Sukses

Cacar Monyet Masuk RI, PB IDI Minta Masyarakat Tenang dan Berobat Bila Bergejala

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melalui Satgas Monkeypox meminta masyarakat tetap tenang menghadapi temuan satu kasus cacar monyet di DKI Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melalui Satgas Monkeypox meminta masyarakat tetap tenang menghadapi temuan satu kasus cacar monyet di DKI Jakarta.

Hal terpenting yang dilakukan saat ini adalah mempertahankan protokol kesehatan secara ketat. Lalu, masyarakat lebih aktif menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti disampaikan Ketua Satgas Monkeypox , dr Hanny Nilasari, SpKK.

PB IDI juga berharap masyarakat mengetahui gejala-gejala cacar monyet. Seperti demam, sakit kepala, nyeri tubuh, pembengkakan kelenjar getah bening. Disusul dengan muncul ruam atau lesi di beberapa bagian tubuh.

"Bagi yang merasa bergejala dapat segera berobat menemui dokter terdekat," kata Hanny. 

Ketua Umum PB IDI, dr M. Adib Khumaidi, SpOT juga sudah berkoordinasi dengan beberapa pihak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit monkeypox. Seperti berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan setempat, serta IDI Wilayah dan IDI Cabang.

"Kami meminta tim medis dan tenaga kesehatan untuk tetap waspada dan segera melaporkan pada Dinas Kesehatan setempat apabila ditemukan pasien dengan gejala mirip cacar monyet, supaya bisa segera ditangani dan ditindaklanjuti," kata Adib dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kasus Pertama Cacar Monyet di Indonesia

Kasus pertama cacar monyet di Indonesia terkonfirmasi pada Jumat, 19 Agustus 2022 malam. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Mohammad Syahril menguraikan kronologi kasus pertama cacar monyet di Indonesia.

Kasus pertama monkeypox di Tanah Air terjadi pada seorang pria 27 tahun Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki riwayat bepergian ke luar negeri.

Syahril tidak menjelaskan lebih rinci mengenai negara yang dikunjungi pasien tersebut. Ia hanya mengungkapkan bahwa pasien tersebut bepergian ke salah satu dari 89 negara yang sudah ada kasus monkeypox. Seusai kembali ke Tanah Air, ia mengalami gejala mengarah ke cacar monyet.

Berikut kronologi temuan kasus cacar pertama di RI:

8 Agustus 2022:  Pria tersebut tiba di Jakarta usai bepergian ke luar negeri.

14 Agustus 2022: Pasien mulai merasakan gejala berawal dari demam. Lalu, ada pembengkakan kelenjar getah bening.

16 Agustus 2022: Muncul lesi atau ruam di beberapa bagian tubuh mulai dari wajah, sekitar selangkangan, dan kaki.

"Dan, ada cacar atau ruam di muka, telapak tangan, kaki dan sebagian di sekitar alat genitalia," kata Syahril.

Untungnya, lanjut Syahril, pria ini memiliki kesadaran untuk memeriksakan kesehatannya ke salah satu rumah sakit di DKI Jakarta. Lalu, melihat gejala yang ada pihak fasilitas kesehatan tersebut lalu melakukan pemeriksaan lanjutan lewat tes PCR.

"RS tanggap (dengan gejala yang muncul) lalu melakukan pemeriksaan lanjutan dengan melakukan tes PCR. Dalam hitungan dua hari sudah diketahui hasilnya," kata Syahril.

18 Agustus 2022: Hasil tes PCR cacar monyet sudah diketahui, ternyata positif monkeypox. 

"Dan, tadi malam sudah diketahui positif terkonfirmasi (cacar monyet)," kata Syahril.

3 dari 3 halaman

Pasien dalam Keadaan Baik

Syahril menuturkan saat ini pasien dalam keadaan baik dengan gejala yang termasuk ringan.

Kini, pria 27 tahun itu tengah melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. Berbeda dengan COVID-19, pasien cacar monyet tidak memerlukan ruang isolasi bertekanan negatif.

“Memang sama-sama ruang isolasi tapi kalau COVID-19 kan harus bertekanan negatif, nah kalau cacar monyet tidak perlu bertekanan negatif ruang isolasinya.”

Selanjutnya, pelacakan kontak erat pun dilakukan guna menemukan kasus lain yang mungkin tertular dari kasus pertama ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.