Sukses

RI Kedatangan Obat Cidofovir untuk Cacar Monyet dari Singapura

Obat Cidofovir untuk cacar monyet dari Singapura sudah datang di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia sudah menerima obat Cidofovir untuk cacar monyet (monkeypox) dari Singapura. Obat ini termasuk obat antivirus yang juga bisa digunakan untuk pengobatan orthopoxvirus termasuk infeksi cacar monyet.

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Lucia Rizka Andalusia menyampaikan, obat Cidofovir saat ini disimpan di Gudang Farmasi Pusat Kemenkes, Jakarta. Namun, jumlah obat yang datang tidak disebutkan secara rinci.

Dikarenakan kasus cacar monyet di Indonesia tidak banyak, yang mana sampai saat ini baru terkonfirmasi satu kasus positif monkeypox, distribusi Cidofovir juga masih berpusat di Jakarta. Terlebih, Jakarta adalah provinsi terbanyak dengan laporan pemeriksaan sampel terkait kasus monkeypox.

Adanya kedatangan Cidofovir, obat Tecovirimat yang bisa digunakan untuk cacar monyet, sementara ini tidak digunakan dalam waktu dekat. Padahal, sebelumnya Indonesia disebutkan dalam proses pemesanan Tecovirimat ke Amerika Serikat (AS).

"Untuk obat Tecovirimat, kita enggak pakai. Kita sudah ada obat Cidofovir, sudah datang yang dari Singapura itu," ujar Rizka kepada Health Liputan6.com usai konferensi pers 'COMSTECH-OIC Fellowship Program dan Peresmian Laboratorium Jejaring OIC Center of Excellence (CoE) on Vaccines and Biotechnology Products di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jakarta pada Kamis, 15 September 2022.

"Sementara kasusnya (monkeypox) di kita (Indonesia) enggak banyak, ya fokusnya sentra di Jakarta, sudah disimpan di Gudang Farmasi Pusat Kemenkes. Jumlahnya (obat Cidofovir) berapa, saya enggak begitu hapal. Yang penting kita sudah secure (amankan ketersediaan obat)."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

60 Kasus Terkait Monkeypox

Berdasarkan data Kemenkes per 12 September 2022, ada 60 orang terkait cacar monyet, salah satunya terkonfirmasi positif. Dari total tersebut, 50 kasus di antaranya, dinyatakan discarded atau dipastikan negatif cacar monyet.

Selanjutnya, 9 kasus lain dalam kategori masih dianalisis terkait kemungkinan terpapar monkeypox. Pemeriksaan biasanya rampung dalam dua hingga tiga hari ke depan.

Data temuan kasus cacar monyet per 12 September 2022, antara lain:

  • Konfirmasi: 1 kasus
  • Discarded: 50 kasus
  • Suspek: 9 kasus (menunggu hasil lab)

Total laporan yang masuk 60 kasus

Kemenkes juga mencatat di DKI Jakarta terdapat satu kasus konfirmasi, 7 suspek, dan 34 discarded. Jawa Barat terdapat satu suspek dan 3 discarded, dan Banten terdapat satu suspek dan 3 discarded.

Selanjutnya, Jawa Tengah memiliki dua discarded, Jawa Timur satu discarded, Riau satu discarded, Kepulauan Riau (Kepri) dua discarded, Sulawesi Selatan dua discarded, dan Sulawesi Tengah dengan dua discarded.

3 dari 4 halaman

Efektif Lawan Orthopoxviruses

Cidofovir -- yang juga dikenal sebagai Vistide -- adalah obat antivirus yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) AS untuk pengobatan retinitis sitomegalovirus (CMV) pada pasien dengan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).

Retinitis sitomegalovirus adalah peradangan yang terjadi pada retina mata yang dapat menyebabkan kebutaan.

Dalam pembaruan CDC per 28 Juli 2022, tidak tersedia data tentang efektivitas Cidofovir dalam mengobati kasus cacar monyet pada manusia. Namun, telah terbukti efektif melawan orthopoxviruses dalam penelitian in vitro dan hewan.

Virus Monkeypox termasuk dalam genus orthopoxviruses. CDC memiliki protokol akses yang diperluas yang memungkinkan penggunaan Cidofovir yang disimpan untuk pengobatan orthopoxvirus (termasuk monkeypox) dalam wabah.

Tidak diketahui apakah seseorang dengan infeksi cacar monyet yang parah akan mendapat manfaat dari pengobatan dengan Cidofovir, meskipun penggunaannya dapat dipertimbangkan dalam kasus seperti itu.

Menurut CDC, obat Brincidofovir mungkin memiliki keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan Cidofovir. Brincidofovir adalah obat antivirus yang disetujui oleh FDA pada tanggal 4 Juni 2021 untuk pengobatan penyakit cacar manusia pada pasien dewasa dan anak-anak.

Tidak tersedia data tentang efektivitas Brincidofovir dalam mengobati kasus cacar monyet pada manusia. Serupa dengan Cidofovir, telah terbukti efektif melawan orthopoxviruses dalam penelitian in vitro dan hewan.

CDC saat ini sedang mengembangkan EA-IND untuk membantu memfasilitasi penggunaan Brincidofovir sebagai pengobatan cacar monyet.

4 dari 4 halaman

Obat Tecovirimat

Dalam paparan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI pada akhir Agustus 2022, Indonesia dalam pemesanan obat Tecovirimat untuk cacar monyet ke AS.

Tecovirimat merupakan obat antivirus cacar biasa (smallpox), yang mana penggunaannya diperluas (expanded access) sehingga bisa untuk cacar monyet.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K. Lukito mengatakan, Tecovirimat merupakan obat yang dikembangkan dan digunakan untuk pengobatan smallpox.

Tecovirimat telah disetujui penggunaannya oleh European Medicines Agency (EMA) untuk monkeypox berdasarkan data studi-studi pada hewan dan manusia. Dalam kondisi darurat wabah monkeypox, Tecovirimat digunakan di AS melalui mekanisme expanded access uji klinik.

"Untuk obat monkeypox sebenarnya dari smallpox juga. Jadi, obat smallpox masih bisa digunakan untuk pengobatan monkeypox. Pengobatan Tecovirimat untuk monkeypox ada, tapi saat ini juga Food and Drug Administration (FDA) AS sudah memberikan persetujuan obat ini untuk monkeypox dengan expanded access melalui uji klinik," terang Penny di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.