Sukses

Diet Gluten Free, Cara Chef Marinka Atasi GERD

Selain diet bebas gluten, Chef Marinka pun memilih bahan makanan alami untuk konsumsi harian guna mengatasi GERD yang dideritanya.

Liputan6.com, Jakarta - Diet bebas gluten atau gluten free dipilih Chef Marinka guna mengatasi GERD yang dialaminya. Menurutnya, memilih bahan makanan yang ringan dicerna menjadi kunci dalam penanganan GERD.

"Memilih bahan makanan yang lebih ringan untuk dicerna dan tidak membuat lambung mudah terititasi adalah kunci," kata Chef Marinka, dilansir Antara.

Selain diet bebas gluten, pemilik nama lengkap Maria Irene Susanto itu pun memilih bahan makanan alami untuk konsumsi harian guna mengatasi GERD yang dideritanya.

Mengenai gluten dalam tepung, Marinka berpendapat, bahan tersebut bisa mengiritasi lambung jika dikonsumsi berlebihan.

"Apabila dikonsumsi terlalu berlebihan dapat mengiritasi lambung. Itu sebabnya aku berusaha untuk menghindari konsumsi gluten," ujarnya.

Jika dulu bahan makanan, terutama tepung yang bebas gluten agak sulit ditemukan, kini hal itu diakui Marinka tidak menjadi kendala lagi.

"Sekarang sebenarnya ini cukup gampang buat dapatkan tepung atau pun bahan makanna yang bebas gluten. Misalnya untuk tepung, itu aku ganti sama tepung Mocaf yang terbuat dari singkong," jelasnya.

Chef yang pernah menjadi juri Masterchef Indonesia itu mengaku gemar menggunakan tepung Mocaf bebas gluten, salah satunya merupakan produk lokal dari Ladang Lima.

Jenis tepung tersebut diketahui rendah indeks glikemik sehingga sangat direkomendasikan bagi diabetesi. Selain itu, tepung Mocaf pun mengandung serat, zat besi dan kalsium, serta tanpa proses pemutihan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

GERD, Ketika Asam Lambung Naik ke Kerongkongan

Gastroesophageal Reflux Disease atau yang familiar dengan sebuta GERD merupakan penyakit yang berkaitan asam lambung tinggi.

Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastro Entero Hepatologi, dr Rabbinu Rangga Pribadi mengungkapkan bahwa kondisi tersebut berawal dari katup yang longgar pada lambung.

"Jadi, GERD itu asam lambung naik ke kerongkongan. Kita tahu tempat sebenarnya asam lambung itu kan di lambung, enggak boleh ke mana-mana," ujar Abi dalam live streaming bersama Liputan6.com dan EMC Healthcare pada Senin sore, 21 Maret 2022.

"Nah, yang bisa membuat dia (asam lambung) naik itu karena katupnya longgar. Jadi, kalau secara kedokteran, antara kerongkongan dan lambung itu kayak ada pintu disebutnya lower esophageal sphincter atau gampangnya katup," dia menambahkan.

 

3 dari 4 halaman

Penyebab Katup Lambung Longgar

Abi, menjelaskan, usai seseorang makan, katup di lambung seharusnya tertutup kembali. Namun, pada pasien GERD, katup tersebut terbuka sehingga menyebabkan asam lambung bisa naik hingga ke kerongkongan.

"Pertanyaannya, kenapa kok bisa longgar? Itu banyak sebab, bisa karena obesitas, kegendutan. Bisa karena makanan asam, pedas. Bisa karena merokok," kata Abi.

Hal-hal tersebutlah yang berkontribusi dalam membuat katup pada lambung longgar. Itulah mengapa seringkali beberapa pasien GERD diminta untuk mengatur dengan baik asupan yang masuk ke tubuh.

Meski begitu, Abi menjelaskan bahwa tidak menutup kemungkinan GERD juga disebabkan oleh faktor medis lainnya. Namun biasanya kasus tersebut jarang terjadi.

"Tapi itu agak sulit, agak jarang. Paling seringnya karena faktor makanan, kebiasaan merokok. Termasuk obesitas karena penumpukan lemak di perut yang membuat tekanan perut lebih tinggi. Jadi buat katupnya terbuka," ujar Abi.

4 dari 4 halaman

Beda Maag dan GERD

Sama-sama berkaitan dengan lambung, kerap kali GERD dianggap sama dengan maag. Atau tak jarang pula keduanya sering dikaitkan satu sama lain. Padahal, keduanya berbeda. 

Abi mengungkapkan bahwa GERD merupakan kondisi dimana asam lambung naik sampai ke kerongkongan (refluks).

"Nah kalau sakit maag itu yang orang-orang suka bilang itu sakit lambung, yang kalau di istilah medisnya dispepsia," ujar Abi.

Kedua penyakit yang berhubungan dengan lambung ini juga dapat dibedakan berdasarkan gejala yang muncul. Abi menjelaskan, maag sendiri biasanya memiliki keluhan seperti nyeri ulu hati, mual, kembung, atau muntah.

"Kalau GERD itu lebih ke dadanya panas atau istilahnya heartburn dan mulut terasa asam. Jadi memang beda sekali, cuma suka ketuker-tuker," kata Abi.

"Memang berbeda sekali antara GERD dan sakit maag. Walaupun dua-duanya memang karena asam lambung, jadi beda lokasi," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini