Sukses

Update COVID-19 Hari Ini 16 September 2022, Kasus Meninggal Bertambah 27

Kasus COVID-19 masih menunjukkan penambahan dari hari ke hari. Pada 16 September 2022 pukul 12.00 WIB penambahan kasus positif tercatat sebanyak 2.358.

Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 masih menunjukkan penambahan dari hari ke hari. Pada 16 September 2022 pukul 12.00 WIB penambahan kasus positif tercatat sebanyak 2.358.

Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Indonesia menjadi 6.405.044.

Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 2.997 sehingga akumulasinya menjadi 6.218.708.

Penambahan signifikan terlihat pada kasus meninggal. Hari ini ada 27 pasien yang meninggal dunia akibat COVID-19 sehingga akumulasinya menjadi 157.876.

Provinsi dengan kasus meninggal terbanyak adalah Kepulauan Riau yang melaporkan 8 orang wafat. Diikuti Jawa Tengah dengan 4 kematian.

Sedangkan, kasus aktif mengalami penurunan sebanyak 666 sehingga akumulasinya menjadi 28.460.

Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 63.122 dan suspek sebanyak 4.497.

 

5 Provinsi Penyumbang Kasus Baru Terbanyak

Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus baru terbanyak di 5 provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah.

- DKI Jakarta hari ini melaporkan 1.021 kasus positif baru dan 1.337 pasien sembuh.

- Jawa Barat 438 kasus baru dan 608 orang telah sembuh dari COVID-19.

- Jawa Timur di peringkat ketiga dengan 233 kasus positif baru dan 247 orang sembuh.

- Banten 230 kasus baru dan 236 orang sembuh dari COVID-19.

- Jawa Tengah 91 kasus konfirmasi baru dan 78 orang sembuh.

Data Satgas COVID-19 juga menunjukkan capaian vaksinasi pada hari ini. Angka vaksinasi naik baik pada dosis pertama, kedua, booster pertama, dan booster kedua.

- Vaksinasi pertama bertambah 35.909

- Vaksinasi kedua 36.661 suntikan baru

- Vaksinasi booster pertama bertambah 169.411

- Vaksinasi booster kedua atau suntikan keempat hari ini bertambah 14.537.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Laporan Sebelumnya

Di hari sebelumnya, yakni pada Kamis 15 September 2022 pukul 12.00 WIB penambahan kasus baru tercatat sebanyak 2.651.

Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Tanah Air menjadi 6.402.686.

Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 3.915 sehingga akumulasinya menjadi 6.215.711.

Sayangnya, kasus meninggal juga masih menunjukkan penambahan yang tinggi. Hari kemarin, penambahannya sebanyak 21 sehingga akumulasinya menjadi 157.849.

Sedangkan, kasus aktif mengalami penurunan sebanyak 1.285 sehingga akumulasinya menjadi 29.126.

Data juga menunjukkan jumlah spesimen 69.035 dan suspek sebanyak 5.101.

Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus baru terbanyak di 5 provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah.

- DKI Jakarta hari ini melaporkan 1.116 kasus positif baru dan 1.626 pasien telah sembuh.

- Jawa Barat menyusul dengan penambahan kasus baru sebanyak 492 dan sembuh sebanyak 1.344.

- Jawa Timur di peringkat ketiga dengan 268 kasus positif baru dan 256 orang sembuh dari COVID-19.

- Banten 240 kasus baru dan 175 orang dinyatakan sembuh.

- Jawa Tengah 110 kasus positif baru dan 96 orang telah sembuh.

Provinsi lain menunjukkan penambahan kasus baru di angka satuan hingga puluhan. Namun, masih ada provinsi tanpa penambahan kasus positif baru sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Gorontalo dan Sulawesi Barat.

3 dari 4 halaman

Penurunan Imunitas

Hingga kini, vaksinasi masih diandalkan untuk mencegah terjadinya COVID-19 gejala berat. Namun, vaksin tak bisa memberi perlindungan antibodi selamanya.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin memprediksi imunitas masyarakat terhadap COVID-19 akan menurun pada awal tahun 2023. Perhitungan ini melihat jangka waktu digulirkannya vaksin dosis 3 atau booster yang dimulai sejak 12 Januari 2022.

Seperti diketahui, penurunan imunitas akan terjadi setelah enam bulan lebih seseorang mendapatkan vaksin booster. Hal ini juga sebagaimana studi penelitian yang menyebut, imunitas seseorang dapat turun selepas enam bulan divaksinasi COVID-19.

"Dugaan saya, kita akan menurun imunitas di awal tahun depan. Itu sebabnya yang belum di-booster akan kita encourage (dorong), kita kejar lagi di akhir tahun supaya bisa mempersiapkan teman-teman buat booster," ujar Budi Gunadi saat konferensi pers 'COMSTECH-OIC Fellowship Program dan Peresmian Laboratorium Jejaring OIC Center of Excellence (CoE) on Vaccines and Biotechnology Products' di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jakarta pada Kamis, 15 September 2022.

4 dari 4 halaman

Mengejar Capaian Booster

Untuk mengejar capaian booster, Budi mengatakan akan dibuat program vaksinasi lagi. Pasalnya, jumlah suntikan booster baru mencapai angka 60 jutaan.

"Nanti kita akan bikin program lagi (mengejar capaian vaksinasi booster). Karena (jumlah) booster ini baru 60 jutaan (dosis suntik). Kita mau naikin lah, kalau bisa sampai 100 juta. Jadi, kita lebih tenang dan sudah lebih banyak orang yang di-booster."

Berdasarkan data Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per Jumat, 16 September 2022 pukul 12.00 WIB, total vaksinasi dosis 3 atau booster pertama di angka 26,57 persen (62,3 juta dosis suntik) dan vaksinasi dosis 4 atau booster kedua bagi tenaga kesehatan di angka 36,07 persen (529.715 dosis suntik).

Upaya mengejar cakupan vaksinasi booster juga dilakukan lantaran cakupan dosis 3 masih rendah. Terlebih, imunitas terhadap COVID-19 dapat menurun setelah mendapatkan vaksin COVID-19.

"Ini booster 3 masih rendah, saya butuh teman-teman wartawan untuk menyampaikan. Karena biar bagaimana kan (imunitas) nanti turun kalau sudah enam bulan (divaksinasi)," lanjutnya.

Pada konferensi pers Juli 2022, Budi membeberkan alasan capaian vaksinasi booster di Tanah Air masih rendah. Salah satunya, masyarakat merasa aman sudah disuntik dosis pertama dan kedua.

"Booster kenapa sedikit? Di mana-mana negara lain juga sama. Karena masyarakat mungkin sudah merasa divaksin dua kali itu lebih kuat. Kalau kita lihat data saintifik menunjukkan, sesudah 6 bulan terjadi penurunan (efektivitas)," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.