Sukses

Swiss Hancurkan 10 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Moderna Senilai Rp4 Triliun

Swiss berencana menghancurkan jutaan dosis vaksin COVID-19 Moderna

Liputan6.com, Jakarta - Swiss akan menghancurkan 10,3 juta dosis vaksin COVID-19 jenis Moderna yang telah kedaluwarsa awal pekan ini. Vaksin COVID-19 yang baru akan datang untuk digunakan saat vaksinasi musim gugur.

Dari total 10,3 juta dosis ada 2.5 juta dosis vaksin Moderna berada di pangkalan logistik tentara Swiss, sedangkan 7.8 juta dosis lainnya berada di Gudang penyimpanan eksternal di Belgia, pemerintah mengonfirmasi agensi berita Keystone-SDA.

Swiss mengonfirmasi laporan awal di situs berita Swiss, Beobachter, yang memperkirakan bahwa dosis yang akan dihancurkan bernilai sekitar 280 juta franc Swiss atau sekitar Rp4,28 triliun rupiah (Rp15.316.70/Franc Swiss per 28 September 2022).

Kantor Federal untuk Kesehatan Masyarakat (FOPH) memberitahu Keystone-SDA bahwa Swiss akan membeli vaksin COVID-19 lebih dari jumlah populasi yakni 8,7 juta. Jumlah yang lebih ini juga dimaksudkan untuk membantu apabila terdapat kendala dalam pengiriman.

Sebanyak 36 juta dosis Pfizer/BioNTech, Moderna, AstraZeneca, Curevac, dan Novavax dipesan. Pada Agustus 2021, pemerintah menandatangani kesepakatan dengan Pfizer/BioNTech untuk menyuplai vaksin selama 2 tahun ke depan.

FOPH juga mengungkapkan bahwa vaksin Moderna yang baru mulai berdatangan. Sebanyak 3,5 juta vaksin Moderna akan siap digunakan untuk vaksinasi COVID-19 berikutnya yang akan dimulai pada 10 Oktober mendatang.

Selain itu, FOPH juga merekomendasikan agar warga yang berusia 65 tahun atau lebih, sama halnya dengan mereka yang berusia 16-64 tahun yang memiliki riwayat kesehatan agar mendapat suntikan booster saat musim gugur.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dicabutnya Pembatasan Terkait COVID-19 di Swiss

Jumlah kasus Covid-19 di Swiss terbilang berada di level rendah selama beberapa bulan terakhir. Selain itu, Swiss telah mencabut seluruh pembatasan yang dilakukan untuk melawan pandemi pada 1 April tahun ini.

Sejak 20 Desember 2021 hingga 17 Februari 2022, hanya orang-orang yang telah divaksin dan sembuh dari wabah COVID-19 saja yang boleh masuk ke restoran, tempat rekreasi, fasilitas olahraga serta acara dalam ruangan. Memakai masker juga merupakan hal yang wajib dilakukan pada saat itu.

Mulai 17 Februari, warga tidak perlu lagi menunjukkan sertifikat COVID-19 untuk mengunjungi bar, restoran, maupun tempat tertutup lainnya seperti aula konser maupun fasilitas olahraga. Selain itu, tak ada lagi larangan untuk mengadakan perkumpulan pribadi, serta tak perlu izin untuk mengadakan acara-acara berskala besar.

Seluruh pembatasan pandemi di Swiss dicabut mulai 1 April. Pada 30 Maret, pemerintah Swiss mengumumkan bahwa seluruh aturan akan dicabut, termasuk aturan penggunaan masker di transportasi umum dan fasilitas kesehatan, serta keharusan 5 hari isolasi bagi mereka yang mendapat hasil tes positif COVID-19.

3 dari 4 halaman

Vaksinasi dan Pengobatan

Pemerintah Swiss telah merekomendasikan agar warga yang berusia di atas 16 tahun, khususnya mereka yang rentan terjangkit COVID-19 mendapat suntikan booster untuk mempertahankan diri dari infeksi. Kemungkinan akan datang pada musim gugur atau musim dingin tahun ini.

Pada bulan Juli, pemerintah merekomendasikan agar warga yang berusia di atas 80 tahun dan orang-orang yang rentan memperoleh suntikan booster kedua.

Bagi semua orang usia 16-64 tahun yang tidak memiliki faktor risiko terjangkit COVID-19, vaksinasi booster dapat membantu mengurangi risiko infeksi yang langka dan serius, ujar Kantor Federal untuk Kesehatan Masyarakat (FOPH).

Saat ini, sekitar 69 persen populasi Swiss telah menerima dua kali dosis vaksin, dan sekitar 44 persen telah menerima suntikan booster.

Sejauh ini, empat jenis vaksin telah disetujui digunakan di sana yakni: Pfizer/BioNTech dan Moderna yang keduanya juga telah disetujui untuk digunakan pada anak-anak usia 5 tahun ke atas dan remaja; dosis tunggal vaksin Jannsen yang diproduksi oleh Johnson & Johnson; serta vaksin berbasis protein Nuvaxovid yang disetujui pada April 2022.

 

4 dari 4 halaman

Bagaimana Kondisi COVID-19 di Swiss?

Setelah menurunnya jumlah kasus COVID-19 di Swiss selama 3 bulan, jumlah kasus baru mulai meningkat antara Mei dan awal Juli yang disebabkan oleh sebaran 2 subvarian virus Omicron baru yaitu BA.4 dan BA.5. Untungnya, sejak saat itu gelombang ini mulai mereda.

Otoritas Kesehatan mengatakan bahwa saat ini situasi telah terkendali. Hal ini disebabkan karena sekitar 95 persen populasi Swiss telah membentuk antibodi untuk melawan virus baik melalui vaksinasi maupun jangkitan.

Selain itu, tidak ada bukti bahwa infeksi subvarian BA.4 dan BA.5 berdampak lebih parah dari varian sebelumnya, jelas Kantor Federal untuk Kesehatan Masyarakat (FOPH).

Pemerintah juga menyatakan bahwa dalam jangka panjang, virus corona tidak akan hilang, namun kemungkinan menjadi endemik dengan gelombang musiman di masa mendatang. Hal ini berarti masyarakat harus bersiap untuk hidup berdampingan dengan COVID-19.

Meskipun demikian, perjalanan dari dan menuju Swiss tidak terganggu. Sejak 17 Februari, aturan untuk orang yang akan masuk ke Swiss telah dicabut.

Orang-orang tidak perlu lagi menyertakan bukti vaksinasi atau hasil tes negatif untuk melengkapi formulir masuk. Lebih lanjut, pada 2 Mei 2022, Swiss mencabut seluruh persyaratan terkait COVID-19 untuk para wisatawan yang hendak mengunjungi Swiss, terlepas dari asal negaranya.

(Penulis: Adelina Wahyu Martanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini