Sukses

Banyak Tawaran Vaksin COVID-19 Hibah, Menkes Budi: Kita Tahan Dulu

Tawaran vaksin COVID-19 hibah dari luar negeri masih banyak sampai sekarang.

Liputan6.com, Jakarta Tawaran vaksin COVID-19 hibah dari luar negeri untuk Indonesia rupanya masih banyak sampai sekarang. Seperti diketahui, penyediaan vaksin COVID-19 di Indonesia didatangkan melalui dua mekanisme, yakni pembelian secara bilateral atau bussiness to bussiness dengan dana APBN dan hibah.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, tawaran tersebut ditahan terlebih dahulu -- belum disetujui -- sembari melihat perkembangan vaksinasi COVID-19 nasional. Apalagi stok vaksin COVID-19 terbilang banyak.

"Kita masih punya sekitar 10 juta dosis vaksin COVID-19, lebih dari 60 persennya (vaksin) hibah. Vaksin hibah ini vaksin yang diberikan oleh pemerintah luar negeri dan ini tawaran masih terus datang ke kita," ungkap Budi Gunadi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI yang disiarkan dari Komplek Parlemen Senayan, Jakarta secara virtual pada Selasa, 30 Agustus 2022.

"Ya, masih banyak tawaran dari pemerintah luar negeri yang sampai sekarang kita masih tahan. Sebab, melihat perkembangan dari minat, animo vaksinasi dari masyarakat kita. Tetapi tawaran dari luar negeri untuk menerima vaksin hibah masih relatif lebih tinggi."

Berdasarkan data SMILE Kementerian Kesehatan RI per 27 Agustus 2022 dan Bio Farma pada 23 Agustus 2022, ada 10 juta stok vaksin COVID-19 yang masih tersedia di pusat dan daerah. Rinciannya sebagai berikut:

Stok Vaksin (Hibah)

  • Pusat 2.455.528 dosis
  • Daerah 2.659.966 dosis

Total 5.115.494 dosis

Stok Vaksin (APBN)

  • Pusat 2.664.400 dosis
  • Daerah 2.297.284 dosis

Total 4.961.684

Total keseluruhan dari hibah dan APBN 10.077.178 dosis

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Vaksinasi COVID-19 ke 203 Juta Orang

Perkembangan program vaksinasi COVID-19 per 28 Agustus 2022, Indonesia sudah menyuntikan 434 juta dosis vaksin ke 203 juta orang. Dari jumlah tersebut, 170 juta di antaranya sudah vaksinasi dosis 2, lalu 60 juta sudah dibooster dari target sasaran.

"Sebenarnya, kita sudah mencapai (cakupan vaksinasi) 72,82 persen dari sasaran, kalau dari total populasi ya. Nah, karena banyak populasi kita yang muda dan tidak masuk sasaran, jadinya (cakupan vaksinasi) kita sudah 63,24 persen," Budi Gunadi Sadikin menjelaskan.

Seperti diketahui, terdapat perubahan target sasaran vaksinasi COVID-19, yang sebelumnya 208,2 juta menjadi 234,6 juta orang. Dengan demikian, persentase cakupan vaksinasi COVID-19 yang tadinya tinggi menjadi relatif menurun -- yang disesuaikan dengan target terbaru 234,6 juta.

Lebih lanjut, Menkes Budi Gunadi mengatakan, vaksinasi COVID-19 Indonesia sempat mencapai puncak (peak) 2 jutaan suntikan per hari. Namun, perlahan terjadi penurunan.

"Tapi sekarang karena sudah hampir semua target populasinya sudah kita suntikan, jadi hanya berkisar antara 100.000-an suntikan per hari," katanya.

3 dari 4 halaman

Laju Suntikan dalam 14 Hari Terakhir

Sebagaimana data yang dihimpun Kemenkes per 28 Agustus 2022, laju vaksinasi COVID-19 atau rata-rata suntikan pada 14 hari terakhir, antara lain:

  1. Dosis 1: 24.964 suntikan/hari
  2. Dosis 2: 17.164 suntikan/hari
  3. Dosis 3: 123.740 suntikan/hari
  4. Dosis 4: 763 suntikan/hari

Sementara itu, rata-rata suntikan per hari dalam 5 bulan terakhir, yakni: (dalam dosis)

  1. April 807.753
  2. Mei 238.901
  3. Juni 229.268
  4. Juli 215.072
  5. Agustus 193.791
4 dari 4 halaman

Booster Kedua Nakes Masih Rendah

Pada cakupan vaksinasi booster, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, Bali dan DKI Jakarta lebih tinggi dibandingkan provinsi lain.

"Untuk booster kedua SDM kesehatan (tenaga kesehatan/nakes) yang sudah kita luncurkan karena baru juga, jadi masih banyak provinsi-provinsi masih relatif rendah. Tapi sekali lagi, Bali dan DKI Jakarta relatif cukup tinggi," katanya.

"Untuk DKI Jakarta yang biasa tinggi, kali ini masih agak rendah (booster kedua) untuk SDM kesehatannya."

Selanjutnya, pada populasi yang diberikan vaksinasi booster, Menkes Budi Gunadi menekankan, antibodi naik lebih tinggi.

"Inilah salah satu penyebab, kenapa rata-rata titer antibodi di level 4.000-an? Ya, kita relatif terproteksi karena booster. Kita mulai programnya (vaksinasi booster) sebelum varian BA.4 dan BA.5 masuk ke Indonesia, sehingga populasi kita relatif terlindungi atau terproteksi," ucapnya.

Data Kemenkes per 28 Agustus 2022 mencatat, Bali, DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau sudah mencapai lebih dari 50 persen cakupan booster pertama. Rinciannya, antara lain:

  • Bali 69,8 persen
  • DKI Jakarta 66 persen
  • Kepulauan Riau 52,1 persen

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.