Sukses

Kenali Gejala Awal Stroke, Jangan Sampai Terlambat Dibawa ke RS

Stroke merupakan penyebab kematian kedua di dunia setelah penyakit jantung. Peringati hari stroke sedunia 2022, kenali gejala awal stroke yang kerap tidak disadari.

Liputan6.com, Jakarta - Stroke bukan penyakit main-main. Ini adalah penyebab kematian kedua di dunia setelah penyakit jantung. Sebanyak 116 juta orang meninggal karena stroke. Sedangakan jumlah penyintas stroke di dunia yaitu 80 juta orang.

"1 dari 4 orang di dunia akan mengalami stroke," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes dalam acara Temu Media secara virtual untuk memperingati "Hari Stroke Sedunia 2022" digelar Selasa (25/10/2022).

Stroke merupakan penyakit yang sangat berisiko dan dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Meskipun demikian, stroke bisa dicegah apabila gejala awal diketahui.

"Stroke ini bisa dicegah," ucap Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia cabang DKI Jakarta Dr. M. Kurniawan, Sp.S(K). MSc (stroke med.) dalam kesempatan yang sama.

"Stroke ini bisa ditatalaksana secara efektif kalau seandainya pasiennya bisa datang lebih cepat ke rumah sakit," tambahnya.

Adapun gejala stroke biasa disebut dengan "SEGERA" yang merupakan singkatan dari senyum, gerakan, dan (gangguan) bicara.

1. Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.

"Jadi, kalau diminta senyum itu sisi yang sebelahnya itu tidak simetris, ya, jadi mulutnya kelihatan mencong," ujar Kurniawan.

2. Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.

"Pasien diminta mengangkat tangan, satu sisi akan lebih jatuh," kata Kurniawan.

3. Bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara, tidak mengerti kata-kata dan bicara tidak nyambung.

"Bicaranya menjadi cadel, pelo, atau bahkan susah untuk mengeluarkan kata-kata," Kurniawan menjelaskan.

"Nah, kalau bertemu dengan salah satu dari 3 gejala ini, maka segera kontak ke rumah sakit atau kontak ambulans untuk segera dibawa ke rumah sakit," lanjutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gejala Lain Stroke

 Selain itu, gejala lain yang sering terjadi pada pasien stroke disingkat "KE RS" yang berarti:

1. Kebas atau baal, serta kesemutan separuh tubuh yang merupakan gangguan sensorik

2. Rabun atau pandangan salah satu mata kabur yang terjadi secara tiba-tiba.

3. Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah sebelumnya.

Gejala tambahan yaitu gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor, gemetar, atau sempoyongan) serta pingsan.

"Kalau ada salah satu dari gejala yang ada ini maka segera pasien harus dibawa ke rumah sakit, ya, untuk segera mendapatkan penangann yang optimal," tegas Kurniawan.

Apabila pasien tidak segera dibawa ke rumah sakit, maka dapat menyebabkan risiko serius. Dampak terberatnya yaitu kematian seperti disampaikan Kurniawan.

Selain itu juga dapat menyebabkan koma, kelumpuhan, gangguan kognitif, sulit berbicara, kaki dan tangan lemah, kehilangan keseimbangan, kerusakan jaringan saraf, dan gangguan penglihatan.

"Kelumpuhan akibat kerusakannya sudah permanen jadi pasiennya mengalami kelumpuhan," jelas Kurniawan.

3 dari 4 halaman

Pentingnya Waktu, Harus Segera

Seseorang yang terkena stroke harus segera ditangani. Satu detik saja dapat membuat perbedaan yang besar karena ribuan sel otak bisa rusak hanya dalam hitungan detik. Itulah mengapa efisiensi waktu dalam menyadari gejala stroke sangat penting.

"Kalau seandainya terjadi sumbatan pada pembuluh darah di otak, satu detik saja otak tidak mendapatkan aliran darah, maka ada 32 ribu sel otak—sel neuron—yang akan mengalami kerusakan," jelas Kurniawan.

Kalau terlambat 1 menit otak tidak mendapat suplai darah, ada 1,9 juta sel saraf yang akan mengalami kerusakan, tambahnya.

"Jadi, semenit itu sangat berharga karena dia bisa menyelamatkan nyawa dan juga mencegah disabilitas," tegas Kurniawan.

Semakin cepat mendapat pengobatan, penderita stroke dapat tertolong dan mengurangi risiko kematian atau kecacatan permanen.

Pasien stroke diharapkan bisa sampai di rumah sakit dalam waktu kurang dari 2 jam. Semakin cepat, maka semakin sedikit sel neuron yang mengalami kerusakan.

"Dari mulai gejala serangan samapi pengobatan ini harus kurang dari 4,5 jam," tegas Kurniawan.

4 dari 4 halaman

Tindakan Rekanalisasi

 "Sebagian besar stroke adalah jenisnya stroke sumbatan atau stroke iskemik," ujar Kurniawan.

Ia menyatakan, stroke sumbatan itu sekitar 80 persen dari seluruh jenis stroke. Tindakan terbaik yang bisa dilakukan di rumah sakit untuk mengatasi stroke sumbatan adalah tindakan rekanalisasi atau revaskularisasi.

Pembuluh darah diibaratkan sebagai saluran atau kanal, ketika ia tersumbat maka kanal tersebut tidak bisa mengalirkan darah, maka harus dibuka sumbatannya. Inilah yang disebut rekanalisasi.

"Tujuannya supaya vaskularisasi atau pendarahan ke jaringan otak setelah lokasi sumbatan dapat kembali normal," jelas Kurniawan.

Tindakan rekanalisasi bisa dengan obat yaitu trombolisis yang merupakan obat penghancur sumbatan. Pasien akan diberi trombolisis melalui infus intravena atau menggunakan kateter langsung menuju daerah lokasi sumbatan melalui paha.

"Bisa juga dilakukan dengan cara menarik sumbatan dengan alat yang dinamakan alat trombektomi," kata Kurniawan.

Meskipun demikian, ini hanya dilakukan maksimal 8 jam sejak kejadian. Oleh karena itu, kuncinya yaitu mengenali gejala stroke.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.