Sukses

Kasus COVID-19 Harian RI Tembus 3 Ribu, Apakah Varian XBB Biang Keroknya?

Selama dua hari terakhir, kasus COVID-19 harian di Indonesia tembus 3 ribu. Banyak yang menduga lonjakan kasus terjadi akibat masuknya varian baru XBB ke Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta - Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI selama dua hari berturut-turut tepatnya 25-26 Oktober 2022 menunjukkan adanya penambahan kasus COVID-19 harian lebih dari tiga ribu. Banyak yang menduga kenaikan ini disebabkan oleh Omicron subvarian XBB.

Juru Bicara Kemenkes RI, dr Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa jika merujuk pada teori, maka umumnya kenaikan kasus COVID-19 harian memang akan terjadi setelah munculnya varian baru.

"Apabila terjadi lonjakan kasus, itu biasanya dikaitkan dengan adanya subvarian baru. Nah kenaikannya kan baru kemarin (25 Oktober), hari ini kita lihat dalam satu dua tiga hari," ujar Syahril dalam konferensi pers ditulis Kamis, (27/10/2022).

"Kita Kementerian Kesehatan sudah bergerak untuk melakukan whole genome sequencing pada kasus-kasus, terutama yang di rumah sakit untuk melihat apakah memang subvarian XBB ini sudah mendominasi atau belum," tambahnya.

Syahril menjelaskan, jika memang tidak ada lonjakan akibat XBB, biasanya penambahan kasus disebabkan oleh banyaknya testing yang dilakukan. Mengingat semakin banyak testing yang dilakukan, maka akan semakin banyak pula penemuan kasus.

Sejauh ini diketahui sudah ada 26 negara yang melaporkan adanya temuan varian XBB. Di Indonesia, Syarhril dalam kesempatan yang sama juga mengungkap terdapat penambahan jumlah pasien COVID-19 dengan varian tersebut. 

"Perkembangan varian Omicron XBB di Indonesia, sudah ada 26 negara yang melaporkan XBB ini, terutama negara tetangga kita Singapura. Di Indonesia hingga Selasa 25 Oktober kemarin, tercatat penambahan 3 kasus XBB Indonesia," kata Syahril.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ada 4 Pasien COVID-19 Varian XBB

Dengan adanya tambahan kasus itu, maka jumlah pasien dengan varian XBB di Tanah Air genap menjadi 4 orang. Syahril menjelaskan bahwa keempat pasien XBB mengalami gejala ringan seperti batuk dan pilek.

"Pasien XBB ada 4. Satu di Surabaya, tiga di DKI. Semuanya melakukan isolasi mandiri, tidak sampai dirawat di rumah sakit. Artinya (gejala) dia ringan, dan hari ini tercatat sudah sembuh," kata Syahril.

"Sudah dilakukan penyelidikan epidemiologi ke kontak erat pasien tersebut dan sudah dilakukan pemeriksaan testing dan semuanya negatif."

Syahril menambahkan, dua dari empat pasien XBB merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang datang dari Singapura, sedangkan dua lainnya transmisi lokal. Keempat pasien XBB yang tercatat berjenis kelamin perempuan.

"Transmisinya yang Jakarta, dua non PPLN, satu PPLN diduga dari Singapura, Surabaya juga dari Singapura," ujar Syahril.

3 dari 4 halaman

Varian Baru Selalu Lebih Cepat Menular

Lebih lanjut Syahril mengungkapkan bahwa varian XBB yang baru muncul dikatakan memang lebih cepat menular lagi daripada varian sebelumnya. Namun, tingkat fatalitasnya tidak lebih parah dari varian sebelumnya pula.

"Subvarian XBB ini memang dia cepat menular, seperti halnya sub-Omicron yang lalu. Cuma hanya tingkat fatalitas maupun angka kesakitan rumah sakit tidak terlalu tinggi," kata Syahril.

Menurut Syahril, virus SARS-CoV-2 memiliki tipikal dimana sering melakukan mutasi yang tingkat penyebarannya lebih cepat. Gejala yang muncul pada varian-varian baru pun hampir sama dengan varian yang sebelumnya telah ada.

"Sama gejalanya batuk, pilek, demam, badan lemah, dan seterusnya. Tapi tidak separah (yang sebelumnya), kemungkinan kenapa tidak parah itu salah satunya memang karena sifat atau spesifikasi virus itu dan adanya antibodi vaksin yang ada di dalam tubuh," ujar Syahril.

Terlebih, vaksin COVID-19 yang diberikan dianggap masih efektif untuk menghadang segala varian baru yang muncul termasuk XBB. Meskipun varian XBB memiliki kemampuan untuk menghindar dari imunitas seseorang (immune escape).

4 dari 4 halaman

Temuan Varian XBC di Filipina

Selain varian XBB yang baru muncul, belakangan sudah ada lagi varian COVID-19 lain bernama XBC yang muncul di Filipina. Namun, Syahril menegaskan bahwa Indonesia belum mendeteksi adanya varian XBC.

Syahril pun menyarankan masyarakat untuk tidak heran dan tidak kaget bila terjadi mutasi-mutasi baru dari COVID-19. Apalagi Indonesia sudah memiliki pola tertentu untuk menghadapi lonjakan kasus.

"Kita sudah punya pola atau cara penanganan bila terjadi lonjakan kasus dengan varian apapun, dari hulu sampai ke hilir. Sampai ke rumah sakit, kita sudah punya pedoman tatalaksana," ujar Syahril.

"Diharapkan untuk tidak panik, tidak galau, dan sebagainya. Harapannya subvarian ini lebih ringan dari sebelumnya dan kita bisa tetap melakukan isolasi mandiri."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Kemenkes adalah singkatan dari Kementerian Kesehatan.

    Kemenkes

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19

  • Setelah Covid-19 varian Delta dan Delta Plus, kini varian Omicron menimbulkan kekhawatiran di berbagai negara.

    Omicron

  • salah satu negara yang dilintasi dengan garis khatulistiwa. Negara ini memiliki Batik sebagai ikon budayanya.
    salah satu negara yang dilintasi dengan garis khatulistiwa. Negara ini memiliki Batik sebagai ikon budayanya.

    Indonesia

  • Angka kasus Covid-19 di Indonesia kini sudah mencapai angka 3.686.740 per hari Senin, 9 Agustus 2021.

    Covid Indonesia

  • Varian Omicron dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.529, adalah sebuah varian SARS-CoV-2, sebuah koronavirus yang menyebabkan COVID-19.

    COVID-19 omicron

  • XBB