Sukses

Tak Selalu Mudah, Ini 5 Cara untuk Bersikap dan Dukung Sahabat yang Depresi

Melihat dan membantu sahabat yang alami depresi bukanlah hal mudah. Namun, masih ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta Dalam beberapa titik, kesedihan dalam hidup bisa bertambah ketika harus melihat orang terdekat seperti sahabat mengalami depresi yang serius. Anda mungkin merasa tak berdaya dan tak tahu harus berbuat apa untuk membantunya melewati itu.

Terkadang kata-kata dan ucapan pun nampak tak cukup untuk membantunya keluar dari gelombang perasaan yang negatif. Lalu, apakah yang bisa dilakukan? Mengutip Forbes Health pada Kamis (1/9/2022), berikut diantaranya.

1. Ajak untuk Deteksi ke Psikolog

Gangguan depresi mayor atau depresi klinis ditandai dengan kehilangan antusiasme dalam hal pekerjaan, hobi, dan hubungan selama setidaknya dua minggu. Faktanya, salah satu hal pertama yang mungkin dilakukan oleh mereka yang mengalami depresi adalah penarikan diri dari interaksi sosial.

Gejala lain dari depresi dapat meliputi kurangnya komunikasi, suasana hati yang tajam dan mudah tersinggung, perubahan kebiasaan makan, perubahan citra diri atau harga diri, intensitas waktu tidur meningkat atau justru berkurang, muncul rasa lelah berlebihan.  

"Namun sebelum Anda menyimpulkan bahwa sahabat Anda mengalami depresi, bantu ia lebih dulu untuk menemui dokter atau tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater," ujar psikiater dewasa dan pediatrik, dr Hisla Bates.

Menurut Hisla, penting untuk lebih dulu mengetahui secara resmi atau pasti jenis depresi apa yang dialami oleh teman Anda. Mengingat depresi merupakan hal yang kompleks dan membutuhkan diagnosis yang jelas.

"Setelah diagnosis depresi jelas, baru beralih ke mengatasi gejalanya. Namun biasanya dalam perjalanan itu, sahabat Anda mungkin akan sulit untuk terlibat," kata Hisla. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Hindari Mengkritik

Depresi merupakan gangguan yang dapat mengubah pandangan dunia seseorang, termasuk cara pikir pasiennya mungkin seringkali tidak terkendali. Jadi, menurut Hisla, sahabat Anda mungkin tidak dapat mengartikulasikan perasaan tertekan yang dialami. 

"Orang yang depresi kerap mengaitkan gejala mereka dengan sekadar kelelahan atau kekurangan energi. Jadi yakinkanlah orang tersebut bahwa Anda tidak akan memberikan penghakiman pada mereka terkait itu," ujar psikiater, Julia Frances Tybor.

"Jelaskan bahwa Anda khawatir dan memperhatikan bahwa ia sedang bertindak seperti tidak biasa. Lakukanlah itu dengan halus dengan menanyakan harinya lebih dulu atau menanyakan bagaimana perasaannya," tambahnya.

3. Ingat Bahwa Anda Bukan Terapis

Lebih lanjut Hisla mengungkapkan bahwa saat membantu sahabat yang mengalami depresi, penting untuk tidak bertindak layaknya terapis. Sehingga menurutnya, jangan pernah berpikir bahwa Anda dapat membantu mengelola gejala depresi teman sendirian.

"Anda tidak dapat menyembuhkan sahabat dengan membicarakan sesuatu atau memberikan nasihat. Depresi terutama yang berat perlu ditangani dengan pelatihan profesional. Anda hanya bisa berada di sana dan memberikan dukungan tanpa menghakimi," ujar Hisla. 

3 dari 4 halaman

4. Maklumi dan Tetap Pedulikan Mental Anda

Julia mengungkapkan bahwa pada orang yang mengalami depresi, kepribadian seseorang akan sangat berubah. Kebanyakan akan merasa tidak memiliki energi atau minat pada hal-hal yang sama dengan sebelumnya.

Terlebih, akan ada kemungkinan banyak sikap mereka yang membuat Anda kecewa atau marah. Sehingga, ingatkanlah diri Anda bahwa itu adalah bagian dari penyakit dan bukan serangan secara pribadi.

Sebaliknya menurut Julia, fokuslah pada seperti apa sahabat ketika ia sedang sehat dan ingatlah bahwa sahabat Anda bisa untuk sembuh dan kembali seperti sedia kala.

"Tapi jika Anda berpikir bahwa itu sulit, Anda benar. Anda bahkan mungkin akan membutuhkan bantuan psikolog sendiri, terutama jika Anda berada dalam relasi atau jarak fisik yang dekat dengan orang yang depresi," kata Hisla.

"Jadi selain memaklumi, penting untuk menjaga diri sendiri agar Anda tidak merasa bersalah atau ikut menjadi depresi karena sikapnya," tambahnya.

4 dari 4 halaman

5. Persiapkan Diri untuk Menemani

Jika sahabat Anda mengungkapkan bahwa ia siap untuk mencari bantuan atau mengobati depresinya lebih lanjut, maka itu bisa menjadi langkah yang besar.

Hal tersebut lantaran pada orang dengan depresi berat, menindaklanjuti apa yang mereka rasakan bisa membutuhkan upaya emosional yang besar. Apalagi jika diperlukan biaya untuk mengobatinya.

Sehingga saat sahabat Anda siap untuk menindaklanjuti depresinya, maka luangkan waktu atau ajukan tawaran untuk menemaninya melakukan konsultasi.

"Banyak psikiater atau psikolog tidak akan keberatan jika memang pasien membutuhkan temannya di sana selama beberapa menit atau bahkan seluruh sesi," ujar Julia.

Dalam prosesnya, Anda juga bisa mengajaknya untuk melakukan berbagai aktivitas fisik seperti jalan sore, lari bersama, bermain sepeda bersama, atau kegiatan lainnya yang menyenangkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.