Sukses

Siapa Bilang Makin Tua Kreativitas Menurun? Intip 3 Mitos Lansia Berikut Ini

Kenali 3 mitos tentang ageing yang ternyata tidak benar.

Liputan6.com, Jakarta - Menua merupakan sebuah proses alami yang tak dapat dihindari oleh siapa pun. Penuaan bisa menyebabkan perubahan dalam organ tubuh hingga menurunnya fungsi organ dan mental.

Sebenarnya, hal ini merupakan hal yang wajar terjadi. Namun stereotip masyarakat mengenai penuaan dan lansia tak jauh-jauh dari kekhawatiran menjadi pikun atau pelupa, hilangnya kreativitas dan kemampuan untuk belajar hal baru, serta menjadi lemah dan mengidap berbagai penyakit. Padahal hal ini merupakan mitos-mitos yang tak terbukti kebenarannya.

Inisiator Perempuan Platinum Louisa Tuhatu menyampaikan bahwa dalam proses penuaan juga perlu hidup positif, sehat dan bugar serta memiliki semangat yang positif.

"Jangan takut menjadi tua. Jangan terjebak pada stereotyping," dalam diskusi bertajuk “Perempuan Platinum Memaknai Ulang Kelanjutusiaan (Redefining Age)” pada Sabtu (01/10/2022).

Stereotip ketinggalan zaman tentang penuaan itu lantas menyebabkan munculnya mitos seputar lansia. Oleh karena itu, berikut tiga kesalahpahaman seputar usia tua menurut Psychology Today.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Pikun Seiring Bertambahnya Usia

Pernahkah Anda pergi ke toko kelontong tetapi lupa hendak membeli apa. Contoh lainnya Anda berjalan sendirian di trotoar lalu tiba-tiba lupa apakah pintu rumah sudah dikunci atau belum.

Kondisi seperti ini acapkali dikaitkan dengan usia seseorang. Seseorang yang sudah berumur biasanya dianggap pelupa dan pikun. Padahal hal ini tak ada kaitannya sama sekali dengan usia.

"Lupa tidak ada hubungannya dengan faktor umur," ucap psikolog dan pengajar UNIKA Atmajaya Jakarta, Danny Irawan Yatim.

Secara statistik, hanya 10 persen lansia di dunia yang mengalami pikun sedangkan 90 persen lainnya baik-baik saja, tambah Danny.

Masing-masing dari kita memiliki kekhawatiran tentang ingatan kita dan kekhawatiran ini nampaknya meningkat seiring bertambahnya usia. Kita termakan stereotip klasik (dan modern) bahwa lansia adalah seseorang yang akan menjadi semakin pelupa dan kekanak-kanakan. Misalnya kita lupa meletakkan kunci, maka kita akan mulai meragukan diri sendiri. "Apakah ini awal penyakit Alzheimer?"

Faktanya, melupakan hal-hal kecil benar-benar normal dan tak ada hubungannya dengan faktor usia, tegas Danny.

Selain itu, kehilangan ingatan yang signifikan merupakan penyakit dan bukan penuaan normal. Lebih dari setengah populasi yang berusia di atas 85 tahun memiliki fungsi kognitif yang benar-benar normal. Tak satupun dari ini bertujuan untuk meremehkan dampat berbahaya dari penyakit seperti penyakit Alzheimer. Poin pentingnya adalah kondisi tersebut merupakan penyakit yang memengaruhi memori dan domain kognitif lainnya. Mereka tidak merepresentasikan penuaan normal.

3 dari 4 halaman

2. Kemampuan Belajar dan Kreativitas Menurun Seiring Bertambahnya Usia

Mitos konyol ini berkaitan dengan mitos sebelumnya tentang penurunan fungsi kognitif yang tak terhindarkan.

Perjalanan karir pendiri Kanawida Batik dan Kana Goods Sancaya Rini mematahkan asumsi ini. Di usianya yang tak lagi muda, ia memiliki semangat yang tinggi dan mampu mendirikan usaha batiknya sendiri. Ia bercerita setelah anak-anaknya tumbuh dewasa, ia memutuskan untuk mencari kegiatan baru agar dirinya tetap produktif. Di tahun 2007, ia mulai menggeluti berbagai les mulai dari batik hingga membuat kue meskipun tidak membuahkan hasil yang baik.

"Namun begitu mereka mulai beranjak dewasa dan sepertinya sudah tidak butuh saya. Saya (berpikir) harus punya kegiatan lain yang bermakna buat diri saya dan anak-anak." tutur Rini.

Meskipun demikian, ia tidak patah semangat. Ia mulai mencari hal baru untuk dipelajari. Kemauannya yang tinggi akhirnya membuahkan hasil.

"Saya ingin tahu caranya membatik. Akhirnya saya ke museum tekstil. Saya memiliki kemauan kuat untuk belajar karena saya cinta batik," jelas Rini.

Dengan ini, asumsi bahwa pembelajaran dan kreativitas pasti menurun seiring bertambahnya usia tidak hanya tidak akurat tetapi juga berbahaya. Kreativitas adalah sisi kerja imajinasi kita yang memiliki elemen tindakan, partisipasi dan penggunaan bakat. Tak satu pun dari ini dibatasi oleh penuaan normal.

4 dari 4 halaman

3. Semua Lansia Sama dan Lemah

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah orang berusia 60 tahun ke atas dalam populasi terus meningkat.

Pada 2019, jumlah orang berusia 60 tahun ke atas adalah 1 miliar. Jumlah ini akan meningkat menjadi 1,4 miliar pada tahun 2030 dan 2,1 miliar pada tahun 2050. Peningkatan ini terjadi terutama di negara-negara berkembang.

Seiring bertambahnya usia, kita menjadi lebih unik, lebih individualis dan semakin berbeda dari yang lain. Tak satu pun dari kita menua dengan cara yang persis sama dan kita masing-masing menua pada tingkat yang berbeda.

Sebagai contoh, ketika Anda menghadiri sebuah reuni, ada beberapa teman sekelas yang tampaknya hanya sedikit bertambah tua sejak terakhir kali kita melihatnya, sementara yang lain tampak jauh lebih tua dari sebelumnya. Mungkin saja kita melihat seorang lansia dengan mata cerah dan otot kendur atau sendi berderit dan pikiran yang aktif.

Sistem organ berubah seiring bertambahnya usia tergantung pada beberapa keadaan biologis yang saling terkait daripada faktor dominan tunggal. Penuaan merepresentasikan interaksi antara kualitas genetik unik kita, faktor lingkungan dan tingkat ekspresi melalui pilihan yang kita buat.

Pilihan-pilihan ini dapat mempercepat atau menghambat perkembangan perubahan fisik. Misalnya, merokok dapat mempercepat penuaan paru-paru, jantung, dan pembuluh darah dan meningkatkan risiko kanker.

Contoh lainnya, jika generasi muda mengonsumsi makanan dan minuman tidak sehat misalnya makanan cepat saji dan minuman boba, "Akhirnya yang berkembang adalah lansia dengan penyakit jantung dan stroke," jelas Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas Maliki dalam kesempatan yang sama.

Kita tidak hanya menua lebih lama, kita menua lebih baik.

"Kita perempuan platinum yang masih mempunyai kekuatan sendiri, tidak bergantung pada orang lain, semampu kita, apa yang bisa kita kerjakan sendiri kita kerjakan sendiri," tegas Louisa.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.