Sukses

Lantai Anti Slip hingga Pencahayaan yang Cukup, Begini Desain Rumah Aman bagi Lansia

Para lanjut usia (lansia) membutuhkan penataan rumah yang aman dan sesuai kebutuhan. Rumah yang didiami lansia perlu desain khusus agar memudahkan lansia berkegiatan sehari-hari.

Liputan6.com, Jakarta - Para lanjut usia (lansia) membutuhkan penataan rumah yang aman dan sesuai kebutuhan. Rumah yang didiami lansia perlu desain khusus agar memudahkan lansia berkegiatan sehari-hari.

Menurut Pendiri Kelas Berbenah Sadis (KBS) Rika Subana, hal pertama yang perlu diperhatikan terkait desain rumah lansia adalah lantai.

“Lantai tidak boleh licin, karena permukaan yang licin bisa sangat berbahaya bagi oma opa, semua lantai harus anti slip terutama di kamar mandi,” kata Rika dalam seminar daring Geriatri TV ditulis Selasa (13/9/2022).

Rika juga menyarankan untuk menghindari penggunaan karpet di rumah lansia.

“Karena karpet ini kalau sudah enggak terlalu bagus dia akan terlipat ujung-ujungnya itu, itu yang berisiko oma opa tersandung. Jadi jangan pakai karpet.”

Selain itu, hindari pula desain rumah yang memiliki lantai dengan ketinggian berbeda. Selain lantai, kamar lansia juga perlu dipertimbangkan.

“Usahakan kamar lansia terletak di lokasi yang mudah diawasi, jangan letakkan kamar oma opa di lantai atas karena bisa menyulitkan oma opa untuk mencapai kamar. Kalau memungkinkan, pilih kamar dengan jendela dan sirkulasi yang baik.”

Yang tak kalah penting adalah kamar mandi. Bagi lansia, kamar mandi yang aman sangat lah penting, lantaran kejadian jatuh di kamar mandi sering terjadi bahkan hingga berakhir dengan kematian.

“Kita bisa menambahkan palang pegangan di kamar mandi atau di tempat-tempat lain yang mungkin oma opa butuh uluran tangan agar anggota keluarga tidak harus selalu standby.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pencahayaan

Pencahayaan yang cukup juga bisa membuat lansia tetap aman selama di rumah.

“Pastikan seluruh ruangan termasuk tangga punya pencahayaan yang cukup, punya penerangan yang baik dari atas ke bawah. Idealnya cahaya alami, tapi kalau enggak ya apa boleh buat, pasang lampu.”

Pencahayaan alami yakni dari sinar matahari yang masuk ke rumah memang lebih sehat. Jika terpaksa menggunakan lampu, maka perlu dipilih lampu dengan cahaya yang cerah.

“Hindari penggunaan lampu dengan warna yang berbeda-beda karena membuat mata cepat lelah. Lampu dengan warna berbeda juga bisa menyebabkan area berbayang yang bisa menyulitkan penglihatan oma opa.”

Cahaya lampu juga harus nyaman di mata dan disesuaikan dengan ukuran ruangan, tidak terlalu terang dan tidak pula terlalu gelap.

“Pilih lampu LED biar hemat listrik.”

Terkait perabotan, perlu dipilih perabot yang tingginya mudah dijangkau oleh lansia agar lebih mudah beraktivitas.

“Pilih lah kursi dan meja yang ramah lansia, enggak terlalu tinggi enggak terlalu rendah, kalau sofa perlu yang tidak terlalu keras dan terlalu lembut, jika terlalu keras atau terlalu lembut oma opa bisa sakit pinggang.”

3 dari 4 halaman

Tuas Pintu dan Warna Tembok

Tuas pintu juga tak boleh luput dari perhatian. Tuas pintu bisa saja terasa biasa dan ringan ketika diputar oleh orang pada umumnya. Namun, bagi lansia membuka pintu bisa saja menjadi pekerjaan yang berat jika tuasnya terlalu berat.

“Apalagi untuk oma opa yang punya penyakit arthritis ini bisa benar-benar menyiksa. Jadi pakailah gagang pintu yang lebih ringan supaya lebih mudah digunakan lansia.”

 Selain itu, warna tembok juga perlu disesuaikan dengan lansia. Rika menganjurkan untuk menggunakan warna-warna cat dinding yang nyaman di mata.

“Oma opa bisa pilih warna cat atau kertas dinding misalnya warna biru, biru langit, hijau lembut, ungu lavender, atau warna-warna pastel. Warna-warna ini akan memberikan suasana yang tenang dan nyaman.”

“Kalau ingin warna yang ceria enggak ada salahnya juga pilih warna oranye tapi bukan oranye yang ngejreng.”

Setelah rumah didesain ramah lansia, maka lansia bisa memulai kebiasaan berbenah rumah. Pasalnya, beres-beres rumah memiliki berbagai manfaat. Selain rumah menjadi bersih dan rapi, beres-beres juga membuat tubuh menjadi lebih sehat.

4 dari 4 halaman

Manfaat Berbenah Rumah

Manfaat beres-beres rumah bagi kesehatan sudah terbukti lewat penelitian. Berbenah sendiri merupakan kegiatan merapikan perabotan dan sebagainya.

The Journal of American Geriatric Society menunjukkan, aktivitas fisik yang tidak membuat lanjut usia (lansia) banjir keringat atau aktivitas fisik yang santai bisa bermanfaat bagi kesehatan.

“Dan dalam penelitian yang melibatkan 6.000 wanita berusia 65 sampai 99 tahun mereka beraktivitas selama 30 menit, aktivitasnya ringan seperti bersih-bersih rumah itu dikaitkan dengan menurunkan risiko kematian.”

Para peneliti menemukan bukti bahwa orang yang melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari mengalami penurunan risiko kematian sebanyak 12 persen. Ini dibandingkan dengan orang yang beraktivitas fisik kurang dari 30 menit.

“Sedangkan mereka yang melakukan aktivitas fisik selama satu jam itu mengalami penurunan risiko kematian lebih signifikan yakni 39 persen. Aktivitas yang termasuk dalam penelitian ini tidak termasuk duduk malas atau rebahan, tapi jalan-jalan di lingkungan rumah, cuci baju, cuci piring dan lain-lain,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.