Sukses

Kemenkes: Korban Tragedi Arema Dirawat di RS Saiful Anwar dan Puskesmas

Banyak korban tragedi Arema dirawat di RS Saiful Anwar dan puskesmas sekitar.

Liputan6.com, Jakarta Terkait penanganan korban tragedi Arema, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi serta seluruh fasilitas kesehatan (faskes), baik rumah sakit dan puskesmas di Malang, Jawa Timur.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, fokus penanganan korban tragedi maut usai laga Arema vs Persebaya dilakukan di RS Saiful Anwar dan puskesmas sekitar. Pemantauan kebutuhan obat dan tenaga kesehatan (nakes) terus dilakukan.

"Kami sudah koordinasi. Jadi, saat ini ditangani dulu di RS Saiful Anwar dan puskesmas sekitar ya. Dan juga backup dari Dinas Kesehatan Provinsi," kata Nadia saat dikonfirmasi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Minggu, 2 Oktober 2022.

"Kami terus pantau kebutuhan obat dan juga nakes seperti dokter spesialis yang dibutuhkan."

Sebelumnya, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta menyampaikan, ada 180 orang yang dirawat.

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," ujarnya saat memberikan keterangan pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022).

"Sesungguhnya, pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Evakuasi Korban ke RS

Sementara itu, Bupati Malang M. Sanusi menyatakan seluruh biaya pengobatan para supporter yang saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.

"Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," kata Sanusi.

Kericuhan tragedi Kanjuruhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10). Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir.

Ricuhnya penonton yang mulai masuk ke lapangan usai laga Arema vs Persebaya Surabaya membuat petugas pengamanan melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan. Tujuannya, agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.]

Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

3 dari 4 halaman

Pengobatan Ditanggung Pemkab Malang

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Republik Indonesia Mahfud MD memastikan biaya pengobatan korban tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, ditanggung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Malang. Pemerintah juga akan menangani tragedi dengan baik.

"Saya sudah dapat informasi dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Saya juga sudah berkoordinasi dengan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta. Pemerintah menyesalkan atas tragedi Kanjuruhan," kata Mahfud dalam pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com pada Minggu, 2 Oktober 2022.

"Pemerintah akan menangani tragedi ini dengan baik. Pemda Kabupaten Malang akan menanggung biaya rumah sakit bagi para korban."

Mahfud juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Ia meminta keluarga korban dapat ters berkoordinasi dengan petugas di lapangan terkait perkembangan berita lebih lanjut.

"Kepada keluarga korban, kami menyampaikan belasungkawa. Kami juga berharap agar keluarga korban bersabar dan terus berkordinasi dgn aparat dan petugas pemerintah di lapangan," lanjutnya.

4 dari 4 halaman

Tembakan Gas Air Mata

Menurut Irjen Pol Nico Afinta, penembakan gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan Malang dilakukan karena para pendukung tim berjuluk 'Singo Edan' yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," ungkapnya.

Terkait sorotan penggunaan gas air mata, Mabes Polri menyatakan, pihaknya tengah fokus bekerja melakukan penanganan pascainsiden maut di Stadion Kanjuruhan, Malang.

"Biar tim bekerja dulu dari Polda Jatim," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi News Liputan6.com, Minggu (2/10/2022).

Dedi enggan menanggapi lebih jauh terkait dugaan langkah penanganan yang berlebihan ataupun kelalaian dari aparat kepolisian saat terjun ke lapangan menangani massa. Tragedi Stadion Kanjuruhan sejauh ini memakan korban meninggal hingga 129 jiwa.

"Jangan berandai-andai dulu, biar tim bekerja," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.