Sukses

Tak Ada Ledakan Corona, Puncak COVID-19 Bakal Terjadi atau Tidak?

Walau terjadi kenaikan angka harian COVID-19, tidak terlihat adanya ledakan kasus.

Liputan6.com, Jakarta Walaupun terjadi penambahan angka harian COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir, perkembangan pandemi di Indonesia tidak terlihat adanya ledakan kasus yang naik hingga belasan ribu kasus baru per hari. Lantas, apakah puncak COVID-19 di Indonesia akan terjadi atau kasus makin melandai?

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito memaparkan penambahan kasus positif COVID-19. Angka harian COVID-19 bertambah dikisaran 4.000 sampai 6.000 kasus.

Meski begitu, Wiku tidak menjawab secara pasti, apakah Indonesia akan mencapai puncak COVID-19 atau tidak. Terlebih, prediksi puncak COVID-19 akibat adanya varian Omicron BA.4 dan BA.5 sebelumnya sudah lewat pada Juli 2022, yang diperkirakan kasus harian bisa mencapai 20.000 per hari.

"Puncak penambahan angka kasus positif selama satu atau dua minggu sebelumnya mencapai kisaran 6.000-an -- kemudian mulai menurun di angka 4.000-an. Hal ini menunjukan pola ketahanan masyarakat terhadap virus," kata Wiku melalui keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Senin (15/8/2022).

"Kemudian ditambah imunitas masyarakat yang tinggi sebesar 98,5 persen."

Di sisi lain, masyarakat tetap diminta waspada walaupun kenaikan kasus COVID-19 tidak begitu signifikan terjadi ketimbang saat gelombang COVID-9 akibat varian Delta dan Omicron beberapa bulan lalu.

"Kita harus tetap berhati-hati. Masyarakat diharapkan terus melakukan pola hidup bersih dan sehat untuk menjaga diri dari tertularnya kasus," pesan Wiku.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Positivity Rate COVID-19 Naik

Berdasarkan Laporan Harian COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 13 Agustus 2022, kasus konfirmasi nasional 5.104, turun dari hari sebelumnya 6.091. Angka positivity rate 12,69 persen, naik dari hari sebelumnya 11,71 persen.

Positivity rate dalam 7 hari ke belakang sebesar 11,10 persen, naik dari hari sebelumnya 10,85 persen. Ada sepuluh provinsi dengan positivity rate tertinggi, antara lain:

  1. DKI Jakarta 24,62 persen
  2. Banten 18,52 persen
  3. Kalimantan Selatan 15,45 persen
  4. Kalimantan Tengah 14,85 persen
  5. Jawa Barat 12,88 persen
  6. Bali 11,17 persen
  7. Jawa Timur 8,31 persen
  8. DI Yogyakarta 7,71 persen
  9. Sulawesi Utara 7,24 persen
  10. Papua 7,04 persen

Kasus meninggal per 13 Agustus 2022 di angka 19, naik dari hari sebelumnya dengan 18 kematian. Jumlah orang yang dirawat di angka 4.305, naik dari hari sebelumnya 4.298. Rata-rata pasein yang dirawat selama 7 hari ke belakang adalah 4.200, naik dari hari sebelumnya (4.125).

Keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Ratio/BOR) nasional (6,68 persen), naik dari hari sebelumnya (6,67 persen). Kasus aktif 53.606, naik dari hari sebelumnya 53.576.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Varian BA.5 Mendominasi

Dari data persebaran varian Sars-CoV-2 penyebab COVID-19 di Indonesia sampai 12 Agustus 2022, dominasi varian Omicron secara umum dalam Juni - Juli 2022 terlihat menurun. Pada Juni, hampir 4.000 kasus terdeteksi varian Omicron, kemudian menurun dikisaran 2.000 kasus pada Juli 2022.

Dilihat dari rincian persebaran jenis varian COVID-19, ada lima menduduki persebaran tertinggi, antara lain:

  1. BA.5 4.781 kasus
  2. BA.1.131 3.556 kasus
  3. BA.1.1 2.077 kasus
  4. BA.2 1.399 kasus
  5. BA.2.3 1.254 kasus

Adapun persebaran varian BA.4 dan BA.5 dari data Kemenkes hingga per 12 Agustus 2022 secara rinci sebagai berikut:

BA.4

  1. DKI Jakarta 213
  2. Jawa Timur 36
  3. Jawa Barat 9
  4. Bali 53
  5. Riau 3
  6. Banten 6

BA.5

  1. DKI Jakarta 3.453
  2. Jawa Timur 610
  3. Jawa Barat 302
  4. Bali 246
  5. Riau 96
  6. Banten 29
  7. Kalimantan Barat 10
  8. Jawa Tengah 10
  9. Sumatera Utara 6
  10. Sumatera Barat 6
  11. Lampung 5
  12. Kalimantan Selatan 5
  13. Sulawesi Selatan 2
  14. Sumatera Selatan 1
4 dari 4 halaman

Perubahan Puncak COVID-19

Puncak kasus COVID-19 akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengalami perubahan. Walau begitu, ia belum memberikan penjelasan lebih lanjut di balik perubahan prediksi puncak COVID-19 tersebut.

"Ya, kita puncak COVID-19 kan berubah karena ada BA.4 dan BA.5. Sekarang kami lagi rekalibrasi -- proses verifikasi bahwa suatu akurasi sesuai dengan rancangannya -- seperti apa perkembangan selanjutnya," kata Budi Gunadi usai konferensi pers Peluncuran Buku Vaksinasi COVID-19 dan Diskusi Panel Evaluasi, Tantangan, dan Capaian Vaksinasi COVID-19 di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, ditulis Senin (15/8/2022).

"Ditanya kapan kira-kira prediksi (terbaru) puncaknya? Nanti diupdate (diperbarui) lagi (informasi) sama epidemiolog."

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kemungkinan puncak COVID-19 akibat varian Omicron, khususnya BA.5 sebagaimana disebut-sebut para ahli bisa terjadi di akhir Agustus 2022.

"Bisa saja akhir Agustus, bisa saja. Kita lihat perkembangannya nanti. Mudah-mudahan, enggak ada subvarian baru lagi," ujar Maxi kepada Health Liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.