencegahan HIV dan penyakit seksual menular lainnya

- Meningkatkan kerja sama south-south cooperation dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.